MY FAMILY (ONDAH) - S1 (Tahap Revisi)

BAB 37

Happy reading

***

"Dok, bagaimana keadaan mama??" Tanya Lulu yang sedang berada di ruangan dokter.

Dengan raut wajah yang serius,dokter menatap lulu.

"Lulu,kamu harus mencari golongan darah yang mirip dengan ibumu dalam waktu dekat.. kalau tidak ibumu akan meninggal.." Jelas dokter,tentu saja siapa yang tidak khawatir ketika dokter berkata seperti itu?

"Dokter apakah golongan darah saya tidak bisa?" Tanya Lulu

Dokter pun menggelengkan kepalanya

"Tidak bisa.. golongan darahmu adalah hanya A bukan A+.." Jawab dokter

"Tapi itu kan sama sama A,dok.." Lulu tetap bersikeras untuk menyakinkan dokter.

"Tidak bisa lulu.." Jawab dokter

"Dari namanya saja beda.."

"Masalahnya dok.. orang yang sama golongan darahnya kayak mama saya,ada di Singapura dan akan pulang ke Indonesia dalam waktu 2 harian gitu.." Ucap lulu

Dokter pun berpikir sejenak saat mendengar penjelasan dari lulu.

"Kamu yakin orang itu beneran ingin mendonorkan darahnya untuk mamamu?" Tanya dokter lagi untuk memastikannya dan Lulu pun mengangguk.

"Okeh.. kami usahakan untuk membuat ibumu tetap bertahan dengan alat medis.. tapi sebaiknya cepat.. karena jika terlambat..kamu tidak dapat melihat ibumu lagi.." Ujar dokter

"Baiklah,dok.. sekali lagi terimakasih.."

"Sama-sama.." Dokter lalu tersenyum dan mengangguk

"Omong-omong saya dengar pertukaran dokter akan segera berakhir minggu depan?"

Lulu tersenyum kecil dan mengangguk lemah

"Iya dok..itu kenapa saya ingin melakukan segala cara agar mama setidaknya sadar dari komanya sebelum aku kembali ke singapura.." Jelas lulu

"Oh??lalu kamu akan kembali ke Indonesia atau menetap di Singapura?"

"Ya balik ke Indonesia lah dok.. keluarga saya di sini semua.. saya di Singapura hanya ingin mengurus surat pengunduran diri di rumah sakit dan setelah itu kembali ke Indonesia.." ucap lulu

"Ohh..ta kirain nggak balik.."

---

Di kediaman keluarga Ariesandy

"Adel!!"

"Woy! buruan!!nanti kita di tinggal sama papa!"

Ya,suara teriakan itu sudah biasa di dalam rumah besar itu bahkan setiap pagi selalu terdengar suaranya, siapa lagi kalau bukan flora dengan suaranya yang bagaikan speaker saat memanggil adik kembarnya.

Setelah beberapa saat,sosok yang di teriakan itu akhirnya keluar sambil membawa kopernya menuruni setiap anak tangga.

"Lama amat lo del.." Protes flora melibat kedua tangannya di dadanya.

Mendengar omelan sang Kakak yang membuat telinga pecah pun melirik tajam flora.

"Apa?!" Flora mengangkat kepalanya,adel pun segera memalingkan pandangannya dan mempercepat langkahnya.

"Aku lama karena bawa 2 koper dan satunya lagi koper kakak!" Ketus adel

"Lalu apa?!mau protes sini.." ucap flora menantang adel.

"Nggak jadi deh..malas berdebat dengan bocil.."

Ya, walaupun adel lebih dari flora dari segi fisik,adel tetap takut dan selalu mengalah pada bocil kematian satu ini.