welcome first queen.

140 8 0
                                    

Eropa.

nimas duduk di ruang tamu tengah menonton televisi tak lama pandangannya teralihkan dengan sosok gadis yang kini berjalan keluar dengan pakaian yang kekurangan bahan.

"sayang kamu mau kemana."ucap nimas menatap ke arah anak nya yang tak lain adalah zela.

"aku mau ke rumah teman ma, soalnya ada yang ulang tahun."ucap zela menatap ke arah nimas.

"apa kamu udah izin sama ayah kamu."ucap nimas yang mendapat anggukan oleh zela.

"udah ma, ya udah ma? kalo gitu zela pergi dulu ya bye."ucap nya dan berlalu pergi, nimas menatap punggung zela yang perlahan menghilang.

"kamu seperti bukan lah zela."Gumam pelan nimas ketika melihat putrinya itu.

"kenapa kamu."ucap Arsenal yang keluar dari arah dapur, nimas yang mendengar suara itu terkejut dan tersenyum menatap ke arah suaminya.

"ah, enggak mas aku hanya heran kenapa akhir-akhir ini sikap zela berbeda."ucap nimas menjelaskan.

"beda gimana, malahan aku suka dengan sikap nya yang sudah dewasa gak kaya azahra yang suka cari masalah."ucap Arsenal dan langsung berjalan ke arah kamar, nimas yang melihat itu menghela nafas.

"apa kamu menyembunyikan sesuatu dari ku mas, selama ini."ucap nimas dalam hati.

Jakarta.

di meja makan sudah ada terdiri dari beberapa remaja dan dua anggota keluarga yang terhormat, siapa lagi kalo bukan keluarga Abrahamovic dan juga Akbar. mereka sekarang lagi siap di meja makan untuk makan malam bersama dengan beralasan merayakan kembali nya Rafani dan azahra.

keluarga Akbar yang terdiri dari ceshen, Devi, Johan dan Leon mereka sudah menolak namun di paksa oleh Edward begitu juga dengan Giovan dan Akila yang ingin mengikuti Devi juga di paksa untuk tinggal di rumah mewah itu mau tak mau semua orang berkumpul lagi di meja makan.

"ayo semua nya makan."ucap Eliza yang di angguki yang lain nya.

di sini Edward dan Leon duduk berhadapan sama-sama di pojokan, ujung meja. sedangkan Wina dan suaminya di samping nya sudah ada Clara dan Akila sedangkan di seberang nya sudah ada Rafani di samping ceshen dan Devi di samping Giovan mereka makan dengan keadaan diam. tak lama kemudian mereka selesai dari acara makan-makan, namun karena tradisi tidak ada yang beranjak dari kursi setelah makan dan di sini lah mereka melanjutkan cerita-cerita.

"Edward apa kau akan ke Eropa."ucap Leon, Edward pun menatap nya.

"sepertinya tidak bukan kah dengan adanya aku di sana semua musuh mudah memusnahkan kita."ucap Edward yang di angguki oleh Leon..

"benar paman, sebaiknya kita tidak terkumpul. kita harus merecok musuh."ucap Abraham.

"kalian, kake minta tinggal lah di Jakarta Selama 3 Minggu."ucap Edward.

"mana bisa kakek, kita kan sekolah."ucap Akila menatap kekek nya Rafani.

"tentu bisa itu biar kakek yang urus."ucap Leon.

"cih,, mentang-mentang pemilik jadi seenaknya."cetus Devi, ya benar di keluarga Akbar hanya Devi lah yang paling berani dengan kakek nya ini.

"ehh,, cucu durhaka, bukan nya bagus kalian di kasih libur juga."ucap sinis Leon.

"emang kita di sini ngapain."ucap Akila.

"soo, terserah kalian."ucap Abraham menambahi. Devi dari tadi heran menatap Rafani yang terus diam iya pun kemudian menyenggol Rafani yang membuat nya tersentak.

"ye malah ngelamun."ucap Devi.

"iya kenapa."ucap Rafani menatap Devi.

"kita ngapain aja kalo di sini."ucap Devi, Rafani yang mendengar nya menatap semua orang yang kini menatap nya terkecuali ceshen.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang