27. Single Dan Tidak Pernah Punya Pacar

222 26 6
                                    


Haloo aku update! Jangan lupa vote dan tandain typonya.. Selamat membacaa

Baca chapter sebelumnya biar ga lupa.



---




"Aku dipanggil Taetae."

Jane mengangkat sebelah alisnya ketika nama itu disebut. Namun, dia memilih untuk tidak mengatakan apapun dan membiarkan Taetae melanjutkan.

"Aku baru saja 31 tahun dua bulan yang lalu. Single dan tidak pernah punya pacar."

Kekehan lembut Jane seketika membuat atmosfir yang ada menjadi lebih ringan. Single dan tidak pernah punya pacar? Pria macam apa yang akan mengatakan suatu hal seperti ini ketika memperkenalkan diri? Jane dengan awkward menghentikan kekehannya dan berdeham ketika melihat pria itu menatapnya.


Dengan cahaya dari jalanan yang menyinari wajahnya, Jane dapat melihat sebagian wajah dari pria itu. Untuk sesaat, Jane speechless. Wajah pria ini sangat simetris! Rahangnya yang tajam membuatnya memikirkan ungkapan setampan Dewa Yunani. Walaupun Jane tidak dapat melihat wajahnya seutuhnya, Jane tahu kalau driver barunya ini sangat tampan. Jane tersadar dari lamunannya ketika dia melihat kalau pria itu menatap lurus kearahnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Seperti anak kecil yang ketahuan mencuri permen, Jane langsung mengalihkan pandangannya dari Taetae.


"Ehem, eyes on the road," kata Jane, menghindari tatapan pria itu. Dia langsung merutuki dirinya sendiri karena pikirannya. "Tolong mengemudi lebih cepat... Aku punya keadaan darurat yang harus kutangani."

"Baiklah," Taehyung menjawab dengan tenang. Untuk beberapa alasan, kegugupan yang dia rasakan sudah hilang. Faktanya, Taehyung bahkan merasa nyaman dengan kehadiran Jane. Dengan tidak ragu-ragu, Taehyung menginjakkan pedal gas, menambah kecepatan. 


Dalam waktu kurang dari lima belas menit, mobil kodok itu tiba di tempat parkir apartemen Jane. Tanpa sepatah kata apapun, Jane keluar dari mobilnya dan berlari menuju lift dengan Taehyung dibelakangnya.



'Ding'



Jane menekan tombol dan mengetap kunci kartunya ditempat card reader yang terletak tepat dibagian bawah panel kontrol lift. Lift mulai bergerak, membawa mereka ke lantai paling atas. "Kenapa kau mengikutiku?" Dia bertanya kepada Taetae sebelum perlahan memutar kepalanya untuk menghadapnya. Dan apa yang Jane lihat tidak mengecewakannya.

Pria itu satu kaki lebih tinggi badannya darinya. Pria itu memiliki rambut pendek yang hitam dan sepasang mata berwarna coklat gelap yang dibingkai dengan bulu mata yang indah. Jane melihat pria itu yang menatapnya sekilas sebelum menjawab "Security protocol."


Jane mengangguk menyetujui ucapan Taehyung. Dia adalah driver dan juga bodyguard pribadinya jadi itu masuk akal saja kalau dia tetap dekat dengan Jane sampai Jane pulang. Tidak diragukan lagi dari seorang karyawan agensi security yang terbaik dinegara ini.



Keheningan yang canggung terjadi didalam lift. "Mobilmu terlalu kecil," gumam Taehyung dengan suara yang paling tenang yang bisa dia katakan.

"Hm... kau terlalu tinggi," Jane hampir menjawab langsung. "Aku akan meminta seseorang untuk mengirim mobil yang lain besok," jawab Jane.

Meskipun Jane mencintai mobil kodoknya, akan sangat tidak adil bagi drivernya jika dia harus terus memaksa dirinya didalam mobil. Sekali lagi, senyuman kecil terbit dibibir Jane ketika dia memikirkan bagaimana pria setinggi sekitar enam kaki disampingnya itu berjuang untuk menyesuaikan diri dengan mobil kodoknya beberapa saat yang lalu.


Taehyung mengangguk sebagai responnya. Berdasarkan mata-matanya, Jane mempunyai koleksi mobil yang dikustom di garasinya dan Jane tidak akan mengendarai mobil lain kecuali mobil miliknya sendiri.

Namun, dalam pencariannya juga mengungkapkan kalau Jane tidak pernah mengendarai mobil sebelumnya. Kalau begitu, lalu bagaimana Jane bisa memastikan kalau kustomisasi yang dia lakukan akan berfungsi dan aman tanpa mengetesnya?

 Taehyung menganggap ini sangat menarik. Wanita yang dikenal sangat pemilih dan bahkan tidak mengizinkan maidnya untuk memasuki garasinya. Taehyung bertanya-tanya apa yang bisa dilakukan oleh wanita kecil seperti Jane didalam garasinya sendirian. 



'Ding'



Jane sekali lagi mengetap kartunya sebagai kunci itu kepada card reader untuk membuka lift yang langsung membawanya ke teras apartementnya. Alisnya mengkerut ketika mendengar dua suara berbeda yang berdebat. Jane berjalan menuju ruang tamu apartement penthousenya.



"Jane bukan orang yang seperti itu!" Lisa menggertakkan giginya sembari menatap tajam kearah wanita disebrangnya. "Jika kau kesini hanya untuk menghina-"

"Aku tidak menghinanya! Aku hanya mengatakan yang sebenarnya! Dia berasal dari Rumah Sakit Jiwa dan semua orang di Eropa akan tahu kalau dia tidak-"

"Ancaman?" Suara dingin Jane bergema di ruang tamu, menyela Mrs. Arison. "Ancaman tidak berguna untukku Mrs. Arison," Jane berkata sambil menghampiri Lisa.

"Jane... Aku... Aku tidak bermaksud seperti itu sayang... Aku hanya mengobrol biasa dengan Lisa..." Mrs. Arison tertawa palsu, melihat kearah Jane.

"Kudengar Liam kecelakaan?" Kata Jane, mengabaikan perkataan wanita itu. "Boleh kutahu kenapa kau disini daripada merawat putramu di rumah sakit?"

"Jane!" Ekspresi terkejut tertera diwajah Mrs. Arison's. Ucapan Jane yang blak-blakan jelas membuatnya terkejut. Dia ingat dahulu setiap kali mengunjungi Villa Facci, dia akan melihat Jane yang penurut dan manis berada disekitar neneknya dan Jane selalu menghormatinya. Kenapa Jane sekarang tidak menghormatinya? Apakah itu semua hanya akting didepan neneknya? Sebuah topeng? 



Tentu saja, Sofia Arison tidak menyadari sifat asli Jane yang terkenal di dunia bisnis. Sebagai seseorang yang terlahir dikeluarga yang kaya dan menikahi orang yang kaya juga, Sofia tidak perlu bekerja atau tidak perlu khawatir mengenai uang dan tidak tahu apapun mengenai dunia bisnis. Selain itu, Sofia tidak dapat melihat dibalik senyum 'polos' Jane, dia berpikir kalau Jane adalah mangsa yang mudah. Ini adalah alasan kenapa dia berusaha dengan keras hanya untuk meyakinkan Old Madam Facci setuju agar Jane menikahi Liam.


Siapa sangka kalau Jane akan membatalkan pernikahannya sebulan setelah kematian neneknya? 


Sofia sangat marah karena dia sudah berusaha keras untuk mewujudkan pertunangan ini terjadi. Mengabaikan peringatan suaminya, Sofia mengirim putranya untuk mengikuti Jane ke Hong Kong, berharap kalau keduanya dapat memperbaiki keadaan. Dan karena itu tidak berhasil, Sofia memutuskan untuk menemui Jane secara langsung jadi dia dapat menekannya untuk melanjutkan pertunangan ini.



Jane dilahirkan untuk menjadi Arison. Dan tidak peduli akibatnya, Sofia Arison akan memastikan kalau ini akan terjadi.




---


Published 180124

The Villain's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang