20. Fallin You

12.7K 824 160
                                    

Halooo!!!!

Bertemu lagi dengan mami ocean ini✨

SEPERTI BIASA SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤️

•••••

Erangan kecil terdengar dari seorang gadis yang baru saja membuka mata, hembusan napas panjang turut hadir seiring dengan kesadaran yang perlahan menariknya dari dunia mimpi. Pandangannya yang nampak kabur membuat dia mengedipkan mata beberapa kali dan tak membutuhkan waktu lama gadis itu mengetahui keberadaannya sekarang, di kamar Tuan-nya.

Gadis tersebut tak lain dan tak bukan adalah Alora, dia mulai menegakkan tubuhnya secara perlahan. Entah kenapa dia merasa sangat lelah, tubuhnya terasa kebas, terutama bagian bibir. Jari-jemarinya terangkat memegang bibir bawahnya yang terasa sedikit membengkak. Tapi hal itu Alora hiraukan, otaknya justru berpikir keras tentang bagaimana bisa dirinya terdampar di kamar ini? Seingatnya sebelum kesadarannya menghilang, dia masih berada di ruangan Valter. Apa mungkin pria itu yang membawanya?

Pintu yang terbuka membuat lamunan Alora buyar seketika. Dia melihat sang pemilik kamar sedang berjalan ke arahnya.

"Sudah bangun?"

Suara berat itu mengalun indah menembus telinganya. Alora merasa gugup seketika. "Emmm... Iya, Tuan," balasnya.

Valter meletakkan sebuah nampan berisi steak and mashed potatoes di hadapan Alora.

Aroma sedap dari makanan itu langsung merangsang masuk ke dalam indra penciuman gadis bertubuh mungil tersebut. Perutnya secara spontan berbunyi, dan hal itu menghadirkan tawa kecil dari pria menyeramkan yang sedang duduk di depannya.

"M-maaf," ringisnya pelan merasa malu lantaran perutnya tak dapat diajak kerja sama.

Tawa Valter mereda, namun meski begitu senyumannya tak luntur. Tangannya bergerak mengelus surai hitam Alora. "Kau lapar, Little Mouse?"

Alora ingin menjawab tidak, namun apa boleh buat jika perutnya saja tak bisa diajak kompromi. Alih-alih menyangkal, dia lebih memilih mengangguk malu-malu, mengakui jika saat ini rasa lapar tengah melandanya. Dia merutuki dirinya yang tidak bisa menahan diri jika berhadapan dengan makanan.

"Aku tidak tahu kamu akan menyukainya atau tidak, tapi aku rasa semua orang suka steak."

"Tenang saja, Tuan. Saya menyukai semua jenis makanan," balas Alora meyakinkan, dia memang tak pernah pilih-pilih makanan. Dan Alora tidak memiliki alergi terhadap jenis makanan apa pun.

"Alright, here we go," Valter tersenyum tipis lalu memotong steak yang dia bawa menjadi potongan sedang.

Alora memusatkan perhatiannya pada Valter, melihat tangan kekar berurat pria itu yang kini tengah lihai memotong steak menjadi potongan yang sempurna. Valter terlihat mahir, dia tidak mengalami kesulitan sama sekali.

"Cobalah."

Kedua mata Alora berkedip tak percaya saat sebuah steak terjulur ke depannya. Valter akan menyuapinya?

"Little Mouse."

Dengan penuh keraguan Alora membuka mulut menerima suapan dari pria kejam yang selama ini membuat hatinya berdenyut sakit. Pada kunyahan pertama, rasa gurih dan asin yang pas meledak dalam mulutnya membuat binar-binar cerah hadir menghiasi wajahnya cantiknya. Steak ini terasa lezat, batinnya berseru lantang.

"Bagaimana?"

Alora mengangguk mantap. "Rasanya benar-benar enak, Tuan!" Serunya seraya tersenyum cerah.

SEÑOR V [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang