22. Round Table

11.4K 822 81
                                    

Halooo!!!!

Mami double up, sesuai janji✨ maaf ya telat up-nya, harusnya sih kemarin🥺🙏

SEPERTI BIASA SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤️

•••••

Bunyi dentingan sendok yang beradu mewarnai suasana makan malam yang diadakan dalam kediaman Draxler D'onofrio. Tidak ada yang berani untuk memulai percakapan, karena tradisi keluarga yang begitu kental masih mereka terapkan. Keluarga D'onofrio melarang untuk berbicara ketika makan. Karena bagi mereka, hal itu menandakan bahwa siapapun orang yang memulai percakapan tidak menghargai makanan yang disuguhkan.

Kesunyian begitu menyelimuti suasana di meja bundar tersebut. Mereka begitu menikmati makanan yang ada. Sama seperti seorang gadis yang tengah mengunyah makanannya dengan seksama. Dia senantiasa menunduk melihat piringnya.

Alora tak memiliki keberanian untuk menunjukkan wajah. Semenjak kedatangannya dan Valter, suasana dalam rumah ini tidak terasa nyaman. Alora merasa terancam. Di sebelahnya terdapat Valter yang sedang menyantap makanannya dengan tenang, namun tatapan mata tajamnya tetap tak bisa hilang.

Alora sesekali mencuri pandang ke depan sana. Tepat di depannya terdapat seorang wanita yang dia ketahui sebagai ibu Valter. Wanita itu terlihat sangat cantik dengan gaun sederhana berwarna peach. Aura menawan begitu terpancar darinya, Alora merasa segan dibuatnya. Sedangkan di sebelah wanita itu terdapat pria yang memiliki mata elang seperti Valter, pria itu adalah ayah Valter.

"Berhenti menatapnya, Luke! Atau aku akan merobek matamu saat ini juga!!!"

Alora tersentak begitu mendengar kalimat yang Valter lontarkan. Dia menelan ludah gugup kala semua mata kini memandang ke arahnya. Apa yang terjadi? Kenapa mereka melihatnya? Apa dirinya melakukan kesalahan?

"Apakah dengan tinggal di Las Vegas membuatmu lupa dengan tradisi keluarga, Valter?!!"

Suara dentingan keras terdengar memekakkan telinga kala Valter membanting alat makannya dengan kuat.

"Ajari anakmu untuk tidak menatap milik orang lain!" Balas Valter dengan gumpalan emosi yang memuncak. Amarah tengah menguasainya, terlihat dari kepalan tangannya dan rahangnya yang turut mengeras.

Pria di depan Valter terkekeh kecil. Dia mengambil kain lalu mengelap sudut bibirnya. Nafsu makannya tiba-tiba menghilang begitu saja. "Bukan salah anakku. Salahkan saja dirimu, tidak ada dari kita yang menyuruhmu untuk membawa gadis itu."

"Aku sedang membahas putra tersayangmu, jangan mengalihkan pembicaraan!!"

"Oh ya? Apa yang salah dengan ucapanku?" Pria tersebut memundurkan tubuh, bibirnya tersungging menampakkan sebuah senyum meremehkan. "Dan apa tadi? Putraku? Luke maksudmu?" Dia mengangguk pelan.

"Kau benar Valter, Luke adalah putraku yang paling aku sayangi. Adakah yang salah dengan itu?" Sarkasnya.

"Leonard," tegur seorang wanita yang berada di sebelah pria bernama Leonard.

"Iya, sayang?" Balas Leonard lembut sembari menatap istrinya dengan penuh cinta.

"Stop it."

SEÑOR V [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang