24. Party

11K 705 186
                                    

Halo!!!!

SEPERTI BIASA SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤️

•••••

Alora menatap dirinya lewat pantulan cermin di depannya. Gaun hitam yang dia kenakan menambah kesan menawan dalam dirinya. Wajahnya yang dipoles make up turut menambah kecantikannya. Dia sempat tak percaya bahwa yang dipandangnya kali ini adalah dirinya sendiri. Karena Alora merasa sangat berbeda dari hari-hari biasanya.

Menurut Alora, gaun hitam yang dia kenakan sangat terbuka hingga membuatnya dapat merasakan hawa dingin yang menguar dari pendingin hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menurut Alora, gaun hitam yang dia kenakan sangat terbuka hingga membuatnya dapat merasakan hawa dingin yang menguar dari pendingin hotel. Alora menggigit bibir bawahnya, dia gelisah lantaran tak yakin Valter akan menyukainya, dia ragu untuk menampakkan diri di hadapan pria itu. Alora takut Valter kecewa dengan penampilannya.

"Little Mouse."

Suara berat Valter yang mengalun indah membuat Alora menahan napas tanpa sadar. Niat hati ingin bersembunyi untuk sementara waktu, namun sepertinya Tuhan sedang tidak berpihak padanya.

Mau tak mau Alora berbalik, memandang canggung pria di depannya. Dia hanya mampu tersenyum tipis lalu menelan ludah gugup kala Valter berjalan mendekat.

Pinggangnya direngkuh dengan lembut, kemudian sebuah elusan pelan Alora rasakan pada pipi kirinya. "You look so gorgeous," bisik Valter tepat di telinganya mengantarkan desiran aneh pada tubuhnya.

"Look at me," titah Valter sembari menyelipkan rambut gadisnya.

Tanpa membantah, Alora pun membalas tatapan pria di depannya. Jantungnya tanpa bisa dicegah berdegup dengan kencang.

Valter tersenyum tipis, dia menundukkan kepalanya hingga sejajar dengan Alora lalu memberikan kecupan manis pada bibir ranum milik gadisnya. "Jika tidak mengingat ini acara penting, maka aku akan mengurungmu di sini," tuturnya.

Valter menyusupkan kepalanya pada cekungan leher Alora, dia menghirup rakus aroma gadis itu. Tak cukup sampai di sana, kecupan basah pun turut dia berikan berulang kali hingga mengantarkan rasa geli pada Alora.

"Sebaiknya kita berangkat," ujar Alora sembari mendorong pelan dada Valter yang nyaris menempel padanya. Ribuan kupu-kupu terasa berterbangan dalam perutnya, Alora tidak kuat jika perasaan membuncah ini terus-menerus mengikis kewarasannya.

Valter memberi jarak di antara mereka, dia tersenyum tipis sembari memandang takjub gadis di hadapannya. Gadisnya terlihat sangat bersinar di matanya, sulit baginya untuk menahan diri untuk tidak menandai gadis ini. Jika tidak mengingat kakeknya yang sedang menunggu kedatangannya, maka Valter tidak akan melepaskan Alora.

SEÑOR V [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang