23. Warm Hug

13.2K 803 306
                                    

Haloooo!!!!

SEPERTI BIASA SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤️

•••••


Suara pintu kamar mandi yang terbuka menyita perhatian seorang pria yang tengah bersandar di atas ranjang empuknya. Dia meletakkan ponselnya lalu memusatkan perhatian pada Alora. Tubuh gadis itu terbalut kimono berwarna putih.

Kedua pipi Alora tampak mengembung, dia bahkan tak memperdulikan keberadaannya seolah dirinya tak terlihat. Tidak apa-apa, Valter memakluminya. Dia yakin gadisnya tengah merajuk padanya lantaran beberapa saat lalu dia menggendongnya ke tengah laut.

Alora terlihat sangat ketakutan ketika dirinya berusaha untuk menjauhkan gadis itu dari gendongannya. Bahkan Alora menjerit keras dan menangis setelahnya, memohon padanya untuk tidak menurunkannya di tengah laut lepas. 1 hal yang mulai Valter tahu tentang gadisnya, yaitu Alora tidak bisa berenang.

Valter tersenyum tipis kala melihat Alora tengah mengeringkan rambutnya. Raut cemberut yang gadis itu tampakkan membuatnya terlihat menggemaskan.

"Little Mouse."

Keheningan menyapa, tak ada jawaban dari Alora. Entah berasal dari mana keberanian Alora untuk mengabaikan Valter, tapi yang pasti kini gadis itu tengah dilanda kekesalan luar biasa.

Alora meletakkan hairdryer yang baru saja dia gunakan. Tangannya beralih mengeratkan tali kimono yang dia kenakan, hal itu Alora lakukan agar kain yang menutupi tubuhnya tidak terbuka, karena bagaimana pun dia hanya mengenakan pakaian dalam saja. Bajunya basah setelah Valter menceburkannya ke air laut. Alora tak memiliki pilihan lain, selain memakai kimono yang tak dapat menutupi tubuhnya dengan baik.

Saat ini dia dan Valter tengah berada di hotel ternama yang berada di pesisir pantai. Valter menyarankan untuk menginap saja, sepertinya pria itu belum mau kembali bertatap muka dengan ayahnya. Tak hanya Valter, namun dirinya juga takut untuk berhadapan dengan Leonard.

Alora menggeleng pelan untuk mengenyahkan pikirannya. Tangannya hendak mengambil bantal tapi terhenti saat Valter menariknya hingga membuat dirinya jatuh menimpa tubuh atletis pria itu. Sepertinya rencananya yang akan tidur di sofa berakhir gagal.

Dengan secepat kilat Valter memeluk tubuh Alora dalam posisi miring berhadapan. "I'm sorry," bisiknya pelan seraya mengecup lembut pelipis gadisnya.

"Lepaskan saya, Tuan," Alora berusaha untuk menyingkirkan kedua tangan Valter yang melilit tubuhnya, namun usahanya berakhir sia-sia karena tenaganya tak sebanding dengannya.

"Tidak! Sebelum kamu memaafkan ku, maka aku tidak akan pernah melepaskan pelukan ini."

"Tidak ada yang perlu dimaafkan. Anda sama sekali tidak bersalah, justru saya yang bersalah di sini," Alora menarik napas panjang terlebih dulu sebelum melanjutkan ucapannya. "Seharusnya saya tidak lancang mencipratkan air kepada anda."

"Aku tidak masalah dengan itu," Valter menangkup pipi Alora, membuat gadis itu menatapnya dengan sempurna. "Aku meminta maaf karena sudah melakukan kesalahan padamu."

"Kesalahan apa?" Balas Alora tenang, berbeda dengan jantungnya yang menggila. Sedekat ini dengan Valter, membuat dirinya salah tingkah.

"Maaf karena sudah membuatmu takut, Alora. Aku bersumpah, aku tidak tau jika kamu tidak bisa berenang. Aku tidak berniat untuk membuatmu ketakutan seperti tadi," tutur Valter.

Alora terpaku di tempat, dia memandang tak percaya pada pria kejam di depannya. Kemana hilangnya Valter yang arogan dan pemarah? Kenapa Valter bersikap seperti ini padanya?

SEÑOR V [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang