Hari pertamaku bekerja sebagai asisten pribadi seorang bos di perusahaan ternama. Aku belum tahu apa pekerjaan pastiku, aku hanya berdoa agar hariku berlalu dengan aman tanpa drama yang berarti.
Hari ini Tiva berangkat study tour. Ibu akan mengantarkannya ke sekolah, tiva akan pergi bersama teman seangkatannya menggunakan bus pariwisata. Karena ini hari pertamaku bekerja dengan sela, aku tak ikut mengantar tiva. Kami hanya berpisah di halte bis.
"Tiva, nih kasih ke guru kamu" ujarku sebelum bus tiva datang.
"Ha?, kakak dapat ini dari mana?" Tanya tiva memihat dua kertas les yang sudah ditanda tangani ibu.
"Hari ini ibu juga akan bayar uang les kamu" ucapku membelai rambutnya.
"Kakak yakin?, aku gak apa kalau tidak ikut les" ucap tiva, aku tersenyum menoleh ke ibu.
"Kak Una udah kerja keras buat kamu, jadi kamu harus lakuin yang terbaik" sahut ibu
"Yang penting kamu jalaninya dengan happy" lanjutku
"Terima kasih kak, Kakak cantik sekali" puji tiva sambil memelukku erat. Aku dan ibu tertawa dengan reaksi tiva.
"Sama-sama adik cantik, selamat bersenang-senang" ucapku menyubit pelan pipi adikku. Aku tersenyum membalas lambaian tangan tiva dan ibu yang naik ke bus.
Nidya Orsela, bos ku ini menepati ucapannya. Sesaat setelah aku pulang dari perusahaannya. Sejumlah uang masuk ke rekeningku, aku kaget melihat nominalnya. Pertama kalinya aku mendapatkan uang sebanyak itu dalam sekali pengiriman. Biasanya aku harus bekerja beberpaa bulan untuk mencari uang sebanyak itu.
Untuk saat ini aku tak khawatir akan kekurangan uang. Walau aku, ibu dan adikku sekarang tinggal di rumah sederhana dengan satu kamar. Langkah pertama setelah menerima uang ini, aku membayarkan keperluan adikku. Untuk sekarang kami akan bertahan disana sampai aku punya uang cukup untuk membeli rumah yang nyaman.
Selain itu, ada hal lain yang membuatku syok. Sesaat setelah aku pulang ke rumah hari itu, tak lama dua pria berjas datang. Mereka membawa beberapa bag paper yang besar. Aku kaget melihat isinya, ini semua baju yang aku coba saat di mall. Aku juga menerima dua pasang sepatu yang pas di kakiku. Aku syok, apakah aku pantas mendapatkan semua ini di hari pertamaku bekerja. Mimpi apa aku memiliki bos yang terlalu royal padaku. Apa ini juga salah satu imbalan karena aku membantunya saat di minimart?, tapi ini terlalu banyak. Ia sudah memberiku pekerjaan dengan gaji berlipat, ia juga membelikanku banyak pakaian dan sepatu.
Aku bergegas menghentikan taxi. Aku tak bisa menggunakan bis menuju kantor. Seperti isi perjanjian, bos akan mengatur semua nya dari aku pergi hingga pulang. Ia memintaku menggunakan taxi pulang dan pergi.
"Taxi?, tapi jarak dari rumahku ke kantor jauh, aku tidak mungkin punya uang sebanyak itu hanya untuk transportasi pergi dan pulang kerja" protesku saat sesi tanda tangan.
"Untuk itu gaji kamu ada keterangan uang transport, apa itu kurang?"
Tiap protesanku dibalas dengan nominal oleh Sela.
Melihat keroyalan sela, aku ingin membalasnya dengan bekerja yang benar untuknya. Aku pun menuruti maunya, aku menggunakan taxi dan berangkat lebih awal agar tak telat ke kantor. Aku mengenakan pakaian yang sela beri, sepatu yang ia belikan juga sangat nyaman di kakiku.
Aku tiba di lantai teratas. Aku menghampiri ayla yang terlihat sibuk.
"Pagi"
"Ah hai una, selamat pagi"
"Bos sudah datang?"
"Belum, sepertinya bos akan langsung ke ruang meeting"
"Oh, apa aku harus ikut masuk?, sejujurnya aku tidak tahu secara rinci apa pekerjaan asisten pribadi" jelasku. Ayla tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, She is my Girlfriend
RomanceLaluna adalah wanita sederhana yang hidup serba susah, bertemu dengan seorang wanita kaya raya. Mereka terlibat dengan perjanjian yang tidak masuk akal, namun mereka perlahan menikmati perjanjian itu.