37. WEDDING DAY

4.7K 458 129
                                    

Halo!!!!!

SEPERTI BIASA, SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤️

•••••

Gemuruh riuh yang terdengar tak mampu mengalihkan pandangan gadis yang tengah menatap pantulan dirinya di depan cermin. Dia terpaku di tempat, gaun putih yang memukau nan indah melekat sempurna pada tubuhnya, riasan sederhana dan beberapa aksesoris turut menghiasinya.

 Dia terpaku di tempat, gaun putih yang memukau nan indah melekat sempurna pada tubuhnya, riasan sederhana dan beberapa aksesoris turut menghiasinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dirinya tampak begitu indah, akan tetapi hal tersebut tak mampu membuat sebuah senyum terpatri pada wajahnya. Entah kapan Valter menyiapkan semua ini. Namun yang pasti perasaannya sedang tak karuan, dia masih tak menyangka jika dirinya akan mengucapkan janji suci di hadapan Tuhan pada hari ini. Semua terasa begitu cepat, bahkan terlalu cepat sampai dirinya tak dapat menolak.

Pikiran Alora berkecamuk, menikah dengan Valter sama sekali tidak ada dalam bayangannya, karena pria itu terasa begitu jauh untuknya. Benarkah Valter menikahinya atas dasar cinta? Atau ada hal lain yang pria itu inginkan darinya? Alora mulai meragu lantaran semuanya terkesan terburu-buru.

Lamunan gadis itu menghilang begitu saja kala sepasang tangan kekar melingkar di pinggang rampingnya. Sebuah kecupan hangat pun dapat Alora rasakan pada pundaknya yang terbuka.

"You look so beautiful, Little Mouse."

Kalimat pujian yang Valter ucapkan berhasil membuat darah Alora berdesir. Dia menatap pantulan cermin di depannya. Valter tampak menakjubkan dengan jas hitamnya. Meski hampir setiap hari dia melihat pria itu berpakaian formal, akan tetapi hari ini ada beberapa hal yang dapat membedakannya. Salah satunya adalah pancaran mata pria itu terlihat berbinar.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?"

Alora tersenyum tipis. "Tidak ada, kamu terlihat begitu tampan," sahutnya.

Dalam hitungan detik tubuh Alora menghadap ke arah Valter. Pria itu menyusuri mata indah milik gadisnya, berusaha mencari suatu hal yang tengah Alora sembunyikan darinya. "Tell me," ujarnya menuntut.

"Aku baik, tidak ada yang aku pikirkan," balas Alora berusaha meyakinkan.

Valter enggan untuk percaya, tapi dia tak ingin menekan gadisnya. Dia lebih memilih untuk mengangguk sembari mengusap lembut pipi Alora. "Kamu bisa menceritakan apa saja padaku. Hari ini adalah hari bahagia kita, aku tidak ingin ada kesedihan di wajah cantikmu."

"Aku mengerti, aku hanya sedang merindukan ayahku."

"Hanya itu?"

"Iya," balas Alora tak sepenuhnya berbohong.

Hari ini adalah hari bahagia yang hanya akan terjadi satu kali dalam hidupnya. Namun sang ayah tak dapat menemaninya di sepanjang jalan menuju altar nanti. Tentu hal itu membuat hati Alora tak baik-baik saja, dia sudah membicarakan ini dengan Valter. Dia ingin pernikahan mereka diadakan ketika ayahnya sudah membuka mata, akan tetapi Valter menolaknya secara tegas.

SEÑOR V [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang