December, 2016
"Untuk apa kau datang ke sini lagi?!"
Yongbin menemukan wajah kesal Soobin begitu dia membuka pintu dan masuk ke kamar saudaranya. Yongbin langsung mendengus sebagai balasan perkataan sinis Soobin, tangannya dia angkat ke atas, menunjukkan satu kotak berisi kue yang sedari tadi dia pegang.
"Untuk apa? Untuk merayakan ulang tahun tentu saja," balasnya. Tak ingin kalah sinis, dia melanjutkan, "bukan sepertimu yang tidak ingat hari ulang tahun saudaranya sendiri, aku tidak akan lupa." Sembari itu Yongbin duduk di karpet, menyimpan kotak di atas meja pendek, mengeluarkan kuenya dari sana.
Kali ini Soobin yang mendengus. "Ulang tahun saudara apanya? Kau cuma ingin merayakan ulang tahunmu sendiri 'kan? Jangan sok-sokan peduli." Suara Soobin terdengar serak, tangannya terus bergerak mengusap hidung. Dia sedang flu, kah?
"Jangan banyak bicara. Cepat kemari dan duduk di sini." Yongbin menarik lengan Soobin, menuntunnya duduk di hadapannya.
Bergegas Yongbin mengambil benda lain, menaruh benda itu di atas kepala Soobin. Sementara Soobin pasrah saja saat Yongbin memasangkan topi kerucut di kepalanya. Yongbin terkekeh sendiri. Dia menatap Beomgyu, tanpa mengeluarkan sepatah kata menanyakan pendapat adiknya tentang penampilan si Abang pertama.
"Lucu!" Beomgyu menjawab antusias. "Yongbin Hyung juga harus memakainya."
Yongbin mengangguk pelan sebagai jawaban. Dia memakaikan topi kerucut di kepalanya sendiri. Agak merasa konyol, tapi ini keinginan Beomgyu-dia tidak bisa menolaknya.
Lilin sudah dinyalakan.
Di sampingnya, Beomgyu langsung menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan semangat. Yongbin spontan bertepuk tangan dan melantunkan lagu itu juga, membuat wajah Soobin yang sedari tadi ditekuk sebal kini perlahan melembut dan tanpa sadar sudah tersenyum lebar begitu saja.
Lagu selesai dinyanyikan. Yongbin tersenyum geli menatap saudara kembarnya, lalu lanjut mengatakan, "Choi Soobin, selamat ulang tahun. Aku berharap semua hal baik akan terus datang padamu. Aku berjanji akan selalu ada di sisimu. Jadi tolong, berhenti bersikap menyebalkan."
Soobin terkekeh pelan mendengar ucapan itu, dia mengangguk. "Kau juga. Selamat ulang tahun, Choi Yongbin. Aku berdoa semoga semua harapanmu menjadi kenyataan, dan kebahagiaan selalu menyertai hidupmu. Aku akan selalu ada di sini menjadi rumah untukmu, kau bisa datang padaku kapan pun kau mau." Sadar kalau ucapannya barusan berbanding terbalik dengan apa yang sudah dia lakukan pada Yongbin akhir-akhir ini—mengusirnya pergi, Soobin langsung menambahkan, "tapi jangan terlalu seenaknya, aku juga perlu sendirian. Kau juga harus menjalankan kewajiban pada orangtua angkatmu. Dengarkan apa kata mereka, dan belajarlah dengan baik. Kau mesti bersyukur masih ada orang yang ingin mengurusmu."
Yongbin merotasikan bola mata kala Soobin mulai menceramahinya lagi. "Aku tahu, aku tahu," selanya. "Sekarang ayo cepat tiup lilinnya."
Beriringan dengan Beomgyu, Yongbin berhitung, "satu, dua, tiga." Lantas meniup lilinnya bersamaan dengan Soobin.
Beomgyu bertepuk tangan heboh setelah lilinnya berhasil mereka tiup, dia berteriak kegirangan, "Soobin Hyung, Yongbin Hyung, selamat ulang tahun!!"
Kue yang dia beli terlihat sangat menggugah selera, Yongbin tak sabar ingin segera melahapnya. Dia memotong kue tersebut, menyimpan potongannya di atas piring kecil, menyajikan itu di hadapan Soobin dan untuknya sendiri. Namun Soobin malah beranjak berdiri, membuat Yongbin menatapnya bingung. "Kau tak ingin memakannya?"
"Tenggorokanku sedang sakit. Kau saja yang makan," balas Soobin. Dia melepas topi yang dipakai, lalu menghampiri tempat tidur.
Setelah itu Yongbin malah mendengar Soobin terbatuk-batuk, dia langsung mendekat menyodorkan segelas air untuk saudaranya. "Kau tidak apa-apa 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Shadow || TXT Soobin
Fanfic[romance, angst, brothership] Park Yerin itu kesepian. Sebab itulah Choi Soobin akan selalu mengikutinya ke mana pun seperti sebuah bayangan. Namun Soobin juga agaknya tidak menyadari, bahwa selama ini dialah yang paling kesepian. ** "Apa kau tahu k...