Hembusan napas panjang terdengar dari seorang pria berkacamata hitam yang sedari tadi berdiri menatap pemandangan yang cukup menakjubkan di depannya. Terhitung ratusan orang berpakaian gelap tengah menundukkan kepala, seakan menunjukkan kesedihan mereka. Langit yang tampak gelap turut mendukung suasana duka yang tengah melingkupi pemakaman Leonard D'Onofrio.
Pria gagah pada masanya yang dapat menaklukkan beberapa wilayah dengan kekejamannya, dia adalah Leonard D'Onofrio. Pria kejam tapi tetap hangat kepada seluruh keluarganya. Pria kejam namun memiliki kasih sayang yang begitu besar kepada kedua putranya. Setidaknya begitulah hal yang tertulis di berbagai platform media.
Sudut kiri bibir Valter terangkat membentuk sebuah senyum tipis. Hal-hal yang tertulis pada artikel tidak sepenuhnya salah. Leonard memanglah ayah yang begitu hebat untuk Luke, tapi tidak untuknya.
Kebencian sang ayah pada dirinya sangatlah besar hingga membuat pria itu buta akan segalanya. Semasa hidupnya hanya dihabiskan dengan ambisi yang begitu kuat untuk menunjukkan bahwa dirinya penerus yang layak. Kekuasaan, itulah hal yang paling Leonard inginkan. Sebuah gelar Señor sangat ingin Leonard sandang, akan tetapi sampai akhir hayatnya dia tak dapat memilikinya.
Gelar Señor yang Leonard perjuangkan justru jatuh dengan begitu mudahnya kepada putra pertamanya, Corleone Valter D'Onofrio. Tentu hal itu membuatnya murka, kebenciannya semakin tertanam kuat. Leonard berniat untuk menghancurkan putranya. Namun belum sempat dia melancarkan niatnya, dirinya harus meregang nyawa di tangan sang putra, sang penguasa sesungguhnya.
Seharusnya Leonard berhenti sejak dulu. Harusnya dia sadar, bahwa perlakuan kejamnya selama ini pada Valter, membuat putranya tumbuh menjadi pribadi kejam sama seperti dirinya. Harusnya dia tidak menanamkan kebencian pada Valter. Akan tetapi, semual itu hanyalah angan-angan belaka. Karena pada kenyatannya, kini peti mati yang berisi tubuh Leonard tengah diturunkan menuju liang lahat.
Tak ada raut kesedihan pada wajah Valter, justru di balik kacamata hitamnya terdapat tatapan mengerikan yang tak dapat dia tunjukkan. Dia sangat puas dengan hasil akhir dari pekerjaan Cassandra, tidak sia-sia dia mempertahankan wanita itu di sisinya. Harus dia akui, Cassandra dapat melakukan perannya dengan sangat baik.
"Are you okay?"
Valter mengalihkan pandangan, menatap wanita yang sedari tadi berada di sisinya. "I am okay, Little Mouse," sahutnya sembari menggenggam erat tangan sang istri.
"Aku akan selalu bersamamu, Valter," balas Alora. Tangan lentiknya tak berhenti mengelus lengan Valter yang sedari tadi dia peluk, berusaha untuk memberikan dukungan kepada suaminya.
Tak ada jawaban dari Valter, hanya sebuah kecupan yang dia sematkan pada pelipis sang istri. Bolehkah Valter bersyukur karena memiliki Alora? Selama ini dia tak pernah mendapatkan kasih sayang setulus ini. Hanya pukulan dan hinaan mengerikan yang sering dia terima. Bahkan wanita yang melahirkannya pun belum pernah memberinya sebuah pelukan hangat.
Namun lihatlah, wanita yang sering dia sakiti justru memberikan hal yang sangat berarti dalam hidupnya. Rasa sesak kembali memenuhi Valter, entah kenapa dia menjadi lemah saat berhadapan dengan Alora. Dia seakan lupa dengan tujuan awalnya menikahi wanita ini. Kehancuran Alora akan menjadi siksaan yang sangat sempurna untuk Bertnard.
Pandangan Valter menggelap, dia tidak boleh terbuai dengan kasih sayang sesaat yang Alora berikan. Dia harus menuntaskan semuanya dengan cepat agar dirinya dapat terlepas dari semua rasa sakit yang selama ini mengikatnya.
"PASTI KAU YANG MEMBUNUH AYAHKU!!"
Tudingan tak berdasar itu berhasil mengalihkan atensi Valter. Bahkan orang-orang yang semula menundukkan kepala kini mulai mengangkat wajah, menatap sang pelaku utama. Luke D'Onofrio, pria itu tengah berdiri tegap di hadapan Valter dengan mata memerah. Salah satu tangannya mengepal erat, rahangnya mengetat, serta urat-urat yang terlihat pada pelipisnya seakan menggambarkan kemarahan dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEÑOR V [ON GOING]
Mystery / ThrillerBerisi tentang kekejaman pria bernama Valter D'onofrio, dia dikenal sebagai Senor V. Darah, kasino, dan kegelapan adalah dunianya. Tak ada yang dapat membuatnya takut. Justru kehadiran Valter-lah yang membuat orang-orang ketakutan setengah mati. Ke...