Proyek sedang berjalan, aku dan clara yang baru selesai dari lapangan lanjut menemui papa kami di sebuah resto jepang. Kami memasuki area khusus, setibanya kami disana papa sedang menikmati sushi mereka.
"Hmm, selamat datang anak papa yang cantik" sambut papa clara. Clara pun duduk di samping papanya, aku dengan tak nyaman juga duduk di samping papaku.
"Silahkan!" Papa clara menuang minuman di gelasku dan clara.
"Ayo makan, kalian pasti lapar" ujar papa clara lagi.
"Melihat mereka ini mengingatkan waktu kita muda, kita kerja kesana kemari mencari relasi"
"Ya, aku masih ingat itu. Kamu hebat bisa bangun perusahaan kamu sendiri"
"Kamu juga beruntung bisa bertemu istri kamu yang kaya raya"
Aku menyimak obrolan dua orang tua ini. Ya, tanpa mama. Papa hanyalah orang biasa yang bekerja kesana kemari merintis kesuksesannya. Berbeda dengan papa clara yang sukses karena kerja kerasnya, papaku mendapat keuntungan besar karena bertemu mama yang merupakan anak tunggal dari kakek yang kaya. Mamaku pebisnis unggul seperti kakek, dengan bantuan mama papa punya beberapa proyek.
Kakek tidak mempercayai papa sepenuhnya. Untuk itu kakek menyiapkanku untuk meneruskan perusahaannya.
"Andai anak kita bisa jadi besan" celetuk papa, papa clara terbatuk.
"Benar, aku juga berpikir begitu. Tapi sayangnya anak kita sama-sama perempuan"
"Anak lelakiku juga terlalu muda untuk clara"
Mereka berdua tertawa, aku menghela napas pelan.
"Kamu harus pilih pasangan yang benar clara, papa susah payah bangun semua yang kita punya sekarang, papa gak mau kamu milih orang yang salah"
"Ya, aku gak mungkin menyukai orang yang salah pa" balas clara
"Kamu sudah punya pasangan?"
"Belum, kalau ada pasti aku beri tahu papa"
"Hmm, papa berharap kamu gak jatuh cinta sama sembarang orang"
"Aku menyukai seseorang pa" gumam clara. Aku menghentikan makanku karena suasana tiba-tiba hening. Aku mengangkat kepalaku, clara menatap lekat padaku. Aku melirik papa clara dan papa juga melihat ke arahku.
"Aku suka sela pa..."
Aku tersentak dan terbelalak. Sumpit di tanganku terlepas dan berdenting di piring. Jantungku berdegup cepat karena tatapan kedua pria ini semakin lekat padaku.
"Jangan marah ke aku ataupun sela, ini hanya perasaan, kami belum berhubungan lebih selain rekan kerja" jelas clara kembali makan. Aku menelan air liurku, kenap clara sesantai itu mengatakan hal sensitif seperti ini. Aku meneguk habis airku.
"Maaf, saya permisi ke toilet sebentar" ucapku buru-buru pergi dari sana. Dadaku sesak berlama-lama di situasi itu. Apa yang dipikirkan clara, kenapa ia segamblang itu mengatakan perasaannya, ia tahu aku mempunya una.
"Kenapa kamu lari?" Clara tiba-tiba muncul
"Apa maksud kamu?"
"Aku mengatakan yang sebenarnya"
"Kamu gak pikirin posisi aku?"
"Karena kamu punya una?"
"Ya, kamu tahu aku sudah punya una. Pernyataan kamu barusan bisa merusak semuanya"
"Aku hanya jujur"
"Kenapa harus di depan orang tua kita?"
"Karena mereka harus tahu, kamu menyukai wanita, begitu juga aku"
![](https://img.wattpad.com/cover/359067826-288-k649776.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes, She is my Girlfriend
RomanceLaluna adalah wanita sederhana yang hidup serba susah, bertemu dengan seorang wanita kaya raya. Mereka terlibat dengan perjanjian yang tidak masuk akal, namun mereka perlahan menikmati perjanjian itu.