23. Membangun beberapa koneksi

203 28 2
                                    


Halo, apa kabar? Jaga kesehatan ya, sekarang musim sakit. Selamat membaca, jangan lupa vote dan tandain typonya.

Baca chapter sebelumnya biar ga bingung.



---



Melihat amarah dimata semua orang yang menatapnya, Jane menegakkan punggungnya dan menatap balik setiap orang. Dengan senyum cantik yang masih tertera diwajahnya, Jane dengan percaya diri menatap mata mereka. Bertahun-tahun yang lalu, keluarga ini meninggalkannya dititik terendahnya. Meskipun Jane tidak benar-benar melakukan hal ini dengan sengaja... 



Tapi dia tidak melakukan ini karena dia masih membenci orang-orang ini. Jane hanya mencari sedikit hiburan. Melihat wajah mereka yang ternganga, mulut yang terbuka karena terkejut sebenarnya membuat Jane sangat senang. Ini terlalu menyenangkan baginya, dia bisa melakukan ini setiap hari. 


Selama enam tahun terakhir, Jane telah melatih dirinya untuk menutupi semua emosinya dan beradaptasi dengan situasi yang dialami. Tidak peduli apa situasinya, dia akan tetap memperlihatkan senyum diwajahnya ketika dia mempekerjakan pikirannya yang brilliant untuk rencana dan juga mencari solusi terbaik. Tidak diragukan, mendiang nenek dari pihak ibunya itu, Lilian Facci telah memberikan pengaruh besar untuknya, merawatnya hingga menjadi seperti sekarang ini. Disituasi seperti ini, Jane melihat kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak uang. 


Mendiang nenek dari pihak ibunya itu selalu memberitahunya cara terbaik untuk menang yaitu membuat musuhmu meremehkanmu. Dan cara terbaik untuk membuat mereka menurunkan kewaspadaan mereka adalah dengan cara bertingkah naif dan bodoh. Walaupun ini mungkin membuat mereka marah, itu adalah bagian dari rencananya. Dengan begitu, ketika orang-orang marah, itu akan berefek pada kemampuan mereka untuk berpikir jernih.


Di Eropa, sebagian besar pengusaha yang berurusan dengan Jane akan tahu betapa hebatnya Jane membuat muka mereka memerah karena marah. Itu bukan karena cara Jane yang memandang merendahkan, atau jawaban Jane yang menarik, melainkan senyumannya. Itu membuat orang bertanya-tanya bagaimana sebuah senyuman, sesuatu yang terlihat indah, dapat membuat orang-orang kehilangan kendali. Mungkin jika suatu hari mereka bisa melihat senyumnya dengan mata kepala mereka sendiri, mereka akan paham. 





"Karna kau tidak mampu membayar sejumlah ini, maka tidak ada gunanya lagi melanjutkan obrolan ini," Jane menambahkan, membangunkan semua orang dari lamunannya.

"Qin Jennie, aku tahu kau mempunyai hubungan dengan seseorang yang mempunyai pengaruh di dunia bisnis Hong Kong entah bagaimana," kata Xuan Kai. Ketika bodyguardnya memberitahunya kalau Qin Jennie adalah orang yang sama dengan wanita yang ingin menjual donat dengan harga yang mahal, Kai sudah berasumsi kalau Qin Jennie entah bagaimana beruntung dan terikat dengan seseorang yang berpengaruh di Hong Kong. 


Melihatnya sekarang yang bertingkah seperti nona muda yang keren membuktikan asumsinya.


"Terus?" Jane bertanya.

"Xuan family terkenal luas dikalangan bisnis. Aku yakin kau tahu kalau aku dapat dengan mudah membuat bangkrut perusahaan tempat kau bekerja," Xuan Kai berkata dengan percaya diri. Karena wanita ini menolak untuk bersikap yang masuk akal, maka Kai harus menggunakan ancaman. 

The Villain's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang