BAB 14 (sudah revisi)

3K 239 5
                                    

Happy reading

***

Sesampainya lulu didepan rumah pun turun dari mobil sahabatnya itu, menutupnya kembali dan freya yang tidak ikut turun menurunkan kaca mobilnya membuat lulu berbalik dan menatapnya.

"Terimakasih ya fre, udah anterin aki," ucapnya lembut penuh rasa terimakasih.

"Santai aja kali, kayak sama siapa aja" jawab freya.

"Oh, omong-omong lo mau bareng sama gue besok gak?" tanya freya.

Tanpa berpikit, lulu pun menggelengkan kepalanya sebagai tanda penolakan dan berkata. "Gak usah fre, aku jadi banyak ngerepotin kamu. Aku nanti pergi sendiri aja."

"Lah? Gak papa, gue gak ngerepotin tuh."

"Uhmm, gak deh beneran. Aku juga besok sekalian mau mampir beli sesuatu." Lulu berkata. "Nanti besok kita ketemuan dirumah sakit aja," tambahnya.

Mendengar penolakan lulu yang masih sama, freya pun akhirnya mengalahkan dan berkat."Yaudah kalau gitu. Tapi lo kalau ada apa-apa telpon gue ya?"

Lulu pun tersenyum dan mengangguk. "Iya, tenang aja."

Freya mengangguk. "Wokeh.. kalau gitu gue pamit ya? Titip salam untuk oma dan opa."

"Iya." Setelah mendengar jawabanku,ia pun menaikkan kaca mobilnya kembali dan langsung melajukan mobilnya.

Lulu pun menatap kepergian mobil freya dan masih terdiam memikirkan seseorang yang baru saja ia temui di toko roti itu.

"Marsha.." batinnya mengulang nama gadis tadi, entah kenapa gadis tadi membuatnya selalu teringat dengan adiknya.

Setelah beberapa dengan pikirannya, lulu pun masuk kedalam rumah.

Clekk

Saat pintu terbuka, lulu masuk dan menutup kembali pintunya. Melangkah kembalinya kearah ruang tamu, ia mendapati kakek dan neneknya sedang duduk di sofa ruang tamu dengan kesibukan mereka
masing-masing, neneknya fokus menonton TV sementara sang kakek membaca sebuah buku.

Ia menatap mereka sejenak seolah-olah ingin menanyakan hal sesuatu.

Neneknya pun menyadari lulu hanya berdiri sedari tadi menatap mereka .

"Lulu,kenapa hanya berdiri di situ, sayang?"

Lamunannya buyar saat mendengar suara sang nenek.

"Uhmm.. tidak..oma." Ucapnya terbata-bata dan langsung berjalan melewati nenek dan kakeknya menuju kamar.

Melihat cucunya yang pergi begitu saja, hanya bisa menghela nafas dan menatap suaminya yang masih membaca buku.

"Mas, kamu yakin dengan rencana ini?" Tanya sang istri membuat pria tua itu menoleh kearahnya.

"Menurutmu? jika aku tidak serius, aku tidak akan melakukan tindakan sampai sejauh ini. Aku menyayangi cucuku dan sebaiknya kamu harus mendukungku," ujar pria tua itu yang sebut saja namanya Gracio indra Ariesandy dengan tatapan serius dan kembali membaca bukunya.

Sang istri pun hanya menghela nafas mendengar jawaban itu,ia tahu ini demi kebaikan cucunya tapi apakah lulu akan menerima kenyataan dan kebenarannya?

Gracio Indra Ariesandy merupakan seorang ceo terkenal di asia tenggara, beberapa cabang perusahaannya ada dibeberapa negara termasuk di Singapura yang sekarang di berikan kepada sang anak bernama Cornelia ariesandy.

Shani Adriane Ariesandy merupakan istri dari pria bernama Gracio dan ibu dari anak bernama Cornelia ariesandy, Shani merupakan pensiunan dokter, saat anaknya sudah lahir.Di karenakan ia ingin lebih fokus dengan pertumbuhan anaknya dan sekarang shani mengelola sebuah toko kosmetik

MY FAMILY (ONDAH) - S1 (Tahap Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang