Kini di ruang keluarga Abraham, benar-benar riuh akan kenyataan yang selama ini tidak semua orang tau. Aryo, iya kini duduk di antara anggota dark Deon lebih tepatnya samping Zidan yang benar-benar tidak menyangka jika tangan kanan vorges itu adalah kembaran nya Rafani, queen nya vorges.
"Gue seneng Lo selamat."ucap Aryo membuat Zidan tersenyum kecil.
"Percuma gue selamat, pada akhirnya gue kehilangan moki."lirih Aryo membuat semua orang terdiam mendengar hal itu.
"Aku benar-benar tidak tau, jika Gibran itu adalah anak kamu."ucap Abraham membuat Gilang terdiam.
"Ada apa."bingung laki-laki itu ketika melihat Gilang tiba-tiba diam, Gilang menggeleng tatapannya kini menatap tajam ke arah Gibran yang tengah membicarakan sesuatu bersama velia.
"GIBRAN." Bentakkan Gilang membuat semua orang terkejut, laki-laki itu menatap ke arah sang anak tajam.
"Jelaskan sama ayah gibran, kenapa kamu mencincang tubuh anak itu dan membuangnya di peternakan buaya, gara-gara itu kamu harus melepaskan cita-cita kamu selama ini."sentak Gilang membuat mereka terkejut bukan main.
"Lo." Velia menatap tak percaya ke arah Gibran yang kini menatap nya dengan menghela nafas.
Iya berdiri, membuat sisi, Bianca, Giovan dan Aryo ikut berdiri, mereka semua menatap ke arah empat orang itu dengan tatapan Bingung, kenapa mereka sangat kompak layaknya sedang melakukan sebuah kompetisi.
"Wehhh, ada apa ini! Kalian-."bingung Aryan menatap ke arah empat orang itu dengan tatapan tanda tanya.
"Dia pantas mendapatkan nya om."sela sisi, dengan kilatan amarah, terlihat jika dada perempuan itu naik nurun dengan tangan terkepal.
"Dia pantas mati."tutur Gibran santai, menatap orang-orang di sekitar nya dengan tatapan datar.
Mereka semua benar-benar di buat bingung akan hal ini, ceshen laki-laki itu bangkit menatap tajam ke arah mereka dengan tatapan menuntut.
"Jelaskan."tekan laki-laki itu dengan intonasi dingin.
"Kita semua punya peran masing-masing."ucap giovan, membuat ceshen menatap ke arahnya.
"Peran pertama."ucap Zidan yang ikut menginterogasi keempat orang itu, membuat semua orang diam mendengarkan.
"Tubuh yang gue cincang, adalah tubuh Vero."
Brakkkk...
"APA-APAAN KAMU GIBRAN."triak Abraham murka menatap tajam ke arah Gibran.
"Dan yang bunuh Vero adalah gue."sakras sisi menatap tajam Abraham membuat Abraham mengepalkan tangannya kuat ketika melihat tatapan benci gadis itu, sekan-akan iya tidak terima jika ada yang membela Vero.
"Kamu lupa dia kembaran Velia, dan Abang nya Rafani."tekan Abraham.
"Dan saya tidak lupa jika dia adalah orang yang akan mencelakai keluarga anda."tekan sisi membuat mereka terdiam menatap nya bingung, mereka terdiam seolah-olah menunggu kelanjutan gadis itu, namun sisi terlihat enggan untuk menjelaskan nya.
"Maaf tuan, saya yang membiarkan nona Rafani untuk pergi."
"GIOVAN."teriakkan melengking dari Edward membuat mereka terdiam kaku, begitu juga Giovan yang kini hanya bisa merunduk.
"Ka-."
"Dan aku yang membiarkan dia sendiri di gubuk itu."
Brukkkkkk...
Wina terduduk di lantai dengan tubuh lemas, apa-apaan ini kenapa semuanya menjadi seperti ini. Baru aja kenyataan akan Aryo terungkap dan sekarang laki-laki itu adalah penyebab semua nya, ceshen laki-laki itu menatap penuh amarah ke arah Aryo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafani Azahra (End).
Teen Fictiondi larang menjiplak dalam karya orang lain, kita punya kelebihan masing-masing asal bisa berfikir luas maka pasti akan ada dorongan motivasi dalam membuat karya. ohhhh,,, ayolah menulis dan memikirkan alur tidak lah segampang itu, kita harus rela ti...