4. Work With Him?

17.6K 1K 47
                                    

Haloooo!!!

Mami datang lagi menyapa kalian💗

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!
.
.
.
.
.
HAPPY READING❤️

•••••

Sinar mentari pagi menyambut penduduk bumi. Mereka tengah bersiap untuk memulai segala aktivitas sehari-hari. Sama seperti yang dilakukan oleh pria kejam bernama Valter D'onofrio. Dia tengah menikmati sarapannya sembari menatap tikus kecilnya yang sedang berdiri ketakutan di depan sana.

Senyum seringai menghiasi wajah tampan Valter kala melihat tangan bergetar Alora. Gadis itu nampak pucat pasi, terlihat bahwa ketakutan tergambar jelas menghiasi wajahnya. Namun Valter tak peduli, dia tetap menikmati sarapannya. Melihat Alora ketakutan, mengantarkan kesenangan untuknya. Dia suka melihat orang tak berdaya di bawah kuasanya.

Valter meletakkan alat makannya. Tangannya terulur mengambil sebuah gelas berisi minuman kesukaannya, The Dalmore 62. Minuman berharga fantastis itu Valter minum secara perlahan. Dia menyesapnya sembari menatap Alora dengan tatapan dalam.

Gadis itu menunduk menatap jari-jari kecilnya yang saling bertautan. Jantungnya tengah berdegup keras, ketakutan membelenggu dirinya. Bayang-bayang mengenai kejadian semalam membuat kepalanya berdenyut sakit.

"Alora."

Sang pemilik nama tersentak kala mendengar suara berat Valter memanggilnya. Tanpa bisa dicegah, napasnya mulai memburu dengan sendirinya. Dia gelisah dan takut secara bersamaan.

"Alora, kemari!"

Haruskah Alora melakukannya? Haruskah dia menghampiri Valter? Sedangkan rasa takutnya kepada pria terasa menggerogoti kewarasannya secara perlahan. Alora tersiksa dengan keadaannya.

"Alora."

Kali ini suara Valter terdengar lebih berat dan menyeramkan dari sebelumnya. Pria itu seperti berdesis tajam, menahan amarah dalam diri. Namun Alora sama sekali tak beranjak dari posisinya. Jangankan beranjak, bahkan gadis itu enggan mengangkat wajahnya. Dia tidak kuasa melihat ke arah Valter, Alora benar-benar tidak sanggup.

Brak!!!!

"COME HERE, BITCH!!!!"

Alora terperanjat, dia menggigit bibir bawahnya dengan kuat. Matanya yang dipenuhi bulir-bulir air mulai membalas tatapan membunuh Valter. "S-saya di sini saja, Tuan," sahutnya gugup.

Valter berdecak kesal. "Haruskah aku menyeret mu?!"

Seorang pelayan yang berada di belakang Alora mendekatkan diri pada gadis itu. "Nona, sebaiknya anda menuruti perintah Señor V. Jangan membuatnya marah," bisiknya dengan suara pelan.

Hembusan napas panjang terdengar dari Alora, dia meyakinkan diri dan mulai mengambil langkah berat mendekati Valter.

Valter menepuk paha kekarnya, memberi titah pada Alora untuk duduk di pangkuannya.

Tak ada yang dapat Alora lakukan selain menuruti titah pria itu meski pun rasa takut tengah menyelimutinya. Dia tidak ingin menyulut amarah Valter.

SEÑOR V [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang