_HTK_
Shani kini duduk memainkan jarinya gugup. Di sebelahnya ada Cindy, kakak Zean yang menemani. Ya, Shani sekarang berada di rumah Zean. Dia ingin menjelaskan semuanya dengan Zean.
"Kamu lagi berantem ya sama Zean?" tanya Cindy.
"I-iya kayaknya Kak," jawab Shani.
"Kok kayaknya?"
"Tadi aku lupa ngabarin Zean kalau udah pergi duluan dari kampus pas dia jemput. Berakhir sekarang Zean marah ke aku," jelas Shani.
"Hadeuhh, pantesan aja. Tu bocah tadi pulang marah-marah kayak orang kesetanan, banting pintu ga jelas. Ternyata masalah ini toh. Kekanakan banget kalau sampai ga mau maafin kamu," kata Cindy.
"Nggak kak, emang di sini aku yang salah. Harusnya aku ngabarin Zean dulu biar dia ga nunggui aku lama," imbuh Shani.
"Zean belum keluar juga?" tanya Mama Zean yang membawakan sepiring potongan buah semangka kotak-kotak.
"Belum Ma. Tadi sih mandi, tapi lama bener," jawab Cindy.
"Coba kamu panggilin. Masa pacarnya dibiarin nunggu lama gini."
"Iya ma," jawab Cindy. Dia beranjak untuk memanggil Zean yang tak kunjung keluar kamar.
"Ada masalah apa lagi?" tanya Mama Zean.
"Hanya masalah kecil Ma," jawab Shani. Bagi yang belum tau, Shani dengan Mama Zean sudah cukup dekat, jadi tak segan untuknya memanggil Mama pada Mama Zean.
"Terkadang walau pun itu hanya masalah kecil, jangan dianggap sepele. Bisa aja dari masalah kecil itu jadi masalah besar. Maka dari itu jika diantara kalian terjadi suatu masalah, segera diselesaikan agar tidak menjadi panjang," kata Mama Zean.
"Iya Ma. Ini Shani mau ngajakin Zean lurusin semuanya."
"Kamu yang sabar ya ngadepin Zean. Dia memang terkadang masih seperti anak kecil. Belum cukup dewasa, meski pun sebentar lagi akan membuat KTP. Tapi Zean tetaplah Zean. Anak remaja yang masih tahap puber. Masih labil."
"Shani paham Ma. Bagi Shani, Zean sudah cukup dewasa. Dia bisa ngadepin sikap Shani yang terkadang lebih kekanakan dari dia. Shani bangga sama dia Ma," ungkap Shani.
"Bagus. Langgeng-langgeng ya kalian. Pengen rasanya liat kalian naik pelaminan bareng," kata Mama Shani penuh harap. Ia sudah terlanjur cocok dengan Shani. Perempuan yang memiliki sifat lemah lembut, penyabar, dan mau terus mendampingi Zean yang seperti itulah anaknya.
"Aamiin," balas Shani. Tentu dia merasa senang karena mendapat restu dari keluarga Zean.
"Zean lagi ganti baju Ma. Tadi baru aja selesai mandi," kata Cindy setelah menengok Zean.
"Malam-malam kok baru mandi itu anak," heran Mama Zean.
Tak lama Zean datang dengan wajah datarnya. Dia berdiri di samping kursi yang diduduki sang Mama. Seperti enggan untuk duduk. "Kamu ini ditungguin pacarnya malah ga cepet-cepet keluar," omel sang Mama.
"Aku mandi Ma."
"Mandi kok malem-malem. Masuk angin baru tau rasa!"

KAMU SEDANG MEMBACA
HANYA TENTANG KITA II [END]
Fiksi Remaja"Akan aku pastikan cerita kita berakhir Bahagia." _Zean Start : 5 Januari 2024 End : 27 Maret 2024 Revisi : 14 Juli 2024 Selesai : 14 Juli 2024