Chapter 43 - I Promise You

237 72 45
                                    

"Yongbin, cepat buka bajumu."

"Hah?!" Yongbin terbelalak kaget, dia buru-buru menyilangkan kedua tangannya di dada. "Kau mau apa?"

Soobin merotasikan bola mata. "Kau pikir aku mau apa?! Memandangi tubuh kerempengmu itu? Tidak tertarik!" Dia menunjukkan gestur seolah ingin memukul anak itu. "Lagi pula tidak ada hal bagus yang bisa dilihat, aku sudah hapal semua seluk beluk dirimu dari luar dan dalam. Jadi lakukan saja apa kataku!"

"Setidaknya jelaskan dulu untuk apa, jangan tiba-tiba memintaku membuka baju saja," protesnya.

"Aku mau menggantikanmu mengantar ayam. Kau puas?! Cepat lepaskan bajumu dan tukar dengan pakaianku."

"Lho? Tapi kan hari ini bagiank—,"

"Cepat lakukan, atau kau mau aku yang melepaskannya?!"

Yongbin kesusahan membantah, dia terpaksa menurut, satu-persatu menanggalkan pakaian luarnya, kemudian menukarnya dengan pakaian yang dipakai Soobin.

Soobin memakai pakaian rampasannya secepat kilat. Sementara Yongbin masih kesusahan mengancingkan kemeja hasil tukar-menukarnya bersama Soobin. Belum sempat selesai dengan urusan kancing, Yongbin harus kembali terkesiap saat Soobin tiba-tiba memeluknya erat satu kali lagi.

"Kau menyayangiku bukan?" tanya Soobin.

Yongbin hanya bisa pasrah membiarkan tubuhnya dipeluk Soobin. "Memangnya perlu sampai bertanya seperti itu? Tentu saja aku menyayangimu."

"Kalau begitu, apa pun yang terjadi, kau harus tetap hidup. Kau tidak boleh mencoba bunuh diri lagi." Soobin melepaskan pelukan lalu menatap wajah saudaranya. "Berjanjilah padaku, bagaimanapun keadaan kita nantinya, kau tidak akan menghilangkan nyawamu. Berjanjilah untuk terus melanjutkan hidup." Dia menyodorkan jari kelingkingnya ke arah Yongbin.

Yongbin menyambut, menglingkarkan kelingkingnya pada milik Soobin, dan mengangguk. "Aku janji. Jadi kumohon, kau tidak perlu mengkhawatirkanku lagi."

Setelahnya, Soobin kembali mendekap Yongbin. Mengucapkan perpisahan secara diam-diam. Maafkan aku karena harus pergi. Aku berharap kau bisa menjalani hidupmu dengan bahagia.

Melepaskan dekapannya, Soobin berujar, "baiklah. Cepat pakai bajumu, aku akan menunggu di luar."

Dia lantas pergi ke luar. Alasan menunggu di luar itu sebenarnya hanya kebohongan saja, saat ini Soobin berniat mengurung Yongbin di dalam sana. Soobin menemukan kunci ruangan ini tergantung di luar sebelum mereka masuk ke sini tadi. Buru-buru dia menutup pintu, pelan-pelan memutar kuncinya, sambil berusaha tidak membuat suara sebisa mungkin.

Namun rupanya Yongbin tidak bisa dikelabui segampang itu, dia langsung menyadari apa yang sedang terjadi. Yongbin bergegas mendekat dan mencoba membuka pintu, tapi untunglah Soobin sudah berhasil menguncinya.

"Hyung, apa yang kau lakukan?" Dia menekan kenopnya beberapa kali, berusaha menarik dan mendorong batang pintunya agar bisa terbuka. Percuma saja, dia tidak akan bisa keluar dari sana.

"Maaf. Ada sesuatu yang harus aku urus. Tolong kau diam di sana sebentar."

"Apa maksudmu? Jangan bercanda, cepat buka pintunya!!"

Soobin meninggalkan tempat itu sembari menutup telinga. Merasa tak tega pada adiknya, tapi dia tak punya pilihan lain. Yongbin tidak boleh pergi ke mana-mana dulu malam ini. Dia harus menetap di sana agar tetap aman. Besok, seseorang pasti akan menemukan Yongbin dan mengeluarkannya dari sana. Ya, dengan cara ini, Yongbin pasti akan baik-baik saja.

Dia melanjutkan langkah, ditemani suara keributan dari Yongbin yang kini tak berhenti menggedor pintu dan memanggil namanya berkali-kali.

"Hyung, buka pintunya!! Soobin Hyung!! Hei!! Cepat buka pintunya!! Sialan kau. Choi Soobin!!"

Hopeless Shadow || TXT SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang