Chapter 44 - Wandering

233 76 50
                                    

Winter, 2017

Soobin tidak pernah tahu bagaimana proses selanjutnya yang akan dijalani manusia setelah mereka mencapai kematian. Kalau kata orang-orang, segala perbuatan yang telah dilakukan di dunia akan diperhitungkan, kemudian diputuskan apakah mereka masuk surga atau neraka.

Entah itu benar atau tidak, yang pasti Soobin tidak berekspektasi sedikit pun kalau dia malah akan bertemu dengan Choi Beomgyu lagi. Apalagi sekarang Soobin harus mendengar makhluk itu memojokkan dirinya karena sudah melanggar persyaratan.

"Sudah kubilang berkali-kali untuk jangan menunjukkan diri 'kan?!"

"Aku tidak menunjukkan diri."

"Bohong! Jelas-jelas kau melakukan pelanggaran. Aku tahu kau menghubungi dirimu sendiri. Itu sangat tidak diperbolehkan!"

"Apa salahnya? Kalau semua tidak diperbolehkan bagaimana caraku menyelamatkan dua orang itu?!"

"Pokoknya tidak boleh. Padahal kau hanya perlu menyelamatkan satu orang saja, kenapa serakah sekali sampai berusaha menyelamatkan dua orang!"

"Tapi semuanya sudah berhasil 'kan? Kau seharusnya tidak perlu mengungkit hal ini lagi."

"Tidak bisa. Kau mesti memilih satu. Karena kau sudah melanggar saat menyelamatkan gadis itu, sekarang gadis itu harus kembali keadaan semula."

"Choi Beomgyu!!!"

Soobin tidak bisa terus menahan amarah, lantas berteriak kesal pada lawan bicaranya. Membuat Beomgyu otomatis merengut takut. Apa maksudnya mau mengembalikan Yerin ke keadaan semula? Tidak boleh! Dia telah susah payah menyelamatkan gadis itu. Yerin tidak boleh celaka lagi.

Tadinya Soobin ingin lanjut mengajukan protes, sekalian mengeluarkan semua emosinya akibat Beomgyu yang telah berjanji akan menolong namun kemudian malah terus memutuskan seenak hati. Tapi niat itu dia urungkan saat melihat Beomgyu menunduk sedih. Entah kenapa dia malah merasa kasihan.

Sambil berusaha menenangkan diri, Soobin berbalik memunggungi Beomgyu, tidak ingin menatap wajah anak itu. "Kau sudah berjanji akan menolongku, kenapa sekarang malah seperti ini?" keluhnya.

"Tapi peraturan tetap peraturan. Kau tidak boleh melanggar," cicit Beomgyu. "Maaf tidak bisa menolongmu sepenuhnya."

Mendengar itu Soobin sadar, agaknya Beomgyu juga tidak punya pilihan. Lalu harus bagaimana? Soobin tidak mau membiarkan Yerin kembali seperti semula. Kalau harus mengorbankan satu orang lagi, rasanya sia-sia saja. 

Soobin kembali merasa putus asa. Rasa bersalahnya tidak akan hilang kalau hanya salah satu yang selamat. Kedua orang itu mesti terus hidup.

"Tidakkah kau punya cara lain untuk menyelamatkan keduanya? Aku akan melakukan apa pun yang kau inginkan asalkan kau membiarkan mereka berdua tetap hidup."

Soobin berbalik, tanpa sadar sudah mengeluarkan air mata lagi. Kemudian menunduk, berlutut di hadapan Beomgyu. "Kumohon, tolong aku sekali lagi. Tolong biarkan Yerin tetap selamat."

Beomgyu tidak mengucapkan apa-apa, dia hanya membiarkan Soobin menunduk seperti itu sambil terisak. Hingga beberapa waktu kemudian, helaan napas berat Beomgyu terdengar. "Aku sebenarnya sudah tidak boleh menolongmu. Tapi ada satu hal yang bisa kau lakukan." Beomgyu berkata ragu-ragu.

Mengetahui masih ada satu kesempatan lain, Soobin langsung mendongak. "Apa pun itu, akan kulakukan."

"Kau yakin? Kalau kali ini kau gagal, semuanya akan kembali seperti semula atau bahkan bisa lebih buruk."

"Aku akan berusaha sebaik mungkin. Jadi beritahu saja apa yang harus aku lakukan."

Beomgyu terlihat pasrah. Menghembuskan napas berat satu kali lagi, dia berujar, "baiklah." Lantas dia mendekat ke arah Soobin, ikut berlutut di bawah. "Aku tidak punya banyak waktu, kau harus menyelesaikannya sebelum waktuku habis."

Hopeless Shadow || TXT SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang