area balapan.

154 6 0
                                    

Pukul 21:55, Rafani keluar dari mobilnya dengan raut wajah masam, iya menatap ke arah mobil Azahra yang kini mogok.

"Gak pernah di servis nih benda mati."ucap Rafani yang kini menatap ke arah sekitar yang terlihat sepi. Gadis itu merogoh saku Hoodie nya dan meraih ponselnya, iya mengetik sesuatu di ponsel nya.

Brumm....

Rafani mendongakkan kepalanya menatap ke arah mobil sport yang kini berhenti di depan nya, iya menatap mobil itu dengan alis terangkat heran.

"Kenapa."

Suara datar dengan sorot mata tajam itu mendominasi di suasana dingin malam ini, Rafani iya menegakkan tubuhnya menatap sekilas ke arah sekitar.

"Mogok."

"Apanya."

"Mesinnya."

"Tumpangan."

"Gak."

"Sering terjadi pelecehan di sini."

Rafani menatap laki-laki di hadapannya dengan alis terangkat, iya terdiam dengan otak yang kini berfikir.

"Pergi Lo."usir Rafani menatap datar laki-laki di hadapannya yang kini menatap nya dengan bersedekap dada.

"Ikut gue."

Tinggg..

Rafani menatap notifikasi di ponsel nya, pertanda pesan masuk, iya menyengit kala membaca pesan itu dan tak lama mendengus kasar.

"Gue di lokasi sekarang, gak bisa antar motor."

"Anggota lain."

"Cuma gue sama Jony yang kosong, yang lain pada isi."

"Jony aj."

"No, Jony ikut area."

"Sialan."batin Rafani yang kini menghela nafas panjang.

Tatapan Rafani beralih menatap ke arah laki-laki di hadapannya, yang masih setia menatap nya dengan tatapan datar.

"Kemana." Ucap Rafani menatap ke arah ceshen.

Ya, laki-laki yang tadi memberhentikan mobil di hadapan Rafani, yang tak lain adalah ceshen si most wattpad nya purnama, pemilik wajah dingin dan beku. Laki-laki itu menatap Rafani di hadapannya dengan alis terangkat.

"Apanya."

"Lo nawarin gue tadi."

"Gak jadi."

Rafani menatap masam ke arah ceshen, iya memasukkan tangannya ke dalam kantong Hoodie nya.

"Lo habis ngapain, bau amis." Tutur ceshen datar, membuat Rafani terdiam menatap nya dengan sorot mata dingin.

"Bukan urusan Lo."sakras, Rafani yang kini memilih melangkahkan kakinya di jalanan yang gelap. Ceshen yang melihat itu, tanpa dosa menarik kerah Hoodie Rafani yang membuat Rafani menjijitkan kakinya, seraya berjalan mundur.

"Ishh,, lepasin Cen."kesal Rafani yang kini memukul pergelangan tangan ceshen.

"Masuk."titah ceshen yang kini sudah membuka pintu mobilnya.

"Entar bau mobil Lo."ucap Rafani dengan mendelik.

"Masuk."

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang