Chapter 28

72 17 25
                                    


Nyatanya rencana tidak selalu berjalan mulus. Akhirnya Dicky memutuskan untuk pulang saat matahari sudah tidak menunjukkan dirinya. Hal ini tak ubahnya karena suhu tubuh Violan tadi pagi kembali naik. Tentu saja hal tersebut membuat Dicky panik dan dengan berat hati dia harus menunda kepulangannya. Padahal besok harusnya Violan sudah masuk kerja tetapi gadis itu justru sakit.

Bahkan Varrel pun sudah mengubuginya sejak tadi karena merasa khawatir dengan Violan. Tidak hanya Varrel, istrinya pun ikut meneror Dicky menanyakan kabar sahabatnya. Sisca yang sudah berstatus sebagai istri Varrel ternyata membuat wanita itu lebih perhatian pada adik iparnya. 

Dicky pun menuju kamar Violan. Dia melihat gadis itu sudah jauh lebih baik dibanding keadaannya tadi pagi. Dia juga kembali mengecek suhu tubuh Violan dengan punggung jarinya. Suhunya sudah turun.

"Kamu udah mendingan gak Vi?" Tanyanya pada Violan yang terlihat tengah menscroll social media.

"Tadi aku cek suhu udah normal, sisa agak pusing doang. Tapi nanti mendingan kok kalo udah tidur"

"Kalo gitu kamu makan dulu terus minum obat, habis itu tidur. Kalo kamu udah mendingan nanti malam kita pulang"

"Okey"

Violan pun melahap makanannya. Jikalau kemarin dia sampai disuapi sama Dicky, sekarang dia sudah bisa makan sendiri. Bahkan dia makan pun sambil mengoceh dan bercerita ria bersama Dicky. Walaupun sesekali mengeluh pusing. 

"Kamu tidur ya. Jangan lupa pakai selimut, dingin soalnya diluar lagi hujan" peringat Dicky pada Violan.

"Hujannya awet ya?" 

"Iya, udah dari tadi pagi" balas Dicky.

Dicky pun bergegas keluar untuk mengerjakan beberapa hal termasuk persiapan-persiapan kecilnya untuk berangkat ke LA. Selain itu, dia juga harus terus menjaga komunikasinya dengan asisten keluarga Violan mengenai progres pertunangan mereka.


*****


Mereka berdua pun sudah diperjalanan  menuju pulang. Hujan masih awet mengguyur, bahkan ketika mereka sudah berada di daerah ibu kota. Dicky pun harus ekstra hati-hati mengendarai mobilnya karena jalan yang licin.

Mereka berdua sibuk bergurau untuk menghalau rasa kantuk. Membahas banyak hal, mulai dari hal random hingga hal sensitif seperti saat ini.

"Dicky kamu ganteng banget" puji Violan akan ketampanan Dicky. Siapa yang tidak akan kagum jika melihat sosok Dicky? 

"Itu mah jelas! Yakali muka kayak gini gak ganteng" pamer Dicky memperlihatkan wajahnya pada Violan.

"Pede banget sumpah! Tapi, lebih ganteng lagi kalau kamu bilang cinta sama aku" sahut Violan dengan tawa malu-malunya.

"Hahaha... kamu kenapa hari ini? Habis sakit malah ngawur Vi" balas Dicky dengan tawanya yang menggema.

"Dicky, i love you" 

"Iya, aku tau Violan sayang" senyum itu merekah, sangat indah di mata Violan. Tetapi hatinya berbanding terbalik, Violan tidak menyukainya. 

Biarkan Waktu BermainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang