Spring, 2017
Memutuskan sesuatu tanpa berpikir panjang itu memang berpotensi membawa manusia pada pilihan-pilihan bodoh. Sebab itu, Soobin biasanya akan berpikir berkali-kali sebelum memutuskan sesuatu. Pokoknya, jangan sampai menyesal di akhir hanya gara-gara membuat keputusan dengan terburu-buru di awal.
Hari itu, Soobin rupanya tidak ingat untuk berpikir lebih lama. Hari saat pertama kali dia bertemu dengan Beomgyu.
Akibat kesengsaraan yang dipikulnya waktu itu, Soobin mengenyampingkan akal sehat yang dia punya. Lantas menerima Beomgyu dengan tangan terbuka tanpa mempertanyakan identitas pemuda itu lebih lanjut.
Soobin seharusnya sudah bisa menebak kalau Beomgyu bukan seorang manusia saat pertama kali bersinggungan dengan anak itu. Beomgyu itu aneh, selalu bertingkah tidak normal, dan yang terpenting dari semuanya adalah kenyataan bahwa dia bisa mengembalikan waktu. Soobin jelas sadar kalau tidak ada manusia yang bisa melakukan hal mustahil tersebut. Jadi harusnya dia tidak perlu merasa kaget lagi saat menemukan fakta kalau Beomgyu sebenarnya memang berasal dari dunia lain.
Lalu kemudian Soobin malah kesulitan mencerna semua hal yang terjadi. Menyaksikan keberadaan Beomgyu hanya dianggap angin kosong oleh orang lain—tidak bisa dilihat, tidak bisa disentuh—otak Soobin tidak mampu memikirkan apa pun kecuali pertanyaan, apa, kenapa, dan bagaimana.
"Dari awal aku memang seperti ini, Hyung." Itu jawaban Beomgyu kala Soobin mulai membeberkan semua pertanyaan dalam benaknya.
Mereka sudah saling bicara seperti ini sejak beberapa puluh menit lalu. Niatnya, Soobin datang ke asrama hanya untuk menyimpan koper berat yang dia bawa. Lalu sekarang Soobin malah berakhir mengintrogasi Beomgyu soal apa yang sedang terjadi.
"Tunggu sebentar. Jelas-jelas semua orang bisa melihatmu sebelum ini," sela Soobin, dia yakin sekali kalau orang-orang bisa melihat dan berinteraksi dengan Beomgyu di satu bulan ke belakang.
"Aku bisa terlihat karena pada dasarnya kota itu adalah tempatku."
Soobin terdiam mencerna jawaban Beomgyu. Begitukah?
"Itulah sebabnya kau menolak datang ke kota ini sebulan lalu? Karena kalau kau datang kemari, kau akan berubah menjadi makhluk ghaib seperti ini?"
Beomgyu mengangguk ragu-ragu. Dia agak ketakutan, apalagi setelah melihat wajah Soobin yang memandangnya geram. Diganggu sedikit lagi saja, pasti akan mengamuk.
"Tapi semuanya sudah tak penting lagi 'kan Hyung? Kau sudah memenuhi semua syarat dariku. Sekarang waktunya aku yang mengabulkan keinginanmu." Dia tidak menemukan Soobin langsung membalas perkataannya, jadi agak tidak yakin, Beomgyu menambahkan, "kecuali kalau kau ingin berubah pikiran."
Soobin menatap Beomgyu tak terima. "Apa maksudmu berubah pikiran?"
"Maksudku... Kau tidak perlu pergi ke masa lalu untuk menyelamatkan orang-orang itu. Kau bisa tetap bertahan di tempat ini dan melanjutkan hidupmu."
"Tidak mau! Aku akan tetap pergi." Soobin langsung menyahut keras. "Sia-sia saja aku menghabiskan waktu bersama makhluk sepertimu kalau aku tidak jadi kembali ke masa lalu."
Beomgyu menunduk, terlihat kecewa dengan jawaban Soobin. "Kalau begitu maumu, aku tidak bisa menolak. Aku akan membantumu kembali ke waktu yang kau inginkan." Beomgyu berkata pasrah. "Tolong beritahu aku kalau kau sudah siap."
Soobin tidak ingin menunggu lebih lama lagi, akhirnya berucap yakin. "Ayo pergi sekarang."
***
Winter. January 30, 2017
Melangkah cepat seperti orang kesetanan, Soobin hampir kehilangan napas. Tidak ada waktu untuk berehat sejenak dan pelan-pelan memberi pasokan oksigen ke dalam paru-parunya. Ada hal penting lain yang mesti dilakukan. Soobin harus bergegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hopeless Shadow || TXT Soobin
Fanfiction[romance, angst, brothership] Park Yerin itu kesepian. Sebab itulah Choi Soobin akan selalu mengikutinya ke mana pun seperti sebuah bayangan. Namun Soobin juga agaknya tidak menyadari, bahwa selama ini dialah yang paling kesepian. ** "Apa kau tahu k...