Summer, 2024
Entah bagaimana, waktu mampu berjalan lambat sekaligus kelewat cepat di saat bersamaan.
Rasanya baru kemarin Soobin membantu Beomgyu belajar berjalan, sekarang anak itu sudah bisa berlarian ke sana kemari sesuka hati. Tanpa Soobin tahu, kini anak itu sudah dapat melahap makanan sendiri, padahal dulu Soobin harus menyuapinya saat dia kelaparan. Baru berkedip sebentar saja, Beomgyu bisa melakukan segala hal yang dulunya masih harus Soobin bantu.
Jika menyangkut hal ini, waktu memang bergulir terlalu cepat. Tak seperti saat kehidupan menghajarnya, di saat-saat seperti itu waktu malah mengalir lambat sekali. Keberadaan Beomgyu agaknya membuat Soobin mendapat ketenangan yang tak pernah dia temui sebelumnya, yang dapat membantu Soobin melewati waktu-waktu beratnya jadi terasa lebih cepat.
Ujung bibir Soobin terangkat manis. Matanya tak putus memandangi si adik yang tengah menyuap lahap makan malam yang telah mereka susah payah masak bersama-sama. Sembari mengoceh tentang teman-temannya di sekolah, anak itu menghabiskan makanan sampai tak tersisa, kemudian berjalan menghampiri wastafel, mencuci tangan serta alat makan yang dipakai. Lihat? Selain membantu Soobin membuat makan malam, bocah itu sekarang membantunya pula membereskan sisa kegiatan mereka tanpa diminta. Beomgyu ternyata sudah tumbuh besar.
Kendati begitu, meski Beomgyu sudah bisa melakukan pekerjaan sendiri seperti orang dewasa, dia tetaplah anak-anak. Soobin tidak bisa menyingkirkan fakta tersebut begitu saja. Maka dari itu Soobin merasa tak siap dengan apa yang akan dia hadapi esok hari. Masih tak tahu bagaimana cara menjelaskan segalanya pada anak itu secara baik-baik. Sekarang Soobin jadi berharap, andai waktu berjalan lambat untuknya, atau bahkan berhenti di saat ini.
Masalahnya, Soobin tidak bisa kabur dan menghindar lagi. Hampir setengah tahun berlalu sejak Yeonjun bebas dari jeruji besi. Namun selama itu pula Soobin secara konsisten menyembunyikan Beomgyu dari pemuda itu, padahal dia telah berjanji akan mempertemukan mereka setelah semua masalah Yongbin selesai. Soobin hanya tak ingin Beomgyu tahu masalah ini sejak awal, terlebih karena Yeonjun berniat berkata jujur pada Beomgyu bahwa dia adalah ayah dari anak itu. Beomgyu masih terlalu kecil, dia takut Beomgyu akan terkejut lalu kecewa karena telah membohonginya selama ini.
"Kalau kau tidak mau memberitahunya, biar aku saja. Anak itu berhak tahu." Yeonjun berkata seperti itu saat Soobin mengunjunginya di rumah lama pemuda itu bersama ibunya Sohwa, tepat beberapa hari setelah pemuda itu keluar dari penjara.
"Dia masih terlalu kecil. Jangan memusingkannya dengan hal-hal seperti ini."
"Lalu kau akan membohonginya terus? Mau menyembunyikan serapat apa pun kau tetap takkan bisa menutupi fakta kalau dia adalah putraku."
Itu memang betul, tapi setidaknya jika dia bersikukuh ingin mengaku pun, Yeonjun mesti mendekati Beomgyu secara pelan-pelan terlebih dahulu, jangan langsung bilang kalau dia adalah ayahnya begitu saja. Pasti Beomgyu bakal kebingungan kalau seperti itu.
"Lebih baik Beomgyu tidak tahu. Kau boleh menemui anak itu tapi jangan pernah berani mengaku kalau kau adalah ayahnya."
Peringatan itu sudah jelas-jelas Soobin utarakan. Namun ekspresi dari lawan bicaranya membuat Soobin urung untuk mempertemukan mereka berdua. Kentara sekali Yeonjun tak mau mendengarkan.
"Di mana dia sekarang?"
"Dia ada di Jepang."
Sebab itulah Soobin berbohong.
Dia mengirim Yeonjun pergi ke Jepang, berdalih akan segera menyusulnya setelah dia membereskan beberapa urusan. Tentu saja, Soobin tak pergi, memberi alasan kalau dia masih sibuk dengan pekerjaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Shadow || TXT Soobin
Fanfic[romance, angst, brothership] Park Yerin itu kesepian. Sebab itulah Choi Soobin akan selalu mengikutinya ke mana pun seperti sebuah bayangan. Namun Soobin juga agaknya tidak menyadari, bahwa selama ini dialah yang paling kesepian. ** "Apa kau tahu k...