April, 2015
Kalau tidak salah, umur Yongbin baru menginjak lima tahun kala dia tahu bahwa Mama yang selama ini telah merawatnya, bukanlah ibu yang melahirkannya.
Yongbin mengetahui fakta tersebut setelah tak sengaja menemukan sebuah kotak penyimpanan di dalam gudang saat dirinya tengah bermain petak umpet bersama Soobin. Dia masuk ke ruangan kecil tersebut guna bersembunyi dari saudara kembarnya yang kini tengah berjaga sambil berhitung di dalam kamar.
Rencana persembunyiannya itu memang berhasil, Soobin tak kunjung menemukannya bahkan setelah sepuluh menit berlalu. Yongbin sampai merasa bosan, tapi tetap tidak ingin menunjukkan diri dan menerima kekalahan. Dia bertahan di sana, menghilangkan rasa jenuh dengan membuka kotak-kotak penyimpanan barang tak terpakai secara acak.
Kemudian dirinya malah menemukan sesuatu tak terduga, sebuah album foto pernikahan sang ayah bersama seorang wanita tidak dikenal. Dia kaget bukan main, dan lanjut membuka berpuluh-puluh lembar gambar di dalam album tersebut. Dia larut menatapnya, sampai tak sadar kalau Soobin sudah berhasil menemukan dirinya.
Yongbin buru-buru menunjukkan benda yang dia temukan pada sang kakak, yang kemudian membuat mereka tertegun bersama. Namun, tak perlu mempertanyakan hal itu pada siapa pun, mereka langsung mendapatkan jawaban tentang siapa wanita tersebut dari catatan yang tertulis di dalam album yang sama, tepat di beberapa lembar paling belakang.
Wanita di dalam foto itu adalah ibu kandung mereka.
Berdasarkan tulisan yang ada di catatan, ibu memiliki penyakit parah saat tengah mengandung keduanya, ada kemungkinan untuk sembuh walaupun sedikit, tapi dengan bayaran harus merelakan bayi yang dikandung. Ibu memilih untuk mempertahankan kehamilannya, tidak peduli jika dia sendiri tidak selamat. Papa sebenarnya sudah menentang, tapi ibu tidak peduli, dan tetap bersikukuh ingin melahirkan bayi kembarnya. Pikirnya, menyelematkan dua orang lebih baik daripada mempertahankan satu orang saja, dia ingin memberi kesempatan pada bayi-bayinya untuk merasakan kehidupan dan melihat dunia.
Hari itu, Yongbin dan Soobin menangis bersama. Menangisi kenyataan tentang ibu yang telah mengorbankan nyawa demi melahirkan mereka ke dunia. Setelah mengetahui semuanya, mereka berdua berjanji akan menjadi anak berbakti yang bisa dibanggakan oleh Papa dan Mama, serta berjanji akan menjalani kehidupan mereka dengan sebaik mungkin.
Ngomong-ngomong, meskipun umur mereka baru lima tahun, mereka berdua memang sudah mampu membaca dengan baik. Mama mengajari mereka membaca bahkan sejak mereka berumur empat tahun. Mama yang baru keduanya ketahui ternyata adalah ibu sambung.
Kendati begitu, fakta tersebut tidak akan mengubah rasa sayang mereka terhadap Mama sedikit pun. Sebab Mama lah mereka bisa bertahan sampai sejauh ini, merawat mereka sejak bayi tanpa pamrih, menghadapi keduanya yang sering rewel dengan sabar. Banyak hal yang telah Mama korbankan untuk mengurus mereka berdua, seakan hidupnya memang diperuntukkan untuk itu. Beliau seperti tak kenal lelah meski harus mengasuh dua anak sekaligus, menyayangi mereka meski ternyata bukan anak kandung. Padahal Mama saat ini sedang hamil besar, tapi beliau tetap bekerja keras mengurus rumah tangga. Sungguh pengorbanan yang luar biasa. Mereka berdua seharusnya berterima kasih pada Mama.
Jadi, saat Mama dibawa ke rumah sakit hendak melahirkan, Yongbin dan Soobin sebisa mungkin membantu Papa menyiapkan segala hal yang dibutuhkan. Seperti mengemas pakaian bayi, popok, dan segala keperluan persalinan lainnya, hingga baju ganti untuk Mama yang akan menginap beberapa hari di tempat itu.
Ketika hari persalinan tiba, jantung Yongbin berdebar keras. Dia khawatir sekaligus merasa tak sabar ingin segera bertemu adik bayi mereka. Papa berada di ruang operasi menemani Mama, sementara Yongbin dan Soobin menunggu di luar sambil berpegangan tangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/143035128-288-k151741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Shadow || TXT Soobin
Fanfic[romance, angst, brothership] Park Yerin tenggelam dalam kesepian. Namun sebenarnya ia tak pernah benar-benar sendiri. Choi Soobin selalu berada di sisinya, mengawasinya, menjaganya dari kejauhan seperti bayangan yang setia. Akan tetapi, Soobin baru...