Hari ini di kantor, orang-orang yang kulewati berbisik-bisik ke arahku. Aku sampai melihat kanan dan kiri, memastikan bahwa aku hanya sendiri dan mereka memang membicarakanku. Aku bingung namun aku merasa tak melakukan kesalahan. Saat di lift pun mereka berbisik di belakangku, aku memilih tak mengindahkan mereka. Aku pun naik ke lantai atas dan duduk bersama ayla.
"Ada rapat hari ini" jawab ayla saat ku menanyakan jadwal sela. Saat bos datang kami berdua pun ikut meeting. Aku sebenarnya tak ingin ikut, namun sela yang memintaku. Aku tak enak jika hanya duduk memperhatikan mereka, melihat mereka berdebat ataupun ditegur sela saat rapat.
Satu persatu divisi persentase di depan sela. Satu jam berlalu rapat mereka semakin panas. Sela berkali-kali meminum airnya. Aku yang tak tahu menahu pembahasan mereka pun ikut merasakan kering di tenggorokan. Aku meraih botol minuman di depanku, aku membuka tutup botol namun susah, padahal tadi aku yang membukakan botol minum sela dan menuangnya ke gelas. Tapi kenapa botol ini susah sekali, sela meraih botol dari tanganku dan membukanya hanya dengan sekali putar, sela mengembalikan botol itu padaku dan aku pun meminumnya.
Aku melirik ke kanan, kaget karena orang-orang menatapku, aku pun seketika tersedak dan terbatuk. Sela tersentak, ia sontak berdiri dari kurisnya memegangiku, menepuk punggungku, memberiku tisu dan membersihkan kemeja atasanku yang agak basah. Perlakuan sela membuatku semakin khawatir, apalagi semua mata di ruangan ini menatap kami berdua.
"Gak apa bos, saya aja" sahutku merebut tisu dari tangan sela.
"Kamu gak apa?" Tanya sela menyentuh pipiku.
Haa???... satu suara keras membuatku dan sela menoleh ke arahnya, pria kemayu yang duduk diujung menutup mulut dengan tangannya, aku yakin ia terkejut melihat sikap kami berdua.
"Kamu ke ruangan, aku selesain rapatnya dulu" Bisik sela.
"Baik bos" Aku pun buru-buru beranjak keluar dari ruang rapat.
Aku gelisah mondar mandir di ruangan menunggu sela. Memukul pelan kepalaku, bodoh sekali aku. Hanya karena tutup botol, apa pandangan mereka nanti pada kami?, ah aku khawatir sekali.
Pintu terbuka, aku segera mendekat. Ayla masuk, aku mencari sela tapi ayla hanya datang sendiri.
"Bos masih ada rapat lanjutan sama ketua divisi" jelas Ayla meletakkan berkas di meja sela
"Oh Ok" Aku kembali duduk menunggu sela.
"Kamu tahu kan ada rumor kamu dan bos pacaran?" Tanya ayla
"Rumor?"
"Ya, walaupun itu kenyataan kalian pacaran" sahut ayla, aku merenung, ini pasti penyebab mereka memandangiku dan berbicara dibelakangku.
"Apa hubungan kami bermasalah untuk perusahaan?" Tanyaku, ayla mengangkat kedua bahunya.
"Tapi bos yang punya perusahaan, aku rasa bukan masalah besar buat bos"
Sela sudah beberapa kali mengenalkan ke orang disekitarnya tentang hubungan ini. Tentu saja rumor begini cepat menyebar, tapi aku khawatir.
*****
Pagi ini suasana kantor berbeda. Diluar gedung banyak papan bunga yang memberikan selamat atau perayaan berdirinya perusahaan. Papan bunga berdatangan dari rekan-rekan bisnis. Saat masuk lobi, dekorasi ulang tahun memeriahkan suasana anniversary.Hari perayaan berdirinya perusahaan akan diisi dengan potong kue dan makan-makan. Lalu esoknya ada acara hiking dan camping, bersantai di pinggir danau. Semua biaya dikeluarkan oleh perusahaan, para karyawan terlihat bahagia menyambut hari lahir perusahaan.
Acara syukuran di kantor pun berlangsung. Aku dan Ayla berbaur dengan karyawan lain, Sela berada di depan semua karyawan akan memotong kue, didampingi keluarganya. Papa sela, rendi dan mama tirinya ada disana. Ada juga seorang wanita muda disamping mama tiri sela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, She is my Girlfriend
RomanceLaluna adalah wanita sederhana yang hidup serba susah, bertemu dengan seorang wanita kaya raya. Mereka terlibat dengan perjanjian yang tidak masuk akal, namun mereka perlahan menikmati perjanjian itu.