Langkah kaki cepat itu menyelusuri setiap lorong yang ada di sebuah club, tatapan nya menyelusuri setiap ruangan yang ada di sana, dengan wajah yang di banjiri keringat dan sorot mata cemas, langkah kaki itu terus berlari tanpa lelah.
"Stopp, di sana."
"Yang mana bangst."
"Sebelah kiri."
Dengan detak jantung yang kini berpacu cepat, sosok laki-laki itu menendang sekuat tenaga. pintu berwarna coklat itu, sehingga kini terbuka secara kasar.
Brakkkk...
Aryo, laki-laki itu kini menatap kaku ke arah sosok laki-laki yang biasanya bringas, kini tengah berada di atas tubuh seseorang gadis, yang kini sudah menangis kencang.
"Gue ambil alih."
"Gue minta jangan lukai dia."
"Nyawa dia di tangan gue! Lo gak usah ngatur."
Tutt...
"ARGHHHH. Bangsat! bangst." Triak Aryo yang kini melangkah lebar ke arah sosok laki-laki di hadapannya.
"Jony, sadar gak Lo! anjing."
Bguhhhh...
Bguhhhh....
Bguhhhh...
Beberapa pukulan Aryo layangan di wajah laki-laki itu guna melumpuhkan rasa marahnya, iya menarik selimut yang ada di sana dan menutupi tubuh gadis di hadapannya yang kini sudah jatuh pingsan, dengan wajah yang sembab. melihat hal itu membuat Aryo memejamkan matanya, dengan kasar laki-laki itu meraih sebuah jarum suntik yang kini sudah ada cairan berwarna putih dan langsung berjalan ke arah Jony yang kini masih dalam keadaan linglung.
"Gue benci sama Lo Jon, gara-gara Lo! Argghhhhh, gara-gara Lo dia jadi korbannya? gara-gara Lo! gue gak bisa menyelamatkan dia, dasar brengsek arghhhh."
Jlebbb...
"Arghhhh."triak Jony yang kini memegang pahanya yang menjadi sasaran belati milik Aryo, Aryo yang melihat itu langsung menyuntikan sesuatu di leher laki-laki itu, membuat Jony jatuh pingsan.
Brukkk....
Seperti orang yang ketakutan, Aryo terduduk di lantai dengan keadaan bergetar, dengan tangan yang kini meremas rambutnya kuat, iya merosot kebelakang dengan mata yang memerah.
"Gue harus apa sekarang, arghhhh! Rafa maafin gue. Kali ini gue benar-benar gak bisa bantu Lo."lirih Aryo yang kini memukul keras kepala nya.
____________.Jika di tempat Aryo, yang kini laki-laki itu tengah frustasi. berbeda di kediaman keluarga Abraham, yang kini benar-benar di buat heboh akan hilangnya gadis itu secara tiba-tiba. Membuat semua orang panik, di rumah megah itu Sudah berkumpul delapan kelurga yang kini menampilkan wajah yang sangat pias dan serius. membuat siapa aja tidak bisa menganggu mereka. Delapan laptop kini sudah berada di hadapan mereka masing-masing, dengan tangan yang terus bergerak di atas papan keyboard, begitu juga dengan giovan dan Dila yang kini tengah memandu anggota dark Deon untuk mencari di mana letak terakhir GPS seseorang yang membuat mereka kalang kabut.
Sisi, perempuan itu dari tadi diam menatap kosong ke arah depan. entah apa yang di pikiran gadis itu, terlihat jelas sorot mata takut di mata gadis itu, sampai di mana....
"Mereka akan bergerak."
Gadis itu memejamkan matanya dengan menghela nafas pelan, iya menatap sekitar yang kini tengah terpuruk akan keadaan dan tengah fokus akan kerjaan masing-masing. membuat gadis itu perlahan pergi dengan langkah pelan, Untuk menuju ke salah satu ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafani Azahra (End).
Teen Fictiondi larang menjiplak dalam karya orang lain, kita punya kelebihan masing-masing asal bisa berfikir luas maka pasti akan ada dorongan motivasi dalam membuat karya. ohhhh,,, ayolah menulis dan memikirkan alur tidak lah segampang itu, kita harus rela ti...