penjelasan.

159 5 1
                                    

BYURRRR...

Rafani terlonjak kaget, di kala siraman air itu mengenai wajahnya. membuat nya lemas karena air masuk dari hidung, dengan tubuh yang sudah Basah kuyup. iya menatap tajam sang pelaku namun setelahnya wajahnya menjadi datar di kala melihat Arsenal lah yang melakukannya.

"sini kamu."sentak Arsenal seraya menarik kasar tangan Rafani, membuat Rafani terhuyung.

"Lepasin." Berontak Rafani namun tak di perdulikan Arsenal.

Arsenal membawa Rafani ke arah ruang gym dengan tega iya mendorong tubuh Rafani ke lantai dengan kasar.

brakkkk..

"Sehhh,, sakit."lirih Rafani yang gak sengaja kepalanya terhantuk lantai.

"ANAK KURANG AJAR KAMU." Bentak Arsenal membuat Rafani menatap ke arahnya.

"Maksud ayah apa."

"Jangan sebut saya ayah, saya jijik di sebut ayah sama anak sialan seperti kamu."

Yutttt...

Seakan-akan jiwa dan tubuhnya sudah menyatu sempurna, Rafani masih bisa merasakan sakit atas ucapan yang di ucapkan Arsenal, seumur hidup, dia sama sekali tidak pernah mendengar hal itu dari mulut Abraham.

"Aya-."

Plakkkk...

"Anak murahan, SAYA TIDAK PERNAH MENGAJARKAN KAMU MENJADI JALANG! AZAHRA."Rafani terdiam mendengar bentakan Arsenal, tanpa sadar kini matanya memanas menatap ke arah Arsenal, dengan tatapan terluka.

"Aku tidak melak-."

Plakkkk...

Bughhh..

Bguhhh..

"Akhhhhh." Rafani meringis kala kaki Arsenal menendang kuat perut nya, Arsenal menarik kuat rambut Rafani membuat sang empunya kesakitan, dengan tanpa perasaan Arsenal mendorong tubuh Rafani sehingga Rafani jatuh di Rowing machine salah satu alat gym, dengan kondisi kepala yang gak sengaja terjedot di salah satu bagian yang lancip membuat darah segar keluar dari kening nya

Prangggg....

Tepat suara itu menggema mengenai kepala nya, telapak tangan Rafani jatuh dengan bebasnya ke lantai dengan tubuh yang lunglai, mata senyunya menatap miniatur kecil yang tadi sengaja di lemparkan oleh Arsenal ke arahnya.

"Jangan bikin saya malu kamu."

"Malam tadi, apa yang kamu lakukan hah? Pulang tengah malam? kamu itu perempuan, BERAPA YANG KAMU DAPAT MALAM TADI."sentak Arsenal yang mendapat gelengan pelan dari Rafani.

Srekkkkkk..

"Akhhhhh, sa-sakit."lirih Rafani di kala rambut nya di tarik paksa oleh Arsenal membuat wajahnya mendongak ke atas, menatap wajah marah Arsenal, yang menatap nya dengan tatapan benci. Rafani yang melihat itu tertegun' sebenci itu kah, pikir nya'.

"Kamu lihat ini."ucap Arsenal mengarahkan ponselnya ke arah Rafani.

Rafani terdiam menatap sebuah tayangan video di ponsel itu, di mana memperlihatkan sosok gadis yang tengah memasuki area club' malam, sedetik kemudian iya di buat terkejut kala video itu teryata video yang sangat mirip dengannya yang keclub dan melakukan hal tak senonoh.

"Sial, siapa yang jebak gue? Bangst."batin Rafani, yang kini mengepalkan tangannya kuat.

"Malam tadi, kamu pulang malam, dan saya liat kamu di antar sama seseorang, apa dia teman ranjang kamu malam tadi hah."bentak Arsenal menatap tajam Rafani.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang