_HTK_
Suasana tak terlalu ramai di siang ini. Jika biasanya para mahasiswa akan mencari makan saat sambil menunggu matkul selanjutnya, tapi Shani memilih duduk di taman belakang kampus yang cukup sepi, tak terlalu ramai orang. Di sana ada meja dan kursi yang memang sudah biasa digunakan parah mahasiswa jika ingin mengerjakan tugas atau beristirahat dan hal lainnya.
Kali ini Shani sendiri sedang mengerjakan tugas yang tadi dosennya berikan. Buat nyicil katanya, biar ga ada tanggungan di rumah. Shani nampak serius dengan kaca matanya yang bertengger di hidungnya. Jarinya dengan lincah berlarian di atas keyboard, hingga memunculkan banyak huruf dilayar laptop.
Srek~
"Udah sampe aja Fen," kata Shani saat mendengar suara yang duduk di sebelahnya.
"Iya, aku udah sampai." Shani sontak menoleh karna suara disampingnya bukanlah Feni, melainkan Aran. Dia kira tadi Feni, karna temannya itu memberi info akan menghampirinya, tapi kenapa sekarang malah ada Aran di sebelahnya.
Aran tersenyum manis menatap Shani. Dia tak sengaja melihat Shani di sini dan hal itu merupakan kesempatan emas baginya untuk mendekati Shani. "Serius banget ngerjain tugasnya. Mau aku bantu?" tanya Aran.
"Ga perlu," jawab Shani datar. Dia lanjut mengerjakan tugasnya lagi yang sebenarnya masih banyak.
"Aku bisa loh bantu kamu, kalau mau," kata Aran lagi.
"Tapi gue ga perlu bantuan lo. Gue bisa sendiri," jawab Shani. Rasa tak nyaman kini dia rasakan. Shani selalu tidak suka jika ada Aran. Rasanya aneh sekali, dan suram.
"Yah, padahal aku siap bantuin kamu apa pun itu. Bantuin nuntun kamu ke KUA dan nikah sama aku, juga aku bantu," kata Aran.
"Mending diem. Gue jijik dengernya," kata Shani. Geli sekali mendengar hal seperti itu dari mulut orang lain, tapi beda jika bersama Zean.
Aran hanya tersenyum melihat respon Shani. Dalam hati dia tetap mau berjuang meluluhkan hati Shani. Tak peduli dengan statu Shani yang katanya sudah memiliki pacar. "Shani kamu tau ga? Aku suka sama kamu," kata Aran terang-terangan. Jika bisanya Aran hanya menunjukkan sikap kalau dia suka sama Shani, kini dia berani ngomong langsung ke Shani.
"Kamu mau jadi pasangan ku? Orang tua saya setuju kalau aku sama kamu," lanjut Aran. Dia memang sudah menceritakan Shani kepada orang tuanya. Dia selalu cerita jika sedang suka dengan seorang perempuan dan respon dari orang tua Aran ya setuju saja, apapun yang membuat anaknya bahagia mereka setuju.
"Lo gila? Gue udah ada pacar. Dan gue ga bakal mau nrima lo. Inget itu," tekan Shani.
"Kamu belum coba sama aku. Apa kerennya bocah kemarin? Kekanakan, tidak dewasa, masih anak ingusan. Aku lebih baik dari dia," kata Aran yang merendahkan Zean.
"Gue suka cowo kekanakan, ga dewasa, dan anak ingusan! Gue suka Zean! Jadi lo ga usah jelekin cowo gue. Dasar yang paling tua!" Kesal Shani. Tentu dia tak terima jika pacarnya dia jelekkan.
"Dia anak nakal Shan. Dia ga baik buat kamu."
"Emang lo bapaknya bisa ngenilai dia? Kenal aja ga kan? Ga usah jelekin orang lain kalau ga mau ngaca, diri lo sendiri aja belum tentu baik." Shani bergegas merapikan barang-barangnya dan pergi dari sana. Dia sudah muak. Moodnya jadi hancur perkara Aran. Hingga tanpa sadar jam tangan miliknya tertinggal di sana.
Aran hanya bisa menatap punggung Shani yang kian menjauh. Lalu matanya menangkap jam tangan yang masih tergeletak. Dia mengambil dan meneliti jam itu. Senyuman terpatri di bibir Aran.
_HTK_
Shani sudah selesai dengan matkul terakhirnya. Dia ditemani Feni kembali ke taman yang siang tadi dia tempati untuk mengerjakan tugas. Shani sudah menyadari jika jam tangannya hilang. Dia dengan panik langsung mencarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA II [END]
Teen Fiction"Akan aku pastikan cerita kita berakhir Bahagia." _Zean Start : 5 Januari 2024 End : 27 Maret 2024 Revisi : 14 Juli 2024 Selesai : 14 Juli 2024