Pagi ini kami berdua pergi ke kantor dengan mood yang sangat amat baik. Wajah cerah sela terpancar sejak ia bangun tidur. Ia banyak senyum dari tadi, aku tidak tahu apa yang membuatnya seceria ini.
"Kamu kalau seceria ini, orang-orang kantor pasti pada bertanya-tanya deh"
"Kenapa begitu?"
"Kamu gak sadar terlalu dingin sama bawahan kamu hah?" Ucapku menoel ujung hidungnya. Sela tertawa meraih tanganku, ia menautkan jari-jarinya padaku.
"Kalau selalu bareng kamu, pasti pipiku pegel senyum terus" sahut sela, ia mencium punggung tanganku sambil tetap fokus menyetir dengan tangan kanannya.
"Kamu ahli godain anak orang ya?" Selidikku, sela hanya tertawa. Obrolan ringan kami terus berlanjut, genggaman tangan sela tak lepas sampai kami tiba di basement.
Kali ini kami jalan sedikit berjarak, gimanapun sela adalah bosku, dan aku bawahannya. Aku menghampiri Ayla sebelum mengikuti sela ke ruangan, menanyakan jadwal sela hari ini.
"Papa bos ada di dalam" bisik Ayla saat aku mendatanginya
"Hah?" Aku menoleh ke arah pintu ruangan sela yang baru saja tertutup. Kenapa papa sela datang lagi. Walau Ayla tak melarangku masuk seperti kemarin, tapi aku tak berniat masuk, aku memilih duduk bersama Ayla.
Tak lama papa sela keluar. Aku pun beranjak masuk, aku tersentak ketika membuka pintu, sela sudah berdiri di ambang pintu membawa tas dan kunci mobilnya.
"Kamu mau pergi?" Tanyaku. Sela mematung, wajah cerianya sirna.
"Aku pergi sendiri, kamu disini!" Ucap sela lalu berlalu melewatiku. Ada apa?, kenap sela tiba-tiba kembali dingin. Apa yang mereka bicarakan sampai sela harus pergi, padahal kami baru tiba.
"Bos emang gak ada jadwal hari ini Ay?" Tanyaku lagi
"Gak ada Una, bos juga gak bilang ke kamu mau kemana?" Tanya ayla, aku menggeleng lemah. Aku pun masuk ke ruangan menunggu sela. Aku merapikan meja di depan sofa yang berantakan. Aku menemukan selembar foto yang sangat aku kenal. Clara, kenapa ada fotonya disini. Selain itu juga ada undangan untuk peresmian toko kosmetik, disana tertera jelas nama toko dan alamatnya.
Aku meraih hp ku dan mencari tahu info tentang toko ini.
Aku bersiap hendak pulang. Sela tak kembali sejak tadi. Aku pun memutuskan untuk pulang ke rumahku saja. Namun,
Aku dibawah, aku tunggu kamu di parkiran
Pesan sela masuk. Aku berdiam diri sebelum bergerak. Aku melangkah menuju basement dengan penuh pertanyaan di kepalaku. Beberapa pertanyaan yang akan aku tanyakan ke sela berderet di benakku, namun ketika melihat sela di dalam mobil pertanyaan itu tertahan. Aku hanya diam melihat senyum manis sela. Ia tiba-tiba memelukku, ia memelukku erat tanpa kata. Aku menatap ke dalam matanya, matanya sendu walau ia tersenyum lebar. Aku ingin bertanya ada apa dengannya, tapi mulutku seperti terkunci.
"Kamu kemana hari ini?" Tanyaku, sela melepas pelukannya.
"Mmm, ada kerjaan di luar"
"Tumben aku gak ikut"
"Mmm ini kerjaan dari papa" jawab sela, aku tak lanjut bertanya. Sepertinya sela enggan memberitahuku pekerjaan apa yang ia maksud.
"Ayo kita pulang" ucapnya hendak menghidupkan mobilnya, aku menahan tangan sela.
"Aku pulang ke rumahku hari ini"
"Kenapa?"
"Gak enak ke ibu kalau aku terus nginap" jawabku, sela terdiam, ia pasti tak bisa memaksaku jika aku memberi alasan yang berkaitan dengan ibu. Aku pun turun dari mobil sebelum sela berbicara lagi. Langkahku terhenti karena sebuah mobil berhenti di depanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, She is my Girlfriend
RomanceLaluna adalah wanita sederhana yang hidup serba susah, bertemu dengan seorang wanita kaya raya. Mereka terlibat dengan perjanjian yang tidak masuk akal, namun mereka perlahan menikmati perjanjian itu.