42

4.1K 248 55
                                    

_HTK_

Shani sudah selesai dengan tugas penelitiannya. Dia juga sudah pulang ke rumah. Kini dia sedang berdandan yang cantik dan berpakaian rapi di pagi ini. Padahal kuliah sedang tak ada matkul yang harus diselesaikan hari ini, karena libur. Lantas kemana Shani akan pergi?

"Wah-wah anak Mama udah cantik aja. Mau kemana sayang pagi-pagi seperti ini?" tanya Mama Shani.

"Mau ketemu Zean, Ma."

"Masih ga nyerah ya kamu?"

"Nggak ada kata nyerah. Lagian Zean pacar Shani." Mama Shani tersenyum lemah, ia tau memang Shani belum sepenuhnya rela akan akhir dari hubungannya dengan Zean.

"Semangat ya Shan."

"Pastinya Mah. Shani pergi dulu ya, oh iya sekalian bilangin Papa kalau Shani pinjem mobil hehe...."

"Iya Mama bilangin." Shani memasukkan ponsel ke dalam tasnya. Kemudian keluar dari kamar diikuti Mamanya.

Diperjalanan Shani mendengarkan lagi yang membuat moodnya bagus. Dia harus menyiapkan diri agar saat bertemu dengan Zean dia bisa tampil maksimal. Hari ini libur, pasti Zean berada di rumah sekarang. Shani tersenyum sendiri ketika skenario indah dia bayangkan saat bersama dengan Zean nantinya. Dia semakin tak sabar untuk bisa segera sampai.

Beberapa menit kemudian, mobil Shani berhenti di depan rumah Zean. Dia dengan semangat turun dari mobil. Kemudian memencet bel rumah. Sudah beberapa kali dua menekan bel, tapi tak ada jawaban. "Pada kemana sih?" bingung Shani. Saat mengintip ke dalam, ternyata pagar rumah Zean tergembok. Kening Shani berkerut bingung.

"Apa mereka keluar?" Shani ingin menghubungi Zean, tapi tak bisa. Karena kontaknya diblokir oleh Zean. Menyedihkan memang. Lantas dia terpikir untuk menghubungi Mama Zean. Namun, sama saja hasilnya tak ada jawaban. Entah mengapa keluarga Zean kompak tak aktif ponselnya. Shani menjadi bingung harus bertanya pada siapa lagi. Dia ingin bertemu dengan Zean sekarang.

"Permisi mbak, cari siapa?" Ibuk-ibuk komplek yang membawa sekantung kresek belanjaan menghampiri Shani di sana.

"Buk saya mau tanya, Zean dan keluarga kemana ya? Ibuk ada tau mereka keluar pagi ini?" tanya Shani.

"Loh mbaknya ga tau ya? Subuh-subuh tadi mereka pergi mbak. Keluarga nak Zean sudah pindah, katanya ada kerjaan yang mengharuskan mereka pindah."

Bak disambar petir dipagi hari Shani mendengar informasi ini. Dia tak tau sama sekali tentang perpindahan Zean. "I-ibuk serius? Pindah kemana buk?"

"Keluar kota katanya mbak. Saya ga tau tepatnya dimana, hanya itu yang saya tau. Saya permisi ya mbak."

Air mata Shani tak tertahankan lagi. Dia kembali menangis. Tak menyangka dia harus berpisah jauh dengan Zean pada akhirnya. Apa memang mereka berdua sudah tak bisa lagi bersama? Tapi kenapa? Mengapa takdir tak adil? Mengapa tak ada yang memihak mereka untuk kembali bersama?

"Aku ga mau pisah sama Zean," kata Shani disela tangisnya.

"Zean tolong kembali."

_HTK_

ZEAN POV

Mataku menatap lahan yang nampak hijau banyak akan pohon dan tumbuh-tumbuhan. Tanganku menopang dagu, bersandar pada kaca mobil. Menatap redup pada keindahan ini yang seperti terasa kurang. Separuh jiwaku seperti tertinggal. Maaf terkesan berlebihan, tapi itulah yang aku rasakan.

HANYA TENTANG KITA II [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang