Worried

5.3K 468 19
                                    

Aku dan clara mengantar para klien ke parkiran mobil. Kami berpisah disana. Hari sudah gelap, untungnya pekerjaan kami dengan klien selesai hari ini.

"Kamu mau langsung pulang?" Tanya clara

"Ya, kamu sendiri?"

"Hmm, aku nunggu jemputan"

"Ayo aku antar kamu"

"Kamu yakin gak capek?, kita udah seharian diluar"

"Aku cuma duduk di mobil, bukan aku yang nyetir"

"Ah iya, aku lupa kamu punya bodyguard"

Aku menawarkan mengantar pulang clara. Hati kecilku tak bisa membiarkan clara menunggu sendirian di tempat ini, apalagi tempat ini mulai sepi.

"Ini pertama kalinya kamu ke rumahku kan?" Tanya clara sesampainya kami di depan rumah clara.

"Ya"

"Kamu mau singgah sebentar?, aku udah kabarin papa kalau kamu yang antar aku pulang"

"Mmm..."

"Ayolah, papa juga mau ketemu kamu" sela menarik lenganku. Aku melirik tedy sejenak sebelum setuju untuk singgah. Walau sempat ragu, aku pun ikut turun dan mengekori clara masuk area rumahnya. Rumah ini klasik vintage. Papa clara sudah berdiri di depan menyambut kami.

"Ternyata kamu lebih cantik dari di foto" ujar papa clara

"Ayo masuk, kebetulan om baru mau makan malam"

"Eee... Saya..."

"Ayo makan bareng kita sel" clara merangkul lenganku membawaku menuju meja makan mereka. Aku kurang nyaman berada disini, namun aku menghargai papa clara, aku hanya makan sedikit karena aku juga tak begitu lapar.

"Semoga kalian bisa bekerja sama dengan baik, akur dan saling mengingatkan" pesan papa clara setelah kami berbicara sedikit tentang proyek yang sedang berjalan.

"Terima kasih sudah antar clara"

"Terima kasih juga jamuannya om, saya permisi. Bye clara"

"Bye!!"

Aku buru-buru kembali ke mobil. Sudah jam 22.00

*****

Aku terbangun mendengar suara berisik. Aku tidak tahu apa yang sedang dilakukan una di depan meja rias. Namun baru kali ini una sudah berisik pagi-pagi.

"Sayang.." panggilku, una tidak menjawab. Aku yang masih ngantuk pun berusaha melawan malasku untuk bangkit duduk. Masih jam 06.00 kenapa una sudah siap-siap.

"Sayang,." Panggilku lagi, una melihatku sekilas lalu mengalihkan wajahnya. Una tak seperti biasanya, ia selalu memberiku senyuman manis dan manja tiap paginya.

"Kamu mau kemana?" Tanyaku mendekatinya

"Kerja"

"Masih jam 06.00"

"Iya tahu" Una menjawabku dengan ketus. Aku memegang kedua bahunya dan membaliknya agar menatapku.

"Kamu kenapa?, gak biasanya kamu begini. Kamu untuk apa pergi pagi-pagi banget?. Aku juga belum siap-siap"

"Siapa bilang aku mau pergi bareng kamu"

"Lalu kamu mau pergi sama siapa?, kamu mau ke kantor kan?"

"Iya"

Aku menarik napas dalam.

"Kamu marah?" Tanyaku mengingat kami sempat berdebat sebelum aku pergi kemarin.

"Kamu pulang jam berapa tadi malam?" Tatapan tajam una membuatku gugup.

"Sampai rumah Jam 11 sepertinya"

Yes, She is my GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang