Cahaya kini mulai muncul, memberi celah untuk menyinari hutan rimbun. ceshen perlahan mengerjapkan matanya ketika merasakan cahaya yang mengenai matanya. iya sekilas mengucek matanya perlahan. menatapnya menatap ke arah bawah di mana ada sosok gadis yang kini masih tertidur di sana dengan tangan yang menggenggam kuat kaos nya erat.
"Ra? bangun udah pagi ini."ucap ceshen menatap Rafani yang sama sekali tidak terganggu. ceshen menepuk pelan pipi Rafani untuk membangunkan gadis itu namun sedetik kemudian iya tersentak mendapati suhu tubuh Rafani hangat, membuat nya panik.
"Ra, Lo ko panas! Lo demam."panik ceshen yang langsung menangkup wajah Rafani.
"CK, apa sih sen ganggu aja Lo, gue cuma pusing."kesel Rafani dan menepis tangan ceshen.
"pusing, tapi pipi Lo panas Ra nih, nih liat kening Lo aja panas mana banyak keringat lagi."ucap ceshen yang kini mengusap kening Rafani. Gadis itu perlahan membuka matanya dan menatap sekeliling sambil berdecak.
"CK, kita harus pergi dari sini sen."ucap Rafani yang kini menatap sekeliling yang sepi. ceshen yang masih cemas dengan memegang kening Rafani pun mendongak menatap sekeliling.
"ya udah kita pergi sekarang."ucap ceshen yang di angguki oleh Rafani.
kini mereka pun berjalan menelusuri jalan setapak untuk mencapai perbatasan yang di perkirakan 2 jam lagi akan sampai. Namun di tengah-tengah kesunyian mereka dikejutkan ketika mendapati teriakan orang-orang serontak membuat kedua remaja itu menatap ke arah belakang yang kini sudah ada lima orang mengejar mereka yang membuat ceshen dan Rafani mengumpat.
"WOYYYY, BERHENTI KALIAN."triak mereka sambil berlari.
"shitttttt, sial kita ketahuan."ucap ceshen yang kini menarik tangan rafani untuk berlari, lagi-lagi mereka berlari menghindari kejaran anak buah Arsenal. ceshen dan Rafani terus berlari sesekali menatap ke arah belakang untuk memastikan orang itu udah dekat atau jauh. Rafani iya sedari tadi berlari dengan kepala yang mulai pusing namun iya Terus memaksakan berlari dengan memegang kuat tangan ceshen. ceshen menatap tangan nya dan beralih menatap ke arah rafani yang kini wajah nya terlihat pucat.
"Lo gak papa Ra."ucap ceshen yang mendapatkan anggukan dari gadis itu.
"WOYYYY BERHENTI KALIAN."
"BERHENTI ATAU SAYA TEMBAK."
Dorrrrr.
"akhhhh..."
"RAFANI."triak ceshen yang terkejut menatap Rafani yang kini sudah merintih kesakitan memegang lengan nya yang tertembak, ceshen yang melihat itu panik.
"Ra Lo gak papa."ucap ceshen yang cemas menatap tangan Rafani yang mengeluarkan banyak darah.
"gue gak papa cen, mending Lo kabur cepat! sekitar setengah jam lagi perbatasan. gue harap Dila dan yang lain masih ada di sana."ucap Rafani menahan ringisan, iya mendorong tubuh ceshen dengan wajah menatap ke arah belakang.
"Lo gila gak mungkin gue ninggalin Lo."ceshen menggeleng keras.
"Lo harus pergi, tinggalin gue cen, yang mereka incar gue? Jadi Lo harus pergi."
"Gue gak mau."
"Lo harus balik ceshen. cepatan gak usah perduliin gue."
"gue gak akan ninggalin Lo Ra! apa pun terjadi kita ketangkap bareng-bareng."ucap ceshen yang kini menyobek kain baju nya dan mengikat lengan Rafani yang terluka.
"gila Lo sen."Gumam Rafani yang gak di perdulikan ceshen.
"MAU KEMANA LAGI KALIAN."
ceshen dan Rafani tersentak melihat kini lima orang itu sudah ada yang mengepung mereka, ceshen yang melihat itu mengepalkan tangan nya dengan sorot mata tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafani Azahra (End).
Teen Fictiondi larang menjiplak dalam karya orang lain, kita punya kelebihan masing-masing asal bisa berfikir luas maka pasti akan ada dorongan motivasi dalam membuat karya. ohhhh,,, ayolah menulis dan memikirkan alur tidak lah segampang itu, kita harus rela ti...