32. Touched

12.2K 771 73
                                    

Halo!!!!

Kangen mami nggak?

MARI RAMAIKAN PART INI DENGAN VOTE DAN KOMEN KALIAN✨
.
.
.
.
.
Happy reading❤️

•••••

Suara pintu terbuka membuat atensi Alora teralihkan. Dia menatap ke arah sumber suara dan betapa terkejutnya ia ketika melihat Valter datang dengan wajah babak belur dan dipenuhi darah pada sekujur tubuhnya. Sontak Alora meletakkan buku yang baru saja dia baca.

Gadis itu ingin beranjak guna menghampiri Valter, namun langkahnya harus terhenti kala pria itu menghampirinya terlebih dulu. Dapat Alora lihat dalam jarak dekat darah menghiasi sudut bibir dan pelipis Valter. Entah apa yang telah terjadi tapi yang pasti pria itu tampak tenang dengan semua lukanya.

Alora sedikit tersentak kala tangan hangat Valter mengelus pipi kirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alora sedikit tersentak kala tangan hangat Valter mengelus pipi kirinya.

"Sedang apa?"

"Y-ya?" Pandangan Alora tak fokus, jantungnya tanpa bisa dicegah mulai bertalu keras saat rasa takut menghantamnya. Melihat Valter dipenuhi darah seperti ini membuatnya teringat dengan kejadian dimana dirinya pernah mengayunkan pedang hingga memutus kepala seseorang.

Alora menggeleng cepat guna menghilangkan bayang-bayang mengerikan itu.

"Alora?"

Menelan ludah gugup Alora memberanikan diri untuk menjauhkan tangan Valter dari wajahnya. "Maaf."

"Ada apa?" Dahi Valter mengernyit heran saat melihat tingkah aneh gadis di depannya. Apa karena darah yang memenuhi tubuhnya?

"Tidak ada," sahut Alora cepat. "Apa yang terjadi padamu?" Sambungnya bertanya berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Aku tidak apa-apa," balas Valter tenang. Dia membuka bajunya yang dipenuhi darah lalu melemparnya asal. Dan setelahnya dia merebahkan dirinya di atas kasur sembari memejamkan mata.

Tingkah laku Valter membuat Alora terpaku. Tubuh atletis pria itu terpampang nyata di depannya, dia bahkan dapat melihat jelas dada kekar serta roti sobek yang terukir indah pada tubuh Valter. Alora memalingkan wajah, pipinya terasa panas seiring dengan rona merah yang menghiasinya.

Tak ingin berpikiran kotor Alora mulai beranjak dari posisinya. Dia berjalan cepat keluar dari kamar guna mengambil sebuah kotak obat untuk Valter. Dan setelah menemukannya dia pun kembali ke dalam kamar.

Valter tetap terdiam pada posisinya. Pria itu terlihat begitu kelelahan, entah apa yang telah terjadi padanya hingga membuat wajahnya babak belur seperti ini. Bahkan darah pun turut berceceran hingga menghiasi baju yang tadi Valter kenakan.

Alora menuang obat antiseptik pada kapas, dia mendekatkan diri pada Valter lalu menjangkau luka pada sudut bibir pria itu.

Valter meringis pelan saat rasa perih mulai menderanya. Dia membuka mata dan saat itulah dirinya dihadapkan dengan wajah cantik gadisnya.

SEÑOR V [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang