Happy reading
***
Keesokan harinya.
"Ma.. Sumpah demi tuhan aku nggak ngelakuin hal itu!" Pinta indah membungkuk di depan shani yang kini menangis tak percaya.
Indah tidak tahu harus berkata apa lagi. Ia berdiri dan menatap oniel. Berkata kepada oniel dengan nada yang menyakinkan. "Kak, tolong percaya padaku. "
Oniel sendiri hanya bisa diam dan memalingkan wajahnya. Indah yang melihat itu tertekun dan menutup mulutnya rapat.
"Tante mau beralasan apa lagi? Rekaman nya sudah menjadi bukti yang kuat. " Ketus flora menatap tajam indah.
"Tapi itu bukan tante.."
"Halah! Nggak usah ngeles! Mending tante pergi dari sini! Sebelum masalah ini akan menuju ke rana hukum!" Flora mendorong indah secara kasar hingga hampir terjatuh.
"Heh! Flora kamu yang sopan dikit dong sama yang lebih tua! " Timpal chika segera menompang kakaknua.
Flora hanya memutar matanya. Jelas ia malas untuk melihat drama ini.
Chika mengertakan giginya, ingin rasanya menampar flora dengan keras namun untung nya hal itu di hentikan oleh indah. "Udah kamu diam aja ya?" Indah meletakkan tangannya di atas tangan chika.
Chika tentu merasa 'kasihan' pada indah karena mendapat perlakuan seperti ini. Melihat hal tersebut bukan hanya maarsha yang berada di pihak ibunya melainkan ada ashel, kathrin dan juga marsha mendekati indah.
Sementara olla? Ia hanya terdiam disana, bingung harus memilih siapa, mencoba untuk mencerna situasi ini.
Olla harus berpihak pada siapa?
Indah kemudian menatap shani. Sorot matanya menujukkan agar percaya pada nya namun sayangnya shani memalingkan mukanya dari indah kesamping.
Indah berkedip beberapa kali dan kemudian menundukkan kepalanya.
"Kak.. Ayok kita keluar dari sini." Tutur chika memegang bahu kakaknya. Indah pun mengangguk.
Mereka pun segera mengangkat kaki dari rumah itu dengan berat hati. Tentu yang melihat itu ada rasanya yang bercampur di dalam nya.
Rasa tak percaya? Kecewa? Rasa bersalah? Atau bahkan marah.
Flashback 1 jam lalu
"Tck, dimana sih papa naruh laptopnya.. " Gerutu gadis bernama flora yang masuk kedalam kamar ayahnya.
Flora mengecek sekeliling kamar ayahnya untuk menemukan barang ia cari. "Hm.. Kata papa di meja." Flora kemudian berhenti dan akhirnya menyadari meja yang di maksud sang ayah.
Ia pun berjalan menuju meja tersebut yang tergelatak laptop di samping tempat tidur. Flora mengambil laptop tersebut dan membukanya untuk keperluannya yang lain namun tak sengaja ia melihat sebuah video yang terpause.
"Apa ini?" Dengan rasa penasaran, flora menekan video itu dan menontonnya. Terhitung beberapa menit, keningnya mengerut dan tatapan nya seolah marah.
Flora pun menutup laptop itu dan membawanya untuk di perlihatkan pada neneknya.
Saat flora tiba di ruang tamu. Secara kebetulan semuanya juga berkumpul di ruangan itu, dengan tajam flora melirik indah yang sedang mengobrol dengan neneknya.
"Oma.." Panggil flora yang membuat shani menoleh. Tidak hanya shani, indah dan beberapa yang lain juga ikut menoleh.
"Ya?" Flora sedang duduk di samping shani dan membuka laptop nya. Di sisi lain raut wajah oniel sesaat menegang saat melihat laptop yang flora pegang sekarang. Flora pun memutar video tersebut dan di tonton oleh shani dan juga indah.
Sama seperti flora, setelah beberapa menit keduanya kaget. Shani dan indah pun saling memandang.
"Ma.. Aku bisa jelasin.. Aku tidak soal hal itu," ucap indah.
"Indah.. Kamu kok tega sama papa? Mama dan papa ada salah apa sama kamu sayang," kata shani yang kecewa pada indah.
"Ma.. Ini bukan indah.. Beneran sumpah." Indah segera berdiri dan membungkuk di kaki indah. Sementara shani lagi dan lagi mengeluarkan air mata kekecewaan.
Oniel pun segera menghampiri flora dan menamparnya. Flora jelas kaget dengan hal itu, ia menatap ayahnya dan berdiri. "Kenapa papa menampar ku?!"
"Papa yang seharusnya tanya sama kamu.. Kenapa kamu ambil laptop yang itu?! Papa yang ada di meja, flora!!"
"Hanya itu yang ada di meja pa!"
"Oh? Tahu.. Papa sengaja menyembunyikan hal itu dari kami untuk melindungi wanita kesayangan papa, HUH?!!"
"Jaga mulut kamu flora! Kamu sudah keterlaluan!"
Saat kedua ayah dan anak itu berdebay, salah satu dari mereka mengambil laptop dan itu adalah olla. Sekarang laptop di tangan olla dan semua orang segera menonton video itu.
"Kak.. Tenang.. " Erai adel yang dengan singap memegang lengan flora.
"Papa tahu nggak! Gara-gara wanita itu opa sudah tidak ada! Dan membelanya!"
Oniel mengepalkan tangannya dengan erat mencoba menahan rasa amarahnya. "Saking butanya papa akan tante indah.. Papa sekarang berani menampar aku. "
Flashback off
Setelah kepergian mereka. Ruangan tersebut seketika hening. Sepasang bola mata mengikuti gerak chika seolah memiliki dendam.
Gadis itu tidak dapat berbuat apa-apa sekarang. Karena jika ia ikut campur maka taruhannya adalah keluarga sendiri.
Flora kemudian melirik tajam ayahnya dan segera pergi begitu saja, masuk kedalam kamarnya.
Adel menghela nafas dan kemudian menatap oniel. "Pa.. Biar aku yang tenangin kak flo..papa tenangin oma saja." Adel menepuk pundak ayahnya seraya pergi menyusul flora.
Olla kemudian mendekati shani dan memeluknya. "Oma.. Berhenti nangis ya?" Pinta olla mengelus punggung shani yang menangis.
---
Apartemen.
Ckelk
"Nah.. Kak.. Untuk sementara waktu.. Kakak, marsha, katrhin dan ashel tinggal di apartemenku dulu ya?" Ucap chika. Indah merasa berterima kasih karena ia masih memiliki orang yang bisa di andalkan.
"Iya.."
"Marsha.. Kamu bawa adik-adikmu kekamar yang itu tuh.." Tunjuk chika di salah satu pintu. Marsha mengangguk mengerti dan membawa adik-adiknya masuk kedalam kamar.
"Makasih ya." Chika pun menatapnya dan tersenyum seraya mengangguk.
Skip
Pada malam hari setelah makan malam, indah berada di kamarnya dan pikiran masih terpacu dengan kejadian tadi siang.
Ia menghela nafas sambil menatap jendela luar. "Lagi?"
Malam itu memanglah menakutkan namun juga memenangkan. Hal yang di rasakan indah saat ini tidak menerima kejadian tadi. Rasanya gelisah saat memikirkan itu.
Karena dalam ingatannya, mana mungkin ia melakukan hal itu? Maksudnya buat apa juga? Tidak ada gunanya.
Saat pikirannya melayang, Tiba-tiba terlintas sebuah ingatan yang mana sebelum ia memberikan kopi itu pada mertuanya. Orang pertama itu adalah chika.
Tapi mana mungkin dia melakukan hal itu. Indah segera menepis pikiran itu, ia tidak mau menfitnah adiknya sendiri.
Untuk menenangkan diri, indah memutuskan untuk tidur, tubuh lemahnya ia baringkan ke kasur dan kedua kelopak mata mulai tertutup.
Berharap semua ini hanya mimpi semata.
Continued..
Terimakasih 💐
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FAMILY (ONDAH) - S1 (Tahap Revisi)
RomanceDrama keluarga Ariesandy yang pecah dan berujung perceraian. Akankah keluarga ini bisa bersatu lagi? atau justru akan tetap pecah layaknya kaca? ⚠️Ini hanyalah fiksi,gunakan fantasi liar kalian dan ingatkan jangan membawa ini ke dunia nyata. Bijakla...