Aku berputar-putar di depan cermin memperhatikan penampilanku. Aku memakai pakaian sela, dress cantik ini ternyata cocok di tubuhku. Sela yang memilihkan baju ini untuk aku pakai menghadiri acara sekolah Tiva.
Aku bergegas turun menghampiri sela yang sudah siap di bawah. Ia duduk menyilang sembari memegang ipadnya.
"Kita pergi sekarang?" Tanyaku, sela mengangkat kepalanya melihatku. Ia tersenyum lebar dan beranjak mendekatiku. Ia melingkarkan tangannya di pinggangku. Ciuman lembut mendarat di pipiku.
"Kamu cantik" pujinya membuatku tersipu
"Ayo berangkat, nanti telat!" Ujarku menurunkan tangan sela dari pinggangku lalu menggenggamnya.
Sekolah tiva lumayan jauh dari rumah sela. Jalanan pagi ini belum ramai walaupun di hari sabtu. Ibu dan tiva sudah datang lebih pagi di sekolah, karena tiva harus ikut pengarahan lagi dari guru seninya. Aku menghubungi ibu dan berjanji bertemu di depan aula sekolah.
"Bu" panggilku setelah melihat ibu yang menunggu kami. Senyum ibu sumringah, ia langsung merangkul sela.
"Apa kabar nak cantik?" Tanya ibu, aku manyun karena ibu sama sekali tak melihatku, tatapannya terfokus ke sela.
"Baik bu, ibu bagaimana?"
"Sehat. Ayo masuk nak!" Sela menoleh ke belakang memihatku yang ketinggalan, aku hanya tersenyum melihat tingkah ibu yang lebih memperdulikan sela. Kami pun memasuki aula yang mulai ramai. Kami memgambil posisi duduk yang nyaman untuk melihat penampilan Tiva, sela duduk di antara aku dan ibu.
Tak lama acara dimulai, berbagai penampilan seni dimulai. Sekolah Tiva banyak memiliki ekstrakulikuler yang menarik, bahkan di seni tari mereka memiliki banyak macam. Selanjutnya penampilan kelas musik. Aku melihat tiva yang memakai dres putih.
Riuh tepuk tangan mengawali penampilan mereka. Tiva duduk di balik piano, memainkan musik bersama beberapa temannya yang memainkan gitar dan alat lainnya. Tiva dan yang lainnya memainkan beberapa lagu. Aku dan ibu bertepuk tangan bangga melihat penampilan tiva dan teman-temannya.
"Selamat ya sayang, bagus banget kamu" ucapku mengacungkan jempol padanya.
"Ini kado dari kakak dan ibu" ibu memberi bingkisan ke tiva. Tiva melompat kegirangan menerima kado itu.
"Hai" sapa sela saat tiva melihatnya
"Mmm, Mau main ke mall?" Tanya sela, aku kaget tiba-tiba sela ajak tiva pergi. Tiva mengangguk dengan cepat, begitu juga ibu. Sela pun membawa kami pergi ke sebuah mall terbesar di kota ini.
"Oom itu siapa kak?" Tanya tiva pada sela. Kami serentak berbalik melihat tedy dan satu rekannya berjalan tak jauh dari kami.
"Teman kak sela" jawabku, tiva memgangguk-angguk.
Sela berbelok masuk ke sebuah toko alat musik.
"Silahkan pilih hadiah kamu" ucap sela merentangkan tangannya. Kita bertiga terpaku saling pandang. Seorang pria menghampiri kami, ia menanyakan alat musik yang kami cari.
"Anak ini mau piano" jawab sela menunjuk tiva.
"Kakak mau kasih aku piano?" Tanya tiva, sela mengangguk dengan senyum lebarnya. Tiva pun berlari menuju beberapa piano yang terpajang di toko itu, ibu juga menyusul tiva.
"Kamu yakin?" Bisikku menarik ujung baju sela
"Hmm, aku gak ada mikir kado lain, ini yang cocok" ucap sela
"Tapi..."
"Kak yang ini" Tiva memanggil kami, sela pun berjalan lebih dulu menghampiri tiva.
"Mau ini?" Tanya sela menunjuk piano berwarna hitam. Tiva mengangguk cepat. Sela berbalik memanggil tedy. Ia berbisik sebentar dengan tedy, tedy mengangguk dan lanjut bicara dengan pria pekerja di toko ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, She is my Girlfriend
RomanceLaluna adalah wanita sederhana yang hidup serba susah, bertemu dengan seorang wanita kaya raya. Mereka terlibat dengan perjanjian yang tidak masuk akal, namun mereka perlahan menikmati perjanjian itu.