Berdiam diri menahan kantuk selama beberapa puluh menit di kursi stasiun, kereta yang Yerin nanti-nanti sedari tadi pun akhirnya tiba.
Yerin langsung naik dan duduk di kursi sesuai tiket yang dia beli. Otomatis menyenderkan punggung ke sandaran, berniat untuk tidur di sepanjang perjalanan pulang. Namun niatnya tersebut gagal saat bocah bernama Beomgyu yang menghampirinya di stasiun tadi tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Noona! Kita bertemu lagi. Ternyata kita duduk berhadapan!" Anak itu tersenyum ceria, agaknya lupa kalau di stasiun tadi dia habis menangis penuh drama.
Yerin tersenyum kaku. "Kau akhirnya bisa pergi ke sana bersama ayahmu, ya?" Dia melirik laki-laki di sebelah anak itu.
"Mohon maaf atas tadi, anak ini memang suka seenaknya sendiri walaupun dengan orang asing." Ayah Beomgyu menyela sopan. "Ayo minta maaf pada Noona ini karena sudah mengganggunya tadi." Lantas memerintah tegas pada si anak.
Beomgyu langsung menurut. "Maafkan aku karena sudah berbuat tidak sopan, Noona."
"Tidak apa-apa," balas Yerin sembari tersenyum hangat.
"Kau akan turun di stasiun itu juga? Kebetulan kami juga akan ke sana. Apa kau tahu bus mana yang harus dinaiki untuk pergi ke tempat ini?" Kemudian pria itu menunjukkan alamat di dalam ponselnya pada Yerin.
"Oh, kita punya tujuan yang sama rupanya."
"Benarkah? Kalau begitu, bolehkah kami mengikutimu sebagai penunjuk jalan?"
"Boleh, tidak masalah." Yerin menyanggupi.
"Terima kasih, aku akan sangat tertolong sekali," ucapnya tenang. "Oh, iya. Namaku Choi Yeonjun. Anak ini, putraku, Choi Beomgyu. Mohon bantuannya." Dia menunduk sekilas memperkenalkan diri.
"Mohon bantuannya juga. Namaku Park Yerin."
Setelah keheningan canggung, Yeonjun tiba-tiba berdiri. "Aku ingin ke toilet. Bisakah kau menjaga Beomgyu sebentar untukku?" Setelah mendapat jawaban iya dari Yerin, dia menyahut pada Beomgyu. "Diam di tempat, jangan membuat masalah, Ayah ingin ke toilet sebentar." Lantas segera pergi menuju toilet di ujung gerbong kereta.
Tidak mendengar ucapan ayahnya, Beomgyu malah bergerak untuk duduk di kursi kosong di sebelah Yerin. "Noona," panggilnya. "Kalau Noona tinggal di sana, Noona kenal Yongbin Hyung juga?"
Yerin berpikir sejenak. Sejak Beomgyu menyebut nama Yongbin di stasiun tadi, Yerin memang langsung teringat pada pesan dari Bibi, tentang teman kencannya nanti yang bernama Choi Yongbin. Mengetahui bahwa Yeonjun dan Beomgyu juga hendak pergi ke restoran seafood milik Jimin, Yerin jadi bertanya-tanya apakah Yongbin yang anak ini maksud adalah orang yang sama dengan Yongbin yang Bibi bilang?
Kalau begitu, setahu Yerin, Yongbin memang belum pulang dari luar negeri, jadi dia tidak akan ada di sana. Oh, betul. Tadi dia juga sempat mendengar Yeonjun bilang begitu. Itu artinya, akan sia-sia saja Beomgyu pergi ke sana. Namun Yerin tidak mau memberitahu Beomgyu hal itu. Juga, bisa saja dia salah, mungkin ada Yongbin lain yang sama-sama sedang di luar negeri? Tidak ada yang tahu, 'kan?
Akhirnya, karena memang tidak yakin pun tidak kenal, dia menggeleng menjawab pertanyaan Beomgyu. "Sepertinya Noona tidak kenal."
"Noona yakin? Padahal Yongbin Hyung kenal banyak orang lho di sana. Coba Noona ingat-ingat lagi, kalau aku menyebutkan ciri-cirinya mungkin Noona akan kenal."
"Mungkinkah seperti itu?" Yerin bertanya sambil agak terkekeh.
"Iya. Yongbin Hyung itu terkenal pintar. Dia punya tubuh yang tinggi, sangat keren, dan kalau tersenyum pipinya jadi bolong. Pokoknya Yongbin Hyung terlihat tampan. Tapi tidak lebih tampan dariku sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Shadow || TXT Soobin
Fanfiction[romance, angst, brothership] Park Yerin itu kesepian. Sebab itulah Choi Soobin akan selalu mengikutinya ke mana pun seperti sebuah bayangan. Namun Soobin juga agaknya tidak menyadari, bahwa selama ini dialah yang paling kesepian. ** "Apa kau tahu k...