Chapter 67 - Unloosening

116 26 2
                                    

Summer, 2020

"Aku pulang."

Menutup pintu dan melepas sepatu, Soobin mengucapkan salam seperti itu kemudian berjalan masuk, menyapa Ibu yang tengah menantinya di ruang tamu sembari memegang sebuah buku.

Ibu menutup buku di tangannya, tersenyum hangat menatap Soobin. "Yongbin, kau sudah pulang?" Seakan baru diingatkan, wanita itu terkesiap dan langsung menyahut lagi, "ah, maksudku, Soobin, kau sudah pulang? Maaf, padahal Ibu sudah bilang akan mulai memanggilmu dengan nama asli kalau di rumah."

Soobin mendudukkan diri di sebelah Ibu, sambil menunjukan seulas senyum menggeleng membalas tuturan wanita tersebut, "tidak apa-apa, Bu. Kalau merasa masih kesusahan, panggil aku Yongbin saja. Toh semua orang juga tahunya begitu," ujarnya menenangkan. "Tak perlu meminta maaf. Lagi pula Beomgyu juga mengenalku sebagai Yongbin. Nanti anak itu malah kebingungan kalau mendengar namaku tiba-tiba berubah, dan menanyaimu banyak hal lagi seperti kemarin."

Ibu terkekeh pelan. "Kau benar. Banyak hal yang ingin Beomgyu ketahui akhir-akhir ini, dia sedang dalam fase menanyakan segala hal yang dia lihat dan dia dengar. Ibu sampai kewalahan menjawabnya."

Soobin ikut terkekeh. "Anak itu sekarang sudah tidur, ya?"

"Dia tidur lambat malam ini. Katanya ingin menunggumu pulang. Dia bermain sampai akhirnya kelelahan dan terlelap dengan sendirinya."

"Ibu harusnya ikut tidur juga." Soobin bilang begitu mengingat malam sudah beranjak larut. Namun wanita itu, seperti yang dia bilang pada Soobin tadi pagi, malah tetap menunggunya sampai pulang. Padahal kesehatannya sedang tidak baik.

"Ibu mau menyelesaikan bukunya dulu," dalihnya, menunjukkan buku yang dipegang. "Bagaimana acaranya hari ini?"

"Ya, begitulah. Banyak orang yang datang. Untung Ibu tidak ikut, soalnya akan sangat melelahkan, apalagi kalau harus membawa Beomgyu."

Soobin betul-betul bersyukur karena Ibu memutuskan untuk tidak pergi ke acara yang diadakan Kakek hari ini. Bukan semata hanya karena kesehatan wanita itu yang sedang buruk, tapi juga sebab seseorang yang dia temui tadi di acara tersebut.

"Kau juga pasti lelah, kan? Kalau begitu bersihkan dirimu dan beristirahatlah. Ibu juga mau pergi tidur sekarang."

Soobin mengangguk, lalu beranjak. Berpamitan untuk pergi ke kamarnya lalu membersihkan tubuh dari kepenatan hari ini, bersiap untuk tidur. Dirinya sudah sangat kelelahan, tapi isi otaknya masih tak mau berhenti memikirkan perkataan yang diucapkan Yeonjun tadi, yang dengan tulus meminta Soobin mempertemukannya dengan Beomgyu.

Dari awal sebetulnya Soobin sudah tahu kalau Beomgyu adalah putra Yeonjun. Namun tidak sedikit pun dirinya berpikir kalau kematian Yongbin berhubungan langsung dengan masalah ini. Dia pikir, Yeonjun hanya tidak ingin bertanggung jawab pada Aeri hingga membuat Yongbin harus menggantikannya. Baru sekarang dia sadar tentang kemungkinan bahwa Yeonjun sengaja menghilangkan nyawa Yongbin dan bahkan berniat melakukanya pada Beomgyu juga karena tak mau namanya rusak oleh perbuatan busuknya sendiri. Makanya itu, Soobin seketika langsung menolak permintaan Yeonjun.

Meski Yeonjun telah memohon-mohon padanya, Soobin tetap berbohong dan mengatakan kalau apa yang dicari Yeonjun itu tidak ada bersamanya. Dia takut Yeonjun benar-benar berniat melakukan hal buruk pada adiknya.

"Aku yakin kalian menyembunyikannya di sini. Tolonglah, biarkan aku bertemu dengannya, aku hanya ingin hidup tenang."

Hidup tenang? Setelah menghilangkan nyawa orang lain dan dibiarkan begitu saja tanpa mendapatkan hukuman apa pun, dia bilang ingin hidup tenang? Soobin mendengus, mati-matian menahan emosi yang mengkompori diri untuk langsung menghajar pemuda tersebut, membubuknya persis seperti yang mereka lakukan pada Yongbin dalam sekelibat bayangan yang barusan hadir di kepala.

Hopeless Shadow || TXT SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang