30

2.1K 212 27
                                        

_HTK_

Shani meletakkan barang belanjaann di atas meja lalu memberika uang sisa kembalian kepada Mamanya. "Udah kebeli semua?" Tanya Mama Shani.

"Udah Ma." Shani mengambil duduk dan melihat kegiatan Mamanya.

"Kamu dari pada cuma lihatin mending bantuin Mama," kata Mama Shani menyadari anaknya hanya menyimak.

"Bantuin apa?"

"Nih adukin telur sama tepung." Mama Shani menuangkan tepung baru ke dalam wadah yang sudah terisi kuning telur. "Kamu bisa aduk sekarang." Shani menyalakan mixer dan mulai menggerakkan mixer itu secara memutar. Sedangkan Mama Shani mengecek kue yang berada di dalam oven.

"Ma."

"Hem?"

"Mama tau ga ada yang pindahan di rumah sebelah yang kosong itu?" tanya Shani.

"Lah iyakah? Udah pindahan sekarang?"

"Jadi Mama udah tau?"

"Mama cuma tau kalau ada yang mau nempatin rumah itu doang, kalau soal siapa yang penghuni barunya Mama ga tau," jelas Mama Shani.

"Tadi Shani lewat sana. Di sana udah ada penghuni barunya."

"Iyakah?"

"Hem, satu keluarga. Dan pastinya Mama kenal siapa mereka." Mama Shani mengernyitkan keningnya mendengar penuturan anaknya. "Mama kenal? Siapa emangnya?" tanya Mama Shani.

"Mama inget Husen?" tanya Shani.

"Husen?" Shani mengangguk. Dia mematikan mixer yang berbunyi 'ngeng ngeng~' karena adonan sudah tercampur dengan rata. "Mama ga inget punya temen nama Husen," kata Mama Shani.

"Husen yang pernah jadi tetangga kita dulu Ma." Mama Shani melebarkan matanya karena mengingat siapa Husen yang Shani maksud. "Oh! Husen temen masa kecil kamu itu? Dia sama keluarganya pindah lagi ke sini? Jadi tetangga kita lagi?" Shani mengangguk menjawabi.

"Mama inget Husen. Kamu waktu masih SD temenan deket banget sama dia. Sampai-sampai pas dia pindah, kamu tangisin setiap hari. Haduhh Shan-Shan, lucu kalau inget waktu dulu." Shani tersenyum kecil mengingat waktu dulu. Dimana dirinya memiliki teman lelaki bernama Husen Iskandar. Teman yang selalu menemaninya kemana pun dan dimana pun, yang selalu menemenai hari-harinya. Hingga waktu memisahkan mereka, karena sesuatu hal yang membuat keluarga Husen pindah.

Flashback on

"Hahaha ayo Shani kejar aku kejar." Anak lelaki berlari sambip membawa kincir angin ditangannya. Disusul anak perempuan yang berlari mengejar membawa kincir angin yang sama. "Husen tungguin aku!"

Mereka berlari menikmati angin yang terus berhembus disore hari. Hanya mereka berdua.

"Husen aku cape!" Kata Shani. Husen yang mendengarnya, menghentikan gerakan kaki dan berbalik menghampiri Shani yang berhenti kelelahan. "Ayo kita duduk dulu. Kita istirahat." Husen meraih tangan Shani mengajaknya duduk di ayunan, untuk beristirahat.

"Shani kamu mau es krim ga?" tawar Husen. Kebetulan ada penjual es krim keliling di sana.

"Mau. Tapi aku ga bawa uang."

"Biar aku yang traktir kamu."

"Beneran?"

"Iya dong. Kalau buat peri cantikku, aku akan beliin apapun yang kamu suka," jawab Husen. "Sebentar ya, aku beli dulu," lanjutnya. Kemudian Husen berlari menghampiri penjual es krim keliling itu. Sedangkan Shani menunggu diayunan sambil memainkan kincir anginnya.

Tak lama kemudian Husen kembali lagi dengan membawa es krim yang wadahnya kerupuk dan ada tiga rasa es krim diatasnya, yaitu coklat, strawberry, dan vanilla. "Ini buat kamu."

"Makasih Husen."

"Sama-sama peri cantik."

Peri cantik adalah nama yang Husen berikan untuk Shani. Nama itu muncul karena Shani dulu suka menonton kartun peri dan berkeinginan untuk menjadi peri yang cantik. Namun, tentu Shani tidak bisa menjadi seorang peri sungguhan. Jadi Husen memberikan nama itu, meski pun Shani tak bisa menjadi peri sungguhan, tapi Shani bisa menjadi peri untuk Husen.

Karena hari sudah sore kedua anak itu memutuskan untuk pulang. Karena dulu rumah mereka yang bersebelahan membuat mereka bisa sering bermain bersama.

Keesokan harinya saat Shani ingin mengajak Husen bermain, tapi di rumah Husen ada beberapa orang yang memindahkan barang-barang ke atas mobil. Dia yang merasa bingung pun menghampiri Husen yang berdiri di samping pintu. "Husen, kenapa orang-orang itu mengeluarkan barang-barang dari rumahmu?" tanya Shani bingung.

"Aku akan pindah rumah Shani. Maafin aku karna mulai besok kita sudah tidak bisa lagi bermain bersama." Shani yang mendengar hal itu tentu merasakam sedih. Dia akan ditinggal oleh temannya, sahabatnya. Shani yang tak terima pun menangis.

Hadiah yang diberikan oleh Husen untuk Shani sebelum pergi adalah sebuah kalung dengan liontin kupu-kupu. "Aku janji akan kembali bermain sama kamu lagi Shani. Tunggu aku ya?"

Flashback off.

"Shan?!" Shani tersentak karena panggilan dari sang Mama. "Kenapa ngelamun gitu sih? Diajak ngobrol kok ga jawab."

"Maaf Ma, Shani ngantuk," jawab Shani beralasan.

"Baru juga bangun udah ngantuk lagi aja kamu." Shani hanya terkekeh pelan menanggapi. "Shani ke kamar bentar ya Ma. Mau ambil hp."

"Jangan tidur lagi ya kamu?" Peringat Mama Shani.

"Iya-iya Ma, Shani ga tidur lagi," jawab Shani. Kemudian dia pergi ke kamar.

Sesampainya di kamar. Dia membuka lemari dan mengambil kotak merah yang sudah sangat lama tidak dijamah. Saat dibuka terdapat beberapa foto masa kecil dan juga beberapa mainannya masa dulu yang masih tersimpan. Dia mencari ke bagian paling bawah, terdapat plastik yang didalamnya ada sebuah kalung dengan liontin kupu-kupu tersimpan. Shani mengeluarkan kalung itu dan menatapnya dalam. Kalung itu pemberian Husen yang masih dia simpan selama ini. Dugaanya tentang Husen yang tak akan kembali ternyata salah. Lelaki itu kembali lagi. Temannya kembali.

Shani mengusap kalung itu yang masih nampak bagus. Namun, tatapannya kemudian teralihkan pada cincin pemberian Zean kemarin di Anniversary. "Kamu udah punya Zean, Shan. Jangan macem-macem," monolognya sendiri.

















 Jangan macem-macem," monolognya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Husen iskandar. Dri pinterst)

Ya jadi husen itu temen masa kecilnya shani. Cuma temen kok ges.

Dah gitu aja maap buat typo.

HANYA TENTANG KITA II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang