Enjoying

9.8K 818 6
                                    

Malam semakin larut, tidak memungkinkan untukku pulang. Aku menghubungi ibu mengabari jika aku akan menginap dirumah bos. Ibu akan sendirian malam ini karena tiva masih study tour.

Aku berbaring di sofa panjang dan empuk yang ada di kamar sela, aku mematikan lampu agar bisa beristirahat. Aku berbaring miring memperhatikan dari jauh sela yang sedang tidur. Sela tidur dengan tenang, aku pun mulai mengantuk.

Sreggg... Aku terbangun dan spontan menutupi wajahku dari sinar cahaya yang masuk karena sela membuka lebar gorden kamarnya.

"Kamu tidur terlalu lama" ucapnya berdiri di depan jendela, aku mengerjap mencoba melihat lebih jelas wajah sela yang silau.

"Kamu bersih-bersih, aku tunggu di bawah" ucap sela berjalan ke luar kamar. Aku pun bangkit, duduk sejenak mengumpulak nyawa. Tempat tidur sela sudah rapi, ia meletakkan sepasang pakaian disana. Aku beranjak melihat pakaian itu, sela sudah menyiapkan pakaian ganti untukku.

Aku keluar dari lift, menghampiri sela yang sedang menikmati sarapannya.

"Hanya ada sereal dan roti untuk sarapan, aku tidak punya waktu untuk memasak sarapan" ujar sela ketika aku sampai. Aku melihat potongan roti di piring sela, aku lapar namun makan roti begini tak akan membuatku kenyang. Aku menuang serela dan susu ke mangkukku, hmm ini lebih enak dan mengenyangkan.

"Kenapa kamu tidak pulang?" Tanya sela, aku menghentikan makanku.

"Ah, apa seharusnya aku pulang?, aku khawatir dengan kamu, jadi aku memilih tinggal dan menginap disini" jelasku.

"Kamu suka rumahku?"

"Rumah kamu nyaman"

"Kamu boleh tinggal disini selama bekerja denganku"

"Ha?, itu tidak perlu" ucapku menggeleng. Aku si pekerja baru mana mungkin tinggal di rumah seorang bos. Apa kata orang jika aku tahu aku tinggal bersama bos.

"Bukankah kamu khawatir denganku?"

"Itu..."

"Kenapa kamu setengah hati?, pekerjaanmu sebagai asisten pribadi salah satunya adalah menjagaku, jika kamu memang khawatir denganku, kamu harusnya tinggal tidak jauh dariku" sela menatapku lekat.

"Ttapi..."

"Lembur kamu juka akan dibayar"

"Ini bukan tentang uang"

"Lalu apa?, kamu bekerja denganku juga karena uang" ucap sela, aku terdiam menatapnya yang melihatku sambil menghabiskan minumnya.

"Hari ini kita gak ke kantor, aku akan istirahat di rumah. Kamu silahkan lakuin apa yang kamu mau di rumah ini" Sela beranjak meninggalkanku. Kepalaku berputar mengikuti arah sela, aku menghela napas pelan. Usai makan aku membersihkan peralatan makan kami.

Aku berjalan berkeliling rumah sela. Rumah ini dari luar berwarna abu dan putih, tapi di dalamnya didominasi warna putih dan silver. Rumah ini sangat terasa sepi, tiap sudut rumah tak ada yang spesial. Aku tak melihat satu pun foto yang tergantung seperti rumah pada umumnya.

Aku berjalan ke luar rumah. Rumput hijau di hadapanku menyejukkan mata, rumput ini rapi, sepanjang pinggir jalan ditanami bunga dengan warna cerah. Aku duduk di ayunan yang ada di pinggiran taman. Memandangi air mancur di depanku, suasana disini sangat nyaman. Pepohonan rindang menghindari panas dan teriknya matahari.

"Hai una"

"Hai ted, kamu baru datang?" Tanyaku

"Ya, mau bertemu bos" ucap tedy, ia sudah rapi mengenakan stelan has hitamnya.

"Kamu sendiri?"

"Ya, yang lain nunggu di luar" Tunjuk tedy ke arah luar gerbang.

"Kenapa kamu diluar?, bos dimana?"

Yes, She is my GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang