NIDYA ORSELA
Aku menunggu una bangun dengan cemas, aku gelisah sampai tanganku basah. Aku mengutuk diriku yang telah membuat una terbaring seperti ini. Aku menyalahkan diriku sembari melihat pesan yang masuk dari una. Aku melihat bekal makanan yang dibawa una. Ku hapus air mataku dan beranjak memakan masakannya. Aku memakan sebanyak yang aku bisa, aku tak ingin menyiakan usaha una memasak makanan seenak ini, sesekali kulihat una yang masih tertidur. Aku berharap ia cepat terbangun agar kegelisahanku ini berkurang.
Ternyata berbicara jujur dan saling terbuka tak seburuk itu. Aku menyesal sudah menyimpan semua keresahanku sendirian, karena itu yang buat una salah paham.
Hubunganku dan una membaik, cinta kami semakin tumbuh dan tumbuh. Aku memutuskan untuk berbicara dengan clara dan papa. Aku akan menyelesaikan permasalahan ini dengan cepat. Aku mengatakan niatku ini pada una, aku ingin dia bersiap menghadapi keributan yang pasti akan melibatkannya juga.
******
Hari ini aku akan berbicara dengan clara. Hari ini aku ada pertemuan di kantornya. Hanya aku dan dia, tanpa klien ataupun papa.
Clara duduk disampingku, ia bersender miring menghadapku, dengan menopang pipinya ia tersenyum padaku.
"Proyek kita sudah berjalan 50%, tidak sangka akan selancar ini" ujar clara
"Hmm, bisnis memang menyenangkan"
"Sure, lebih menyenangkan lagi berbisnis denganmu sela. Aku menyukai waktu kita, karena proyek ini kita jadi sering bareng"
"Apa kamu menyukaiku?" Tanyaku, clara tersenyum lebar, ia mengangguk pelan.
"Kamu pasti sudah tahu jawabannya, aku selalu menunjukkannya padamu"
"Walau kamu tahu aku punya una?"
"Hmm, karena hati bisa berubah"
"Berubah?"
"Ya, ada hubungan semacam itu kan?, sekarang cinta, besok benci, cinta karena butuh, menghilang karena jenuh"
"Kamu menilai aku akan seperti itu?"
"Who knows??, kita manusia sela, kita pasti punya celah"
"Apa yang kamu harapkan dari menyukaiku jika anggapanmu tentangku seperti itu?"
"Sex denganmu"
"Ha?"
"Aku tertarik denganmu, aku menyukaimu, aku tertantang tiap melihatmu. Apa itu sudah cukup jadi alasan untukku ingin bercinta denganmu?"
"Kamu gila clara.."
"Ya aku akui itu, aku bercinta dengan tak sembarang orang sela. Aku tidak segampang itu, aku tertarik dengan wanita mahal. Aku akan dapatin semua hal yang aku mau"
"Bagaimana kamu bercinta dengan orang yang gak menyukaimu?"
"Itu artinya kamu gak menyukaiku?" Tanya clara, aku terdiam sejenak.
"Bagus kalau kamu ngerti.."
"Tak apa sela, aku bisa menunggu. Kamu tak perlu menyukaiku untuk bercinta denganku, hanya perlu aku yang tertarik denganmu" jawabnya, aku menggelengkan kepalaku. Aku melihat sisi gila dari clara dari pembicaraan ini.
"You know, I'm obsessed with you" Clara mendekatkan wajahnya padaku, aku sontak mundur menjauhi clara.
"Kamu menyinggungku sela, jangan menjauh seperti itu. Kamu semakin membuatku ingin menyentuhmu. Aku selalu penasaran bagaimana jari-jari itu menyentuhku"
Aku mengelakkan tangan clara yang hendak menyentuhku. Aku gak bisa berlama-lama mendengarkan ocehan clara yang semakin gila.
"Kamu gak akan mendapatkan apa yang kamu mau dariku, aku jamin itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, She is my Girlfriend
RomanceLaluna adalah wanita sederhana yang hidup serba susah, bertemu dengan seorang wanita kaya raya. Mereka terlibat dengan perjanjian yang tidak masuk akal, namun mereka perlahan menikmati perjanjian itu.