Chapter 42 - How It Happened

243 69 61
                                    

Soobin baru saja selesai memecahkan beberapa soal matematika di dalam buku pelajaran. Entah kenapa sekarang dia merasa sangat kehausan. Dia keluar dari ruang belajar, mengistirahatkan otaknya sebentar. Kakinya melangkah menghampiri mesin penjual otomatis, membeli minuman hangat untuk menghilangkan dahaga.

Dia meminumnya di tempat, kemudian merasakan getaran yang datang berkali-kali dari ponselnya. Soobin merogoh benda tersebut di saku, dan menemukan beberapa pesan dari nomor tak dikenal.

Choi Soobin. Cepat pergi ke persimpangan jalan dekat kedai ayam.

Park Yerin sedang dalam bahaya.

Tolong selamatkan dia apa pun yang terjadi.

Kumohon. Ini semua demi kebaikanmu.

Hah?? Mata Soobin memicing membaca pesan-pesan tersebut. Meskipun tidak tahu siapa pengirimnya, pesan tersebut refleks membuat Soobin menggeliat tak nyaman. Terlebih karena orang ini menyinggung soal Yerin.

Sedang dalam bahaya, katanya?

Untuk beberapa alasan, kalimat 'sedang dalam bahaya' itu berhasil membawa Soobin menggerakkan kakinya, berlari sekeras mungkin menuju tempat yang disebutkan. Dia ingin memastikan.

Soobin berharap kalau pesan itu hanya pesan iseng saja. Namun saat dia hampir sampai ke tempat tujuan, Soobin malah tersentak kaget kala melihat Yerin yang bergerak kikuk di tengah jalan. Apa yang gadis itu lakukan di sana? Kendaraan saling melaju dari sana sini, membuat gadis itu kesusahan menyebrang ke tempat aman. Ternyata pesan itu bukanlah bualan belaka, Park Yerin memang sedang dalam kondisi bahaya.

Langkah kaki Soobin dia lebarkan demi mendekati si gadis. Dari kejauhan dia berteriak, "Park Yerin!!" Memanggil gadis itu supaya bisa menoleh ke arahnya. Masih terus berlari, dia lanjut berseru, "apa yang kau lakukan di sana?!"

Yerin sempat memandang Soobin, terlihat kebingungan. Tubuhnya masih tak bergerak untuk menghindar, terus berdiam diri di tempat.

Soobin sudah nyaris berhasil mendekati posisi Yerin. Namun dia ragu tentang apa yang harus dilakukan. Dia tidak bisa menyebrang lebih dekat sebab lampu jalan belum berubah menjadi warna merah. Dia hanya bisa berteriak keras di sisi jalan. "Hei!! Kembali ke sini, gadis bodoh!"

Gadis itu masih belum mau beranjak dari tempatnya. Soobin berharap semua kendaraan itu bisa berhenti sebentar, memberi Yerin kesempatan untuk melangkahkan kakinya kembali ke trotoar. Namun rupanya tidak ada dari mereka yang berniat berhenti satu pun.

Kegelisahan mendera Soobin. Terlebih kali ini Soobin menemukan satu truk besar melaju cepat tak tahu aturan. Dalam jarak seperti itu, Soobin yakin sekali pengendara truk tersebut tidak akan sempat menginjak rem, pasti akan terus melaju tanpa bisa dihentikan, dan pastinya juga akan menerjang tubuh Yerin yang menghalangi jalan.

Tolong selamatkan Yerin apa pun yang terjadi. Kata-kata di pesan itu terus terngiang di kepalanya. Jadi sekarang, entah sadar atau tidak, Soobin berlari mendekat, menarik tubuh Yerin lalu mendorongnya ke sisi jalan. Perbuatannya itu sukses membuat tubuhnya sendiri terhantam keras oleh truk tadi.

Dia merasakan tubuhnya berguling, kemudian membentur kuat ke aspal jalanan. Rasanya pening sekali. Penglihatannya mulai memburam. Kendati begitu, Soobin masih bisa melihat tubuh Yerin berhasil mendarat di trotoar. Untuk sesaat, Yerin terlihat linglung, tapi dia percaya gadis itu akan baik-baik saja.

Saat kesadaran mulai menghilang, Soobin mendadak mendapat ingatan di kepalanya. Tentang dirinya di masa depan, dan dirinya yang datang kembali ke masa lalu. Tentang misinya menyelamatkan dua orang yang paling berharga.

Ah, seperti itu ternyata. Soobin tersenyum, merasakan ketenangan setelah berhasil melakukan tugasnya. Yerin sudah selamat. Saat ini, Soobin hanya perlu menyelamatkan Yongbin saja.

Hopeless Shadow || TXT SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang