26. DARK SIDE

9.8K 685 145
                                    

Haloooo!!!!

DOUBLE UP LAGI KAN😜

SEBELUM MEMBACA SILAHKAN VOTE TERLEBIH DULU!!!!
.
.
.
.
.
Happy reading❤️

•••••

Alora termenung memandang langit yang tampak cerah memperlihatkan keindahannya. Sesekali dia menghembuskan napas berat, berharap hal yang dia lakukan dapat menghilangkan rasa sesak yang membelenggu dada.

Hal yang baru saja dia lihat seolah menunjukkan tempat seharusnya dia berpijak. Seharusnya Alora tak menaruh harapan lebih, seharusnya dia sadar diri bahwa sampai kapanpun dirinya tak akan pantas untuk Valter. Pria itu hanya mempermainkannya saja. Seharusnya Alora tak melibatkan perasaannya dalam hal ini, karena memang sejak awal dia hanyalah seorang pesuruh.

Alora mengusap air mata yang membasahi pipinya. Kebodohannya benar-benar telah mendarah daging, dia menganggap Valter juga memiliki rasa yang sama. Namun kenyataan telah menampar telak dirinya. Kalimat menyakitkan yang baru saja Valter lontarkan menggema dalam pikirannya. Valter benar, seharusnya dia bersikap sesuai dengan tempatnya. Seharusnya dia tak terbuai dengan semua kebaikan yang Valter lakukan.

"Sepertinya kau sedang tidak baik-baik saja."

Alora mengalihkan pandangannya, matanya menyipit melihat pria yang tengah berdiri di depannya. Alora mengenal pria ini, dia adalah Luke D'onofrio— kembaran Valter. Meski Valter dan Luke kembar, namun wajah mereka tampak berbeda. Jadi tidak susah untuk membedakannya.

Pria itu menjulurkan sebuah gelas pada Alora. Lewat tatapan matanya, dia menyuruh Alora untuk menerimanya. Dan Alora pun menerimanya dengan baik.

"Terima kasih," ucapnya.

Luke hanya mengangguk singkat. "Boleh aku duduk di sebelah mu?"

Alora menggeser tubuhnya. "Silahkan," balasnya memberi izin.

Luke duduk di sebelah Alora. Dia menghembuskan napas panjang lalu menatap langit yang terbentang di hadapannya. "Bukankah malam ini langit tampak indah?" Ujarnya seraya menyesap wine yang berada di gelasnya.

"Ya, langit terlihat indah dengan ribuan bintang itu dan jangan lupakan bulan yang turut menjadi tokoh utama di sana," sahut Alora seraya tersenyum tipis.

"Kau menyukainya?"

"Tentu, saya rasa semua orang juga menyukai langit, Tuan."

"Valter."

Alora menolehkan wajahnya, dia tidak mengerti dengan hal yang Luke ucapkan. "Maksud anda?"

"Apa kau menyukai Valter? Kakakku," tanya Luke penuh penekanan.

Alora terpaku di tempat, dia tidak tahu harus menjawab apa. Pertanyaan tak terduga yang Luke lontarkan membuat perasaannya gundah. Dia tidak tahu alasan pasti kenapa Luke menanyakan hal tersebut, tapi sepertinya pria itu hanya ingin menuntaskan rasa penasarannya saja.

"Alora."

Kedua mata Alora berkedip singkat. "Ya?" Sahutnya tampak bingung.

Alora cukup terkejut lantaran pria di sebelahnya menyebut namanya secara terang-terangan. Memang itu bukan sesuatu yang aneh, namun terasa sedikit tak nyaman saat orang yang belum pernah berbicara dengannya melakukan hal tersebut.

"Kenapa termenung? Apa pertanyaan ku mengganggumu?"

"T-tidak, Tuan. Hanya saja saya cukup terkejut saat mendengarnya," balas Alora tersenyum canggung.

SEÑOR V [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang