BAB 2 (sudah revisi)

5.9K 392 7
                                    

Happy reading

***

16 tahun kemudian

Waktu berjalan cukup cepat seperti layaknya roda yang terus berputar tanpa henti.

Segala sesuatu yang pahit itu sudah berlalu lamanya. Namun bukan berarti bisa melupakannya.

Sekarang oniel tinggal bersama keempat anaknya, mereka tidak menetap di Indonesia melainkan tinggal di Singapura,oniel di sana mengurus perusahaan sang ayah dan anak-anaknya.

Pov oniel

Aku berdiri disamping sebuah pemakaman, untuk kedua kalinya aku kehilangan mereka.

Sepertinya tuhan sudah terlanjur benci padaku..

Aku membungkuk dan menatap batu nisan,air mata mengalir di pipiku.l

"Ria.. sekarang flora dan adel sudah masuk SMA mereka mirip denganmu." Aku mengusap batu nisan itu dan tersenyum sedih.Oniel selalu pergi ke makam istri keduanya itu dan sering menceritakan pertumbuhan si kembar kepada mendiang istrinya.

Ya, namanya yang aku sebut adalah nama istri keduaku,ia meninggal karena suatu penyakit saat si kembar berumur 8 tahun.

Penyakit yang ia derita yaitu leukemia stadium akhir yang dimana tidak harapan untuk hidup.

Aku sedikit menyesal, tatapan kosong ku menatap batu nisan yang tertulis namanya. Kenapa aku menyesal?, karena saat menikahi Ria,aku selalu bersikap dingin terhadapnya. Aku bahkan tidak berbicara dengannya saat dirumah.

Perlakuanku sangatlah buruk padanya,aku bahkan tidak tahu dia memiliki penyakit leukemia,hingga saat dimana aku berbicara dengannya untuk pertama kalinya.

Namun siapa sangka? pembicaraan itu berakhir dengan konflik lagi, lagi dan lagi aku bertengkar dengannya. Pertengkaran sangatlah hebat, berlangsung 4 jam lamanya hanya karena perbedaan pendapat lagi.

Oh ayolah, jangan lagi. Tak berselang beberapa saat. Ia tiba-tiba jatuh pingsan, tunggu kenapa dia?

Sejak hari itu dia dinyatakan memiliki penyakit leukimia, sayangnya aku tidak pernah mengunjunginya di rumah bahkan merawatnya pun tidak,hingga ajal menjemputnya dan hanya keempat anakku yang menjaganya di rumah sakit.

Maafkan,Ria..

"Pa.." Seseorang menepuk pundakku yang membuatku tersadar dan segera menoleh kearahnya.

Ternyata itu adalah adel,anak bungsuku.

"Ada apa,del?" Tanyaku.

"Itu..papa masih lama?" Aku yang mendengar pertanyaan seketika ingat kalau aku juga perlu mengantar si kembar sekolah.

Aku kembali menatap makam itu dan setelahnya berdiri, merangkul anak bungsuku dan kami mulai berjalan menuju parkiran mobil.

"Maaf ya sudah membuat kalian menunggu lama," ucapku.

"Iya tidak apa-apa,pa..tapi seperti biasa kak flora ngambek,pa" mendengar itu aku terkekeh. Memang benar setiap kali aku mampir ke makam istri keduaku. Flora selalu kesal karena menungguku yang terlalu lama.

"Papa sudah menduganya." Kami pun sampai di parkiran, aku melepaskan rangkulanku dan membuka pintu mobil pengemudi, aku masuk diikuti juga adel yang duduk disampingku.

Benar saja, flora terlihat cemberut seperti biasa. Ya ampun dia mirip dengan ibunya.

Aku hanya tersenyum melihatnya dan segera menyalakan mesin mobil,mobil pun berjalan,waktu sudah menunjukkan pukul 7:00, untungnya sekolah mereka masuk pada pukul 8:30.Berbeda dengan Indonesia yang masuk pada pukul 07:15.

MY FAMILY (ONDAH) - S1 (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang