36

2.1K 252 7
                                    

_HTK_

Zean melaju kencang dengan motor yang dikendarainya. Perasaanya kacau. Jujur dirinya mulai lelah. Permasalahan yang sekarang sering datang silih berganti. Pacarnya yang terlampau cantik membuat dia harus ekstra sabar disaat banyaknya lelaki lain yang mendekati pacarnya. Jika orang asing yang mendekati Shani mungkin Zean masih bisa sabar dalam menghadapi, tetapi kali ini orang masa lalu Shani. Rasanya sakit sekali melihat kedekatan mereka. Zean takut Shani pergi. Namun, jika terus seperti ini, hubungan yang harusnya terasa manis justru bisa menjadi racun untuk mereka. Kepala Zean merasa pening memikirkan hal ini.

Motor Zean yang melaju kencang perlahan memelan dan berhenti di tepi jembatan yang tak terlalu ramai. Zean melepaskan helmnya dan turun dari motor. Dia berjalan ke pembatas jembatan. Memandang dengan kosong ke bawah, melihat air sungai yang berwarna hitam karena gelapnya malam.

"Gua cape."

"Gimana kalau seandainya gua putus sama Shani?" Terlintas dipemikiran Zean seperti itu.

"Nggak nggak! Gua ga bakal putus sama Shani. Setelah permasalahan yang pernah kita hadapi, semua bisa berlalu. Dan untuk yang kali ini pasti bisa juga."

"HAHHHHH!" Zean berteriak frustasi, meluapkan segala keresahannya. Tak peduli jika ada orang yang memandangnya aneh. Zean sekarang berpikir, apa setelah kepergiannya tadi Shani tetap keluar dengan Husen atau hanya berdiam diri di rumah? Dia ingin tau keadaan Shani setelah perdebatan mereka, tapi Zean terlalu gengsi untuk bertanya sekarang.

Ditengah keheningannya, Zean mendengar suara keributan. Dia sontak memperhatikan sekitar mencari tau sumber suara itu. Dari kejauhan terlihat dua orang lelaki yang memukuli seorang lelaki lain. Dua lawan satu. Jika tidak mempunyai kemampuan dalam berbela diri, pasti besar kemungkinan dia akan kalah. Terbukti yang dikeroyok mulai melemah. Zean yang tak tega pun berlari menghampiri, hendak membantu.

"WOI! JANGAN MAIN KEROYOKAN!" sentak Zean. Tatapan mereka beralih menatap Zean. Zean terkejut saat melihat orang yang dikeroyok adalah Vino, teman sekelasnya.

"Wah mau apa Lu?" Salah satu lelaki itu menunjuk marah ke arah Zean.

"Zean bantuin gua tolong, mereka mau begal motor gua," minta Vino memohon.

"DIEM LU!" Bentaknya yang ternyata begal. "Sikat aja sekalian bro," lanjutnya menyuruh temannya.

Temannya mengangguk dan mulai menyerang Zean. Terjadi pertengkaran di sana. Zean memukul dengan keras seperti meluapkan emosi yang sedari tadi dia tahan. Katakanlah pertengkaran ini sebagai pelampiasan emosinya. Jalanan yang sepi membuat tak ada yang menolong mereka. Meskipun beberpa kali ada yang lewat, tapi tak ada yang berani menolong. Pergulatan terus terjadi. Vino juga sudah kembali bangkit, sekuat tenaga melawan kembali salah satu begalnya. Hingga akhirnya kedua begal itu tumbang.

"Diem lu pada di sini! Gua bakal telpon polisi," kata Zean. Mendengar nama polisi disebut, kedua begal itu dengan tertatih berlari pergi dari sana.

Zean mengatur napasnya karena lelah menghajar begal itu. Sekarang dia merasa lelah dan badannya sakit karena beberapa kali mendapat pukulan. Maklum sudah lama tidak gelud. Dia menghampiri Vino yanh terduduk diaspal, sama lelahnya.

"Lu ga papa?" tanya Zean.

"Ga papa. Makasih ya," ucap Vino dengan suara pelan. Dia menunduk tak berani menatap Zean. Dia merasa malu dan bersalah, karena hubungan pertemanan mereka sudah tak sebaik dulu, tapi Zean masih mau membantunya. Padahal Vino juga sudah jahat, sering membuat masalah dengan Zean.

"Lu kenapa lagi? Kok murung gitu," tanya Zean, yang melihat Vino murung. Tak mungkinkan Vino jadi sedih karena ditinggal para begal?

"Zean, makasih banyak lu udah mau bantu gua. Padahal gua udah jahat ke elu. Gua malu sama lo kalau kayak gini," ungkap Vino. Zean tersenyum melihatnya. "Vin, meskipun kita lagi ga baik-baik aja, kalau ketemu orang yang butuh bantuan sebisa mungkin gua bantu. Termasuk kalau orangnya itu lu. Udah diwajibkan juga buat sesama orang itu harus saling membantu," jawab Zean.

"Ya, tapikan gua udah jahat ke elu. Sampe kemarin masuk BK. Gua merasa bersalah sekarang."

"Ga papa Vin, lupain yang kemarin. Dan yang penting sekarang lu udah selamat. Kok lu bisa hampir dibegal sih?"

"Ga tau, gua lewat sini langsung dihadang mereka dan diserang. Untung ada lu," jawab Vino.

"Gua ga sengaja aja ada di sini," kata Zean.

"Sekali lagi gua bilang makasih banyak ke elu ya Zean. Dan juga, gua mau minta maaf ke elu soal semua hal yang udah gua perlakuin ke elu. Gua tau gua salah. Gua udah ga bakal usik lo lagi. Gua ga bakal bikin masalah ke elo lagi. Dan pasti tau kalau gua suka sama kak Shanikan? Gua sekarang dengan sadar relain dia. Kalau dipikir-pikir juga, gua ga bakal bisa sama kak Shani. Jadi sekarang gua ikhlasin dia. Gua akan cari cewe lain aja yang mau sama gua. Gua minta lo jagain kak Shani dengan baik ya? Ya walaupun gua sama kak Shani ga bisa bareng, tapi gua pengen liat dia bahagia. Gua tau bahagianya dia ada di elu. Jadi mulai sekarang kita baikan ya," ungkap Vino dengan serius. Dia sudah lelah terus bertengkar hanya karena seorang perempuan.

Zean merasa senang mendengar kata-kata Vino. Tanpa basa basi dia menjabat uluran tangan Vino, menerima permintaan maaf. "Kita baikan. Gua juga minta maaf atas semua kesalahan yang udah gua perbuat ke elo," balas Zean. Vino tersenyum dan mengangguk. Mereka saling menubrukkan pundak dan tertawa, arti bahwa mereka sudah berbaikan sekarang.












Akhirnya mereka baikan. Selamat sahur smuanya.

Sorry baru up, gw sibuk bangt banyak tugas. Dan gw jg lagi asts.

Btw follow ig wp.ka_des ntar klo gua gabutz, bakal ngasih inpo disana.

Dah gitu aja maap buat typo

HANYA TENTANG KITA II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang