Chapter 48 - Tangled Family

150 34 8
                                    

"Katanya kalian bersaudara. Tapi kalian tidak terlihat mirip sama sekali tuh."

Entah sudah berapa kali Yongbin mendengar perkataan semacam itu diucapkan padanya. Dia sampai bosan. Orang-orang itu selalu mempertanyakan hal yang sama, terlebih sejak satu tahun ke belakang ketika dia pertama kali menjejakkan kaki di SMP.

Yongbin sebenarnya sudah malas menanggapi pertanyaan itu dari teman-teman sekelasnya, tapi tak ingin dicap sombong sebab mengabaikan orang lain, dia berupaya menjawab pertanyaan tersebut sambil menyunggingkan seulas senyum, "itu karena kami memiliki ibu yang berbeda."

Biasanya orang-orang akan menatap terkejut setelah mendengar jawaban yang dia beri, lalu lanjut menanyakan hal lain yang lebih pribadi. Kalau sudah begitu, Yongbin akan mencari-cari alasan untuk lepas dari mereka. Seperti misalnya kabur ke toilet, atau ke ruang guru dengan alasan dipanggil wali kelas, atau mengalihkan topik pembicaraan ke arah lain.

Sejak tinggal bersama Namjoon, Yongbin jadi terlatih untuk berbohong. Selain dia berbohong kalau dia adalah anak kandung dari keluarga itu, banyak kebohongan lain yang harus dia ciptakan demi menyelamatkan kebohongan sebelumnya. Tidak, tidak. Agak salah kalau dia menyalahkan Namjoon dalam hal ini, karena bahkan sebelum ini pun dirinya sudah banyak berbohong. Terutama kebohongannya pada Soobin. Sampai saat ini, kakaknya itu belum mengingat soal Beomgyu sedikit pun, dia harus terus berbohong dan berpura-pura kalau Beomgyu tidak pernah ada sejak awal. Salahnya sendiri kalau dia jadi pembohong ulung, hidupnya sudah dipenuhi oleh kebohongan dari dulu.

Di jenjang pendidikan yang sekarang, Namjoon memasukan Yongbin dan Yeonjun ke sekolah yang sama. Meskipun tidak pernah memberitahu siapa pun kalau mereka tinggal bersama, gosip tentang mereka yang bersaudara itu langsung menyebar luas di sekolah. Yeonjun biasanya akan menyanggah, tapi berbeda dengan Yongbin, dia tak menyangkalnya, toh mau menyembunyikan serapat apa pun semua orang juga sudah tahu. Walau dia sendiri tak mau mengakui Yeonjun sebagai saudara. Siapa juga yang mau? Kalau bukan karena Namjoon yang menyuruhnya untuk terlihat akur dengan Yeonjun, Yongbin tidak akan pernah mau mengakuinya sebagai anggota keluarga.

Selama masa belajarnya di sekolah menengah pertama ini, Yongbin tidak pernah memiliki teman yang benar-benar teman. Kebanyakan dari mereka mendekati dirinya hanya karena dia memiliki peringkat paling tinggi di sekolah—ingin terciprati kesuksesannya—tidak ada satu pun dari mereka yang betul-betul tulus ingin menjadi teman.

Malah di tahun pertama, kehidupan Yongbin di sekolah tak pernah tenang sehari pun. Yeonjun dan kawan-kawannya selalu mengganggu Yongbin tanpa alasan. Setiap hari ada saja hal menyebalkan yang mereka lakukan padanya. Seperti, menusuk-nusuk punggung Yongbin dengan pena saat sedang belajar hingga dia tak fokus, menempeli punggungnya dengan kertas berisi tulisan dan gambar tak senonoh sampai dia ditertawakan oleh seluruh penghuni sekolah, pernah juga mereka menarik kursinya ke belakang saat dia hendak duduk hingga menyebabkan tubuhnya terjungkal ke bawah, membuat pinggangnya pegal selama berhari-hari.

Namun bahkan semua gangguan itu masih bar minimum bagi mereka, mereka pernah melakukan hal lain yang lebih parah. Melawan atau melapor pun percuma, mereka tak akan pernah berhenti. Mereka tetap selamat dari hukuman dengan alasan kalau mereka hanya sedang bercanda saja dengannya. Bercanda yang tidak lucu sama sekali.

Belakangan Yongbin baru tahu, alasan kenapa Yeonjun tak suka padanya dan terus-terusan mengganggu hidupnya. Semua kelakuan Yeonjun itu disebabkan karena dia merasa iri, merasa Yongbin telah merebut kehidupannya. Seharusnya dia yang mendapat perhatian lebih dari Namjoon, seharusnya dia yang lebih disayang Kakek. Tapi karena kehadiran Yongbin, Yeonjun merasa tak dipedulikan oleh mereka.

Yongbin tak bisa menyangkal, memang seperti itulah adanya. Meskipun Kakek belum sepenuhnya menerima Yongbin sebagai cucu, perlakuan beliau terhadap Yongbin memang lebih ramah daripada perlakuannya pada Yeonjun. Terbukti saat mereka mengunjungi Kakek terakhir kali. Padahal Yeonjun sudah terlihat bersusah payah membuat Kakek senang, tapi Kakek tidak pernah menatap Yeonjun barang sedikit pun, mengabaikan anak itu sepanjang pertemuan.

Hopeless Shadow || TXT SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang