Chapter 32

65 14 4
                                    


Violan kini berada di kediaman sang kakak. Bercerita mengenai ini, semenjak kejadian Violan sadar dari komanya, gadis itu menetap bersama orang tuanya. Namun suatu hari, ketika Violan memutuskan kembali mengejar mimpinya, dia ditawari oleh sang kakak untuk tinggal bersama dan Violan menyetujuinya. Hal ini karena Varrel melarang Violan tinggal sendirian di apart dan sejujurnya Violan juga sedikit takut tinggal sendirian di apartemen.

Ketika memasuki kediaman tersebut, netra Violan langsung mendapati baby Arya tengah bermain bersama sus-nya. Dia langsung mendekati Arya, dia mengelus dan mencubit gemas pipi baby Arya. Violan dibuat gemes dengan bayi itu, untungnya Arya lebih mirip dengan Varrel sehingga baby Arya sering tersenyum dibanding mamanya yang super cuek nan dingin.

"Vi, udah berapa kali dibilang jangan cubit pipi Arya, nanti doer pipinya" teguran Sisca yang mengejutkan Violan tak membuatnya berhenti. Gadis itu justru hanya tersenyum lalu lanjut mencubit pipi baby Arya. 

"Kak Varrel belum balik?" Tanya Violan di tengah aktivitasnya bersama baby Arya.

"Bentar lagi paling" jawab Sisca.

Setelah puas bermain dengan baby Arya, Violan pun mendekat ke arah Sisca yang duduk sambil memperhatikan buah hatinya yang tengah bermain. 

"Gue mau nanya" ucap Violan.

Sisca yang sejak tadi memperhatikan baby Arya pun berpaling ke arah Violan. "Apa?"

"Gue ketemu sama Raka"

"What? Lo bilang apa?" Tentu saja Sisca dibuat terkejut akan lontaran tersebut.

"Gue ketemu sama makhluk yang bernama Raka, gue gak tau nama lengkap dia siapa tapi dia cucu dari pemilik rumah sakit tempat gue coas dulu" jelas Violan.

"Kok bisa ketemu? Bukannya dia di Sydney?"

"Katanya dia disuruh kakeknya balik buat serah terima"

"Gila sih, nyesel gue gak nge-gaet Raka jadi suami gue dulu"

"Hustt!" Jari telunjuk Violan sudah berada di bibirnya. Matanya pun melirik ke arah pintu masuk yang ternyata Varrel baru saja tiba.

"Terus kenapa terima lamaran aku?" Lontar Varrel yang mendengar kalimat Sisca.

Sisca tetap berlaku cuek dan tidak menjawab celotehan Varrel tersebut. Tetapi gadis itu secara diam-diam memperhatikan gerak-gerak Varrel yang menuju ke baby Arya untuk bermain sebentar sebelum menuju ke kamarnya. 

Tak lupa pula dia menyapa dan mencubit gemas pipi Violan. Barulah setelah itu Varrel melangkah menuju kamarnya yang ternyata diikuti Sisca, meninggalkan Violan sendiri yang sudah terbiasa akan chemistry pasutri itu. Dia sudah tau Sisca akan membujuk kakaknya di kamar karena Sisca terlalu gengsi untuk menunjukkan rasa sayangnya di depan umum.

Violan melirik baby Arya yang sedari tadi bermain. Sepertinya Baby Arya sudah mulai mengantuk. Karena itu Violan menawarkan diri untuk menidurkan keponakannya tersebut. Setelahnya barulah dia kembali ke ruang keluarga tempatnya tadi bersama Sisca.

Violan melihat ponsel Sisca berada di meja tanpa sang empunya. Iseng dia menggulir ponsel itu. Dia membuka ruang obrolan Sisca dan menemukan kontak Raka. Tanpa menunggu lama dia langsung mengirim kontak pemuda tersebut ke kontaknya. Tak hanya sampai disitu, dia juga membuka sosial media Sisca dan menemukan akun sosial medianya.

Biarkan Waktu BermainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang