selesai.

180 3 0
                                    

"ayah! Velia sama Abang mau ikut jenguk adik kembar."

"Bukan Abang ayah, velia yang minta dan paksa Abang."

"Ishhh, kan Abang yang suruh tadi! Ko malah velia yang kena."

"Udah, kalian jangan berantem? Di rumah aja ya! Hari ini kan mama sama adik kembar pulang."

"Biar kalian sama opa sama Oma aja, ya bikin kejutan buat adik kembar."

"Boleh."

"Yey, kejutan."
___________.

"Abang, velia mau ketemu mama sama ayah juga adik kembar."

"Velia gak mau di rumah om Arsenal Abang."

"Ishhh,, kamu diem Lia! Abang juga gak mau tapi kan, kata om Arsenal mama sedang sakit."

"Ayoo, ketemu mama sama ayah."

"Wahhhh,, mama sama ayah udah pulang."

"Kenapa Abang pergi sendiri, kenapa Velia Abang tinggal.
_____________.

"Abang sejati adalah."

"Dia yang gak bikin adik-adiknya nangis."

"Dia yang gak bikin kecewa mama sama ayahnya."

"Dia yang akan jadi ayah kedua buat ratu di rumah."

"Good grandpa's grandson."
_________.

"Abang aldev kan udah besar."

"Iya ma."

"Mau janji sama, mama sayang."

"Kata ayah, jika laki-laki udah janji maka harus di tepati, terkecuali jika dia belum siap! Aldev siap mah."

"Yakin kamu bisa sayang."

"Grandpa kan kuat, ayah juga kuat aldev harus kuat kaya mereka."

"Hahaha, kamu terbaik bang."

"Mama mau, aldev janji apa ma."

"Jaga adik-adiknya kamu ya sayang."

"Aldev janji, bakal jaga adik-adiknya aldev dan mama."

"No boy, cukup adik-adik kamu, mama urusan ayah."

"Ayah Mulu, aldev juga mau jaga mama."

"Sudah-sudah kalian berhak jaga mama! paham Hem."
___________.

"Wahhh adik nya imut ya bang."

"Hem, tapi Abang suka adik Fani."

"Kenapa Kan adik ahra lebih tembem kek roti."

"Makanan Mulu."
___________.

"Ikut lah mereka aldev, di sana kamu akan bertemu dengan mereka! Dengan orang tua kamu."

"Kenapa aldev harus tinggal kan velia om."

"Biar adik kamu, om yang anter besok.

"Ahh,, baik om."
___________.

"Hah, hah."

"Sehhh."

Sosok laki-laki kini terduduk di ranjangnya dengan dada yang naik turun, iya mengusap kasar wajah yang kini penuh akan keringat! Tangan nya terangkat ketika merasa nyeri di kepalanya, iya terdiam ketika ingatan dari masa kecilnya terputar sempurna sampai di mana iya di bawa ke dalam ruang laboratorium. dengan beberapa orang yang tengah meletakkan beberapa alat di kepalanya, membuat nya lagi-lagi meringis ketika ingatan bersama keluarganya dulu terputar dengan sempurna.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang