Chapter 14 - I'll Take Care of You

550 279 136
                                    

Kapan ya terakhir kali jantungnya berdebar hebat seperti ini, Yerin tidak ingat, atau mungkin tidak pernah. Tapi pemuda di hadapannya ini dengan mudah bisa membuat Yerin seperti ini. Dia jadi takut kalau tiba-tiba organnya itu akan berhenti dan membuat dia mati konyol seketika. Apalagi setelah mengatakan akan selalu ada di sisi pemuda itu dan menemukan Soobin diam saja menatapnya.

Yerin memalingkan wajah. Mengatur napas agar detakan itu bisa kembali normal. Belum juga menemukan suara apapun yang keluar dari mulut pemuda itu.

Bel masuk sudah berbunyi.

Yerin sekali lagi terlonjak. Ditambah dengan Soobin yang setelah sekian lama akhirnya berkata, "masuklah." Terlihat tak acuh. Dengan berkata seperti itu jelas-jelas Soobin berniat tidak akan masuk.

Jadi Yerin bertanya heran, "eh? Bagaimana denganmu?"

"Pergi saja," titahnya ketus.

Tentu saja hal itu membuat Yerin malah semakin enggan pergi. Bagaimana kalau pemuda itu tiba-tiba berbuat aneh. Melompat dari gedung misalnya. Duh, jangan sampai.

"Aku tidak akan masuk, kalau kau juga tidak masuk."

Perkataan Yerin itu dibalas Soobin dengan pelototan galak, menatap jengkel seakan dia adalah musuh yang paling tak Soobin sukai di dunia.

Yerin jadi takut dan mundur. Meskipun khawatir, dia terpaksa pergi dari sana. Soobin sudah terlihat marah sekali, Yerin tidak ingin menggangunya lebih lama lagi dan membuat pemuda itu mengamuk lebih parah nantinya.

***

December, 2016

Hari-hari berganti. Yerin menjalankan misinya untuk menemani Soobin dengan baik. Tidak benar-benar menemani sebenarnya, karena gadis itu masih belum berani menatap wajah Soobin. Yerin takut diamuk pemuda itu jika mengkonfrontasinya secara langsung.

Oleh sebab itu dia hanya akan memperhatikan Soobin dari belakang, menjaganya dari kejauhan.

Seperti saat ini, Yerin diam-diam memasukkan hotpack di bawah meja Soobin. Saat datang ke sekolah tadi, dia melihat pemuda itu menggosokkan kedua tangan, terlihat kedinginan, sepertinya dia tidak membawa penghangat tubuh bersamanya. Yerin berniat memberikan miliknya untuk Soobin.

Pemuda itu masih di luar sedang berbicara dengan seorang guru. Yerin buru-buru menulis catatan dan menyimpannya bersama hotpack itu. "Jangan sampai kedinginan."

Soobin masuk ke kelas, Yerin yang duduk di bangkunya langsung berpura-pura membaca buku, tapi sudut matanya tetap memperhatikan lelaki itu.

Soobin mengambil benda asing yang ada di bawah meja, menatap benda itu sebentar, lalu dia menoleh ke arah kiri pada gadis yang sedang sibuk membaca. Jelas saja Soobin tahu kalau benda itu berasal dari Yerin, gadis itu sudah melakukan hal seperti ini sejak mereka bicara tempo hari di atap gedung sekolah. Soobin tidak dapat menolak lagi, dia memasukkan benda tersebut ke dalam saku pakaiannya.

Sementara Yerin langsung tersenyum diam-diam. Dia senang sekali karena Soobin tidak pernah membuang apa pun yang dia berikan padanya.

Esoknya, Yerin menyimpan kotak bekal makanan di meja pemuda itu. Menyimpan catatan yang berisi, "ibuku yang membuatnya. Tolong dihabiskan."

Hari selanjutnya, dia membeli minuman ginseng, kembali menyimpan minuman itu di bawah meja Soobin. "Kudengar ginseng sangat bagus untuk kesehatan," catatnya.

Waktu berganti lagi, sekarang Yerin menyimpan botol kecil berisi vitamin. "Jangan sampai sakit."

Di lain hari, dia kembali memberikannya sebatang coklat. "Jangan lupa bahagia," pesan gadis itu.

Hopeless Shadow || TXT SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang