tidak sesuai keadaan.

86 4 0
                                    

di rumah besar Abraham sudah terkumpul banyaknya orang-orang yang menjadikan tempat itu seperti panti jompo dadakan. Rafani dan ceshen di bawa ke rumah besar Abraham dengan menyewa beberapa Dokter di rumah sakit keluarga Akbar yang terus memantau ceshen dan Rafani. ceshen dan Rafani di tempat kan di ruangan yang sama biar mudah untuk mengecek mereka yang tentu nya, jika di bawa kerumah sakit. Kecil kemungkinan keberadaan mereka di ketahui oleh anggota Arsenal. Edward, Leon dan juga Abraham sempat bertengkar supaya ceshen dan Rafani di bawa ke rumah sakit. namun mereka tetap memilih untuk membawa kerumah Abraham dengan campur tangan aldevero galvano Abraham tentu nya.

ya saat semua insiden itu terjadi di mana mereka semua berkumpul setelah satu hari menemukan Rafani, ceshen dan yang lainnya. Abimana menjalankan tugas nya untuk memberitahukan ke putranya siapa jati dirinya sebenarnya. tentu saja hal itu sempat ada salah paham dan perkelahian namun kembali tenang di saat sisi yang jadi nasehat semua orang karena memang bukti semua nya ada padanya. satu rumah yang terdiri dari delapan keluarga itu berkumpul memenuhi ruang tamu, karena Edward melarang semuanya untuk pulang ke rumah masing-masing. takut akan Arsenal bertindak dan mereka belum ada persiapan yang membuat mereka tetap menetap di sana bahkan sekolah aja di tutup langsung oleh Leon yang memang memiliki beberapa sekolah di negara ini, anjirrr apa hubungannya sama sekolahan ege.. author nya ngedi-ngedi bilang aja mau libur.

Velia dan Vero sempat terkejut di mana Vero satu universitas dengan nya, namun siapa sangka sosok itu adalah kembaran nya. Atau lebih di kenal mereka Kaka adik. kalung yang semula ada di sisi kini sudah di kembalikan ke Vero dan iya menjadi anak sekaligus cucu di keluarga Abrahamovic. di sana kericuhan tidak bisa di hindari di mana ada beberapa anak kecil dan di penuhi akan anak dewasa, di rumah besar kelurga Abraham itu kini sudah ada terdiri dari keluarga, Abrahamovic, keluarga besar Akbar, Samuel, Abimana, Taristan, Dafit, Herman, Hendra, dan juga ada sekretaris Rafani.

"apaan sih, kak Vero siniin itu pena nya."triak sisi yang kini menggebuki aldevero, Velia yang melihat tingkah kembaran nya hanya menghela nafas dan kembali fokus dengan Dila. Bukan dia tidak perduli hanya aja semuanya terlalu kebetulan dan itu sangat membuat nya canggung terhadap kembaran nya sendiri.

Sudah satu Minggu mereka berkumpul, membuat mereka serasa akrab. Dengan tiap hari bercerita dan sebagainya membuat hubungan mereka yang tadinya hancur beratkan perlahan kembali membalik.

"iya iya, adohhh si sakit goblok."triak Vero ya meringis karena di gebuki oleh tangan beringas sisi.

"makanya jangan rese deh kak."ucap sisi masa bodo.

"CK, jodoh entar baru tau rasa."ucap Zidan yang melongos menatap sisi dan Vero yang dari kemaren selalu baku hantam.

"apaan sih bang."ucap sisi mendelik.

"eh,, Rafani sama ceshen kapan sadar nya sih, gue kangen bareng ceshen"tutur fatan membuat semua orang yang di sana terdiam menatap lantai dua, serempak. Berharap di sana sudah ada berdiri dua sosok pahlawan.

"gue kangen Rafani hiks hiks."ucap Devi yang mulai memasang wajah sedih yang di ikuti oleh Akila.

"eh, tapi ngomong-ngomong ya, kemaren Rafani keren banget sumpah ngelawan sendiri lagi."ucap tilo mencairkan suasana.

"ho'oh, jago bener malah main pisau nya jadi pengen belajar gue beneran."ucap Tian tanpa sadar.

"Lo bener, Rafani lebih lihai dalam senjata berupa pisau dari pada pistol atau bela diri, karena dia lah satu-satunya orang yang ahli dalam senjata."ucap Zidan yang di angguki oleh yang lain.

"keren banget tau! apa lagi waktu liat dia menang tapi masih berdiri behhhh sumpah keren, aaaaa! Idola gue tuh."ucap Akila membuat semua menatap nya sinis.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang