amukan Rafani.

93 5 0
                                    

Kiran terus berlari, menyelusuri koridor angkatan kelas 12, iya beberapa kali tak sengaja menubruk siswa lain membuat nya merasa bersalah.

Brukkk..

"Sial, jalan pake mata."

"Maaf kak, aku buru-buru."

Karena berlari sambil menoleh ke belakang, Kiran tidak sadar jika di hadapannya ada seseorang yang berdiri menatap nya dengan heran Samapi di mana...

Brukkkk...

"BANGSAT, pantat gue."

"Ehhh."

Krian terjonlak kaget kala mendengar suara melengking itu, iya menoleh cepat dan mendapati sisi yang kini sudah meringis di lantai dengan tangan yang memegang bokong nya, Kiran yang melihat itu meringis dan membantu gadis itu.

"Maaf kak, Kiran gak liat."ucap Kiran merasa bersalah.

"Ya, iyalah Lo gak liat, orang kaki Lo gerak! kepala Lo ketinggalan di belakang."cetus sisi yang kini memegang pinggang nya yang terasa nyeri.

"Maaf kak."cicit nya.

"Lo kenapa lari gitu."

Teringat akan tujuan nya, membuat Kiran menatap ke arah sisi dengan mata membalak.

"Kak, tolongin Clara, dia di bully sama kak zela di kantin."

Mendengar ucapan Kiran membuat sisi terkejut bukan main, gadis itu merogoh sakunya mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu.

"Bangsat."umpat nya yang kini berlari ke arah kantin, yang di susul Kiran.

"Lo habis hari ini zel."batin sisi yang kini berusaha mendorong siswa lain yang menghalangi langkah nya, bodo amat sama umpatan mereka.

Rooftop.

Cklekk..

Di rooftop, saat ini anggota dark Deon kompak terdiam kala mendapati tiga siswi yang kini berada di sana, dengan dua di antaranya tengah tertidur. Tatapan mereka menyorot datar ke arah ujung tembok yang memperlihatkan satu siswi yang tengah merokok santai dengan beberapa batang rokok yang sudah habis berserakan di lantai.

"Gak usah ngajak adik gue nakal Lo."Suara sakras dari Tian membuat kedua gadis yang tengah tertidur tadi kini terbangun, mereka bertiga menoleh menatap ke arah anggota dark Deon yang kini sudah menatap mereka tajam. Tian berjalan mendekat dan menarik akila, membuat gadis itu berdiri dalam keadaan linglung.

"Sial, Lo mau apa hah?."bentak akila menyentak tangan nya membuat Tian menatap nya terkejut.

Tian menarik tubuh adiknya, dan mengarahkannya ke arah Rafani membuat akila dan Devi terlompat kaget akibat melihat gadis itu yang kini tengah merokok dengan santai, di lantai sudah banyak sisa-sisa rokok yang sudah habis.

"Ra, Lo candu."pekik Devi, yang tidak di hiraukan Rafani.

"Lo tadi bilang kan, Ra kalo ada masalah bilang gak gini."lirih akila yang terlihat frustasi, akibat Rafani sangat berimbang balik dengan Azahra yang mudah menceritakan masalah nya.

Ceshen mendekat ke arah Rafani, dan merampas rokok di tangan gadis itu membuat Rafani menatapnya datar. Tatapan laki-laki itu menyorot tajam di Retina gadis di hadapannya, yang kini memperlihatkan tatapan kosong membuat ceshen sedikit menatap nya dengan alis terangkat. Tanpa sadar tatapan nya jatuh ke arah leher gadis itu yang kini tertutup oleh hansaplast.

"Emang sampai luka."batin ceshen menatap bingung ke arah Rafani.

Tangan ceshen bergerak membuka hansaplast di leher Rafani, Rafani yang melihat itu menyentak tangan ceshen, membuat perkelahian adu tangan terjadi sampai beberapa saat, ceshen berhasil membalik tubuh Rafani dengan tangan gadis itu yang berada di belakang.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang